Logo PASPI Indonesia 2023 | W-BG
Back to Top
Rating & Comment

Bioavtur Kelapa Sawit, Inovasi Energi Terbarukan (2023) - PASPI Archived Post

Bagikan Berita

Bioavtur kelapa sawit memiliki sejumlah keunggulan seperti rendah emisi, tidak perlu infrastruktur baru dan mengubah engine karena unsur karbon bioavtur cocok dengan mesin pesawat terbang

Energi saat ini menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Sejak bergulirnya isu bahan bakar fosil dan minyak bumi yang terus menipis dan meningkatnya emisi karbon yang dihasilkan dari energi fosil, banyak negara termasuk Indonesia melakukan pengembangan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi.

Salah satu energi terbarukan yang dikembangkan di Indonesia adalah Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil untuk mengurangi ketergantungan sumber energi fosil. Penggunaan BBN juga menjadi upaya yang didorong pemerintah dalam menjaga stabilitas energi nasional yang sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mencapai bauran energi pada tahun 2025 serta sebagai bagian dari komitmen Indonesia dalam pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC).

Inovasi Energi Terbarukan dari Industri sawit

Industri sawit melalui hilirisasi produk sawit berkontribusi sebagai feedstock biofuel (BBN). Setelah berhasil mengembangkan biodiesel sawit, Indonesia masih terus berinovasi menghasilkan BBN berbasis sawit lainnya. Ditemukannya katalis merah putih juga menjadi harapan besar untuk pengembangan inovasi BBN lainnya yaitu produk green fuel atau biohidrokarbon (green diesel, green gasoline dan green avtur) sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia.

bioavtur kelapa sawit

Uji Coba Bioavtur Kelapa Sawit

Progres pengembangan green fuel sawit relatif signifikan dan cepat. Pada tahun 2020, Pertamina melakukan uji coba produksi dengan mengolah minyak sawit menjadi green diesel (D-100) di Kilang Dumai dengan volume produksi 1000 barel dan juga telah melakukan uji coba performa. Uji coba produksi co-processing bensin sawit (green gasoline) juga telah dilakukan di Kilang Plaju dan Kilang Cilacap. Kabar terbaru menyebutkan bahwa tidak lama lagi bensin sawit yang dihasilkan oleh pabrik IVO berbasis sawit rakyat siap untuk digunakan di seluruh mobil dinas Pemkab Muba.

Sementara itu, uji coba produksi (co-processing) green avtur di Kilang Cilacap dilakukan pada akhir tahun 2020. Terdapat perbedaan antara bahan baku produk green fuel sawit ini, dimana green diesel dan green gasoline dihasilkan dari minyak sawit (RBDPO), sementara bahan baku green avtur adalah minyak inti sawit (RBDPKO). Setelah dilakukan uji produksi, green avtur berbasis minyak sawit kemudian memasuki tahap uji performa pada pesawat yang menggunakan bahan bakar green avtur berbasis minyak sawit atau Bioavtur.

Untuk melihat bagaimana kinerja bioavtur kelapa sawit maka dilakukan sejumlah pengujian, yaitu dua kali uji statik di test-cell milik PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia pada mesin CFM56-3 yang menggunakan bahan bakar avtur Jet A1 dan Bioavtur (J2.0 dan J2.4). Dari pengujian tersebut menunjukan bahwa performa mesin yang menggunakan bioavtur memberikan korelasi yang sama dengan menggunakan avtur Jet A1.

Pada tanggal 6 September 2021, dilakukan ground test pada pesawat CN235-220 Flying Test Bed (FTB) yang menggunakan bahan bakar Bioavtur J.24 sebagai bahan bakar untuk pesawat yang terdiri dari campuran dari 2.4 persen minyak inti sawit (RBDPKO) yang telah diolah dengan menggunakan katalis.

Ground test tersebut dipimpin oleh Captain Adi Budi dari Apron Hanggar Aircraft Services PTDI selama 20 menit. Dengan durasi tes tersebut, bioavtur yang habis sebanyak 50 liter. Hasil uji tes menunjukkan semua dalam keadaan normal dan masuk ke dalam limitasi tidak ada engine surge atau flameout. Penggunaan bioavtur ini juga tidak menimbulkan masalah maupun indikasi terjadinya kontaminasi pada mesin baik pada uji kekuatan pertama kali dengan flight idle hingga maksimum power dan tekanan maksimum. Ground test merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan flight test.


Keunggulan Bioavtur Kelapa Sawit

Seperti yang disampaikan oleh Iman Kartolaksono Reksowardojo yang juga Dosen ITB, mengungkapkan bahwa bioavtur kelapa sawit memiliki sejumlah keunggulan seperti rendah emisi, tidak perlu infrastruktur baru dan mengubah engine karena unsur karbon bioavtur cocok dengan mesin pesawat terbang. Selain itu, pengguna bioavtur juga tidak perlu melakukan perawatan khusus melainkan diperiksa berkala seperti biasanya saja.


Kesimpulan

Dengan hasil uji ground test pada pesawat yang menggunakan bahan bakar green avtur atau Bioavtur kelapa sawit yang menunjukkan hasil yang cukup baik, memberikan optimistik bagi Indonesia dalam rangka mengurangi impor avtur fosil serta mewujudkan ketahanan energi berbasis energi yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Diharapkan hasil pengujian lainya seperti flight test dengan menggunakan bahan bakar bioavtur kelapa sawit ini juga menunjukkan hasil performa yang baik sehingga dapat segera diproduksi secara komersil.

Bagikan Berita
5 1 vote
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Rihhadatul
Rihhadatul
17/03/2023 12:18 AM
Berikan Rating Untuk Artikel Ini :
     

Mantapp semogaa… pemanfaatan minyak sawit indonesia semakin berkmbang…

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x