Logo PASPI Indonesia 2023 | W-BG
Back to Top
Rating & Comment

Pernah Coba Rendang Sawit yang Sehat? 2023

Bagikan Berita

Rendang Sawit menggunakan krimer dari minyak sawit lebih sehat dan enak

Siapa yang tidak kenal rendang?. Menu olahan daging dengan bumbu rempah-rempah yang sangat kuat dan khas ini menjadi salah satu masakan tradisional dari daerah Minangkabau Provinsi Sumatera Barat.

Selain dikenal karena rasanya yang otentik dan khas, rendang juga memiliki makna budaya yang cukup dalam khususnya dalam tatanan masyarakat Minangkabau yang menggambarkan musyawarah dan mufakat. Empat bahan utama rendang melambang memiliki filosofi yaitu dagiang (daging sapi) melambangkan niniak mamak (para pemimpin suku adat), karambia (kelapa) melambangkan cadiak pandai (kaum intelektual), lado (cabai) melambangkan alim ulama yang tegas mengajarkan syariat agama, dan pemasak (bumbu) melambangkan keseluruhan masyarakat.

Dalamnya filosofi pada masakan rendang menjadikan menu ini sebagai hidangan utama yang istimewa disajikan dalam setiap perayaan adat, acara pernikahan/khitanan atau menyambut tamu kehormatan. Namun saat ini, seluruh masyarakat Indonesia dapat dengan mudah menikmati menu rendang di restoran masakan padang atau juga menjadi menu masakan ketika hari besar keagamaan seperti Idul Fitri.

Popularitas rendang sebagai makanan yang enak tidak hanya diketahui oleh masyarakat Indonesia atau masyarakat di negara serumpun seperti Malaysia atau Singapura, tetapi popularitasnya juga semakin dikenal luas di dunia internasional. Bahkan CNN Internasional menjadikan rendang sebagai masakan terlezat di dunia pada peringkat pertama dalam World’s 50 Most Delicious Foods pada tahun 2011. Rendang juga menjadi juara bertahan dengan menduduki posisi pertama sebagai makanan terenak di dunia selama 8 tahun berturut-turut.

Penobatan rendang sebagai makanan terenak di dunia sangat tepat. Cita rasa yang otentik dengan perpaduan rasa gurih, asin, dan pedas serta tekstur daging yang empuk diperoleh dari proses memasak yang membutuhkan waktu berjam-jam dengan proses pemanasan yang berulang-ulang menggunakan santan hingga kering sehingga menyisakan potongan daging berwarna hitam pekat.


Efek Bahaya Konsumsi Rendang Berlebihan

Namun dibalik kelezatannya, mengkonsumsi rendang yang notabenenya merupakan makanan bersantan terlalu sering akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Dilansir pada media kesehatan online Halodoc.com menyebutkan bahwa konsumsi santan  yang berlebih (seperti pada rendang) akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke ringan, asam lambung meningkat dan kolesterol.

Oleh karena itu, muncul inovasi kreasi baru dengan menggunakan krimer sebagai pengganti santan dalam proses pembuatan rendang sawit.  Krimer (non-dairy creamer) memiliki komponen utama berupa serat pangan dan lemak nabati serta diklaim dapat membantu menyehatkan pencernaan dan dianggap lebih sehat dibandingkan santan murni yang lebih banyak mengandung lemak atau gula. Artinya penggunaan krimer yang diklaim dapat menggantikan santan sehingga lebih sehat karena rendah lemak dan tinggi serat, namun tidak merubah rasa otentik rendang.


Krimer Nabati untuk Rendang Sawit

Krimer nabati memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan baku, diantaranya adalah minyak kelapa (coconut oil) dan minyak sawit (khususnya minyak inti sawit/palm kernel oil). Dibandingkan minyak kelapa, krimer dari minyak sawit memiliki beberapa keunggulan seperti lebih tahan lama dan tidak berbau apek jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, minyak sawit juga dianggap lebih kompetitif karena harganya lebih murah sehingga berimplikasi pada harga produk krimer yang lebih terjangkau. Hal ini menunjukkan bahwa krimer berbasis minyak inti sawit lebih digemari oleh industri dan konsumen. Produk krimer non susu terbaik didapatkan dari kombinasi palm olein-palm kernel oil, palm oil-palm super olein, dan palm kernel oil-palm super olein.

Inovasi rendang sawit ini juga kembali diperbincangkan pada Webinar yang digagas oleh Majalah Sawit Indonesia oleh salah satu narasumbernya yaitu Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali yang merupakan guru besar di IPB. Dalam webinar tersebut, guru besar IPB tersebut menceritakan penggunaan krimer sawit untuk menghemat waktu proses pembuatan rendang sawit, dimana waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 45 menit. Selain itu juga, penggunaan krimer sawit untuk rendang sawit juga untuk mengurangi bau kelapa (santan) pada rendang yang tidak disukai konsumen khususnya konsumen global.

Hasil inovasi rendang sawit karya Prof. Erliza pun dibawa pada pameran di Toronto, Kanada yang kemudian ada importir yang tertarik untuk berbisnis bumbu rendang sawit tersebut. Saat ini, bumbu tersebut telah dijual di Amazon untuk pasar Kanada dan Amerika.

Penggunaan produk berbasis minyak sawit pada krimer yang digunakan dalam proses pembuatan rendang sawit akan semakin mengokohkan identitas bangsa Indonesia dalam menu masakannya. Hal ini dikarenakan Indonesia dikenal sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia yang juga dalam hal ini dikenal sebagai negara dengan masakan terlezat di dunia. Tidak hanya itu, penggunaan krimer sawit menjadi rendang sawit juga diklaim lebih sehat dengan tidak merubah rasa rendang itu sendiri. 

Bagikan Berita
0 0 votes
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x