Logo PASPI Indonesia 2023 | W-BG
Jurnal Kelapa Sawit dan Hilirisasi (2023)

Jurnal Kelapa Sawit dan Hilirisasi (2023)

JOURNAL AUTHOR

Dr. ir. tungkot sipayung

Executive Director at PASPI

Dr. Ir. Tungkot Sipayung is a seasoned professional in the palm oil industry with over 23 years of experience. Currently serving as Executive Director of PASPI, he is a recognized leader and expert in the development of agribusiness strategies. Under his leadership, PASPI continues to drive growth, innovation, and sustainability in the industry.

Share

Poin-Poin Utama Isu Sawit dan Hilirisasi

  1. Hilirisasi dalam Industri Sawit: Hilirisasi adalah program yang bertujuan untuk mengoptimalkan produk bahan mentah menjadi barang yang lebih bernilai bagi konsumen. Industri kelapa sawit telah menerapkan program hilirisasi untuk mengubah produk bahan mentah kelapa sawit menjadi produk bernilai tinggi yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.
  2. Perubahan Komposisi Ekspor: terjadi perubahan komposisi ekspor minyak kelapa sawit Indonesia akibat hilirisasi. Pada tahun 2010, komposisi ekspor masih didominasi oleh produk bahan mentah seperti Crude Palm Oil (CPO), tetapi pada tahun 2020, dominasi ini berpindah ke Processed Palm Oil.
  3. Peningkatan Nilai Ekspor: Nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia mengalami peningkatan selama periode 2010-2020, menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.
  4. Perkembangan Produksi Minyak Kelapa dan Sawit: Produksi minyak kelapa dan sawit mengalami pertumbuhan dalam beberapa dekade terakhir. Produksi minyak sawit meningkat secara dramatis dari sekitar 0.72 juta ton pada tahun 1980 menjadi sekitar 49 juta ton pada tahun 2020.
  5. Konsumsi Minyak Goreng: Konsumsi minyak goreng di Indonesia meningkat lebih dari 4 kali lipat selama periode 1980-2020, dengan pergeseran dominasi dari minyak kelapa menjadi minyak sawit.
  6. Potensi Vitamin A dan E dari Sawit: Minyak sawit memiliki potensi besar sebagai sumber vitamin A dan E. Kandungan vitamin A dan E dalam minyak sawit dapat menjadi solusi untuk mengurangi impor vitamin dan meningkatkan ketahanan pangan.
  7. Pengembangan Oleokimia: Oleokimia dasar, seperti asam lemak, alkohol lemak, dan ester metil, telah mengalami pertumbuhan dalam kapasitas produksi dan konsumsi di Indonesia. Ini mencerminkan kontribusi hilirisasi dalam mengembangkan industri lebih lanjut.
  8. Impor Petrokimia dan Produksi Gula: Data tentang impor bahan baku dan produk petrokimia, serta perkembangan produksi dan konsumsi gula di Indonesia. Data menyoroti tantangan dan peluang dalam pengembangan industri yang lebih berkelanjutan.
  9. Kontribusi Kelapa Sawit dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Industri kelapa sawit berperan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), termasuk peningkatan pendapatan, kesempatan kerja, dan pemerataan ekonomi.
  10. Potensi Gula Merah Sawit: Perkebunan sawit memiliki potensi untuk menjadi sumber gula merah, yang dapat berkontribusi pada swasembada gula di Indonesia.
Daftar Isi
 [hide]

Data Perubahan Komposisi Ekspor Minyak Sawit Indonesia Akibat Hilirisasi

sawit dan hilirisasi
Gambar 1.  Perubahan Komposisi Ekspor Minyak Sawit Indonesia Akibat Hilirisasi Periode Tahun 2011-2020 (Sumber : ITC Trademap, 2010 dan BPS, 2020-diolah)
  1. Dengan diimplementasikannya berbagai instrumen kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan hilirisasi minyak sawit, telah berhasil membawa perubahan komposisi ekspor minyak sawit Indonesia.
  2. Pada tahun 2010, komposisi ekspor minyak sawit Indonesia masih didominasi kelompok produk bahan mentah yakni Crude Palm Oil dengan pangsa sebesar 57 persen.
  3. Perubahan komposisi ekspor minyak sawit Indonesia tahun 2020 didominasi oleh kelompok Processed Palm Oil dengan pangsa sebesar 67 persen.
  4. Pangsa ekspor kelompok produk bahan mentah hanya sebesar 22 persen.

Data Perkembangan Nilai Ekspor Produk Sawit

Figure 2. Development of Indonesian Palm Oil Product Export Value in 2010 2020
Gambar 2. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Sawit Indonesia 2010-2020 (Sumber : BPS, GAPKI diolah)
  1. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia selama periode tahun 2010-2020 cenderung fluktuatif namun trennya menunjukkan peningkatan.
  2. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia tahun 2010 sekitar USD 16.3 miliar dan mengalami peningkatan sebesar 40 persen dalam kurun waktu 10 tahun kemudian sehingga nilai ekspornya menjadi USD 22.9 miliar pada tahun 2020.

Data Perkembangan Produksi Minyak Kelapa dan Minyak Sawit

Figure 1. The Growth of Coconut Oil and Palm Oil Industry in Indonesia in 1980 2020
Gambar 3. Perkembangan Produksi Minyak Kelapa dan Minyak Sawit di Indonesia Tahun 1980-2020 (Sumber : Kementerian Pertanian, 2019)
  1. Dalam 40 tahun terakhir, produksi Coconut Oil meningkat dari 1.6 juta ton tahun 1980, meningkat menjadi sekitar 3 juta ton tahun 2000, dan sedikit mengalami penurunan menjadi sekitar 2.8 juta ton tahun 2020.
  2. Produksi minyak sawit meningkat dari sekitar 0.72 juta ton tahun 1980, meningkat menjadi sekitar 7 juta ton tahun 2000, dan melompat menjadi sekitar 49 juta ton tahun 2020.
  3. Selama 40 tahun, produksi minyak sawit Indonesia meningkat 70 kali lipat, sementara produksi minyak kelapa meningkat 1.2 kali.

Data Konsumsi Minyak Goreng Indonesia

Figure 2. The Cooking Oil Consumption in Indonesia in 1980 2020 period
Gambar 4. Konsumsi Minyak Goreng (Kg/kapita) di Indonesia Tahun 1980-2020 (Sumber : Kementerian Pertanian, BPS)
  1. Konsumsi per kapita minyak goreng di Indonesia mengalami peningkatan lebih dari 4 kali lipat yakni dari sekitar 5.2 Kg/kapita tahun 1980 menjadi 10.7 Kg/kapita tahun 2000 dan terus meningkat menjadi 19.7 Kg/kapita tahun 2020.
  2. Peningkatan konsumsi per kapita minyak goreng dipengaruhi berbagai variabel.

Data Konsumsi Minyak Goreng Indonesia

Figure 3. Changes in the Share of Coconut Cooking Oil and Palm Cooking Oil in Indonesian Cooking Oil Consumption
Gambar 5. Perubahan Pangsa Minyak Goreng Kelapa dan Minyak Goreng Sawit Dalam Konsumsi Minyak Goreng Nasional (Sumber: Kementerian Pertanian, BPS)
  1. Pada tahun 1980, pangsa minyak goreng kelapa masih terbesar yakni 80 persen dari total konsumsi minyak goreng nasional.
  2. Seiring dengan peningkatan ketersediaan minyak sawit nasional yang makin melimpah, produksi dan konsumsi minyak goreng juga bergeser dari dominasi minyak goreng kelapa menjadi minyak goreng sawit.
  3. pada tahun 2000, sekitar 85 persen dari konsumsi minyak goreng nasional disumbang oleh minyak goreng sawit. Sedangkan pangsa minyak goreng kelapa turun drastis menjadi hanya sekitar 7 persen.

Data Potensi Produksi Vitamin A dan E dari Sawit

Tabel 1. Potensi Produksi Vitamin A dan E dari Perkebunan Sawit Indonesia

UraianTon
Produksi minyak sawit (juta)45
Potensi Vitamin A (ribu)*27
Potensi Vitamin E (ribu)*61.5
Sumber : *Kumar & Krisha, 2014
  1. Berdasarkan studi Kumar and Krishna (2014) menyebutkan bahwa kandungan Vitamin A (beta-carotene) pada minyak sawit sekitar 569 ppm, sedangkan kandungan vitamin E (tocopherol, tocotrienols) mencapai sekitar 1367 ppm.
  2. Dengan produksi minyak sawit Indonesia tahun 2020 sekitar 45 juta ton CPO, maka potensi produksi vitamin A dari minyak sawit mencapai 22.5 ribu ton.
  3. Potensi produksi vitamin E mencapai 61.5 ribu ton.

Data Perkembangan Volume dan Nilai Impor Vitamin A Indonesia

Figure 1. Development of Indonesias Vitamin A Import Volume and Value in 2001 2020
Gambar 6.  Perkembangan Volume dan Nilai Impor Vitamin A Indonesia Tahun 2001-2020
  1. Untuk memenuhi besarnya kebutuhan Vitamin A, Indonesia harus mengimpor produk tersebut dari berbagai negara.
  2. Volume produk Vitamin A dan turunannya (HS 29362100) yang diimpor Indonesia sebesar 227 ton tahun 2001 dan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat menjadi 517 ton tahun 2020.

Data Perkembangan Volume dan Nilai Impor Vitamin E Indonesia

Figure 2. Development of Volume and Value of Imports of Vitamin E and Its Derivatives from Indonesia 2001 2020
Gambar 7. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Vitamin E dan Turunannya Indonesia Tahun 2001-2020
  1. Untuk memenuhi besarnya kebutuhan Vitamin E, Indonesia harus mengimpor produk tersebut dari berbagai negara.
  2. Indonesia juga mengimpor vitamin E dan produk turunannya dengan volume yang mengalami peningkatan dari hanya 352 ton tahun 2001 menjadi 2542 ton tahun 2020 atau meningkat lebih dari 8 kali lipat pada periode tersebut.

Data Kapasitas Produksi Oleokimia Dasar Indonesia

Tabel 2. Kapasitas Produksi Oleokimia Dasar Indonesia Tahun 2016-2020 (Juta Ton)

Deskripsi20162017201820192020
Fatty Acid4.374.474.474.554.55
Fatty Alcohol1.962.122.122.122.12
Glycerol0.860.880.880.880.88
Methyl Ester10.9011.5511.5511.6212.38
Sumber: Kemenperin, 2021; Apolin, 2020
  1. Kapasitas produksi oleokimia dasar Indonesia mencapai 19.93 juta ton per tahun.
  2. Dalam periode 2016-2020, industri oleokimia dasar mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dari segi jumlah perusahaan mengalami peningkatan dari 19 perusahaan menjadi 21 perusahaan.
  3. Total kapasitas produksi industri oleokimia dasar berbasis sawit juga mengalami peningkatan dari 18 juta ton menjadi hampir 20 juta ton.
  4. Jika dirinci, hampir semua jenis oleokimia dasar mengalami pertumbuhan kapasitas produksi dan pertumbuhan yang relatif cepat terjadi pada industri methyl ester.

Data Produksi Oleokimia Dasar Indonesia

Tabel 3. Produksi Oleokimia Dasar Indonesia Tahun 2014-2020 (Juta Ton)

Deskripsi2014201620182020*
Fatty Acid2.021.811.801.85
Fatty Alcohol1.960.970.921.50
Glycerol0.960.700.940.98
Methyl Ester2.883.175.238.59
Sumber : BPS (Ket : *) estimasi)
  1. Meski pernah mengalami penurunan produksi pada periode 2014-2016, namun total produksi oleokimia dasar meningkat dari 6.6 juta ton menjadi 12.9 juta ton dalam periode 2016-2020.
  2. Pertumbuhan yang impresif terjadi pada produksi methyl ester meningkat dari sekitar 3 juta ton menjadi 8.59 juta ton.
  3. Pertumbuhan industri oleokimia tersebut tidak dapat terlepas dari ekosistem hilirisasi sawit yang dibangun Pemerintah Indonesia sejak tahun 2011.

Data Volume Impor Bahan Baku dan Produk Petrokimia Indonesia

Figure 1. The Import Volume of Raw Materials and Petrochemical Products Surfactants And Plastics into Indonesia in 2010 2020
Gambar 8. Volume Impor Bahan Baku dan Produk Petrokimia (Surfaktan dan Plastik) di Indonesia Tahun 2010-2020 (Sumber: ITC Trademap, 2021)
  1. Volume impor petrokimia terbesar adalah bahan baku dan produk plastik (petroplastik).
  2. Volume impor Indonesia untuk bahan baku dan produk petro plastik meningkat dua kali lipat selama tahun 2010-2018 yakni dari sekitar 1.9 juta ton menjadi 4 juta ton.
  3. Impor petroplastik ini telah menimbulkan masalah ekologis yang serius yakni sampah plastik telah mencemari perairan di Indonesia.

Data Perkembangan Produksi dan Konsumsi Domestik Gula di Indonesia

Perkembangan Produksi dan Konsumsi Domestik Gula di Indonesia
Gambar 9. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Domestik Gula di Indonesia (Sumber : USDA)
  1. Pada tahun 2000, konsumsi domestik gula di Indonesia mencapai 3.3 juta ton dan mengalami peningkatan menjadi 4.7 juta ton pada tahun 2010.
  2. Tingkat konsumsi gula ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai 6.4 juta ton pada tahun 2018 dan diproyeksikan akan terus bertambah setiap tahunnya.
  3. Produksi gula tebu di Indonesia hanya 1.69 juta ton pada tahun 2000 dan mengalami peningkatan menjadi 2.10 juta ton pada tahun 2018.
  4. Data produksi gula tersebut menunjukkan bahwa produksi domestik tidak dapat memenuhi konsumsi gula domestik. 

Data Perkembangan Nilai dan Volume Impor Gula Indonesia

Perkembangan Nilai dan Volume Impor Gula HS 1701 Indonesia
Gambar 10. Perkembangan Nilai dan Volume Impor Gula (HS 1701) Indonesia (Sumber : ITC TradeMap)
  1. Total nilai impor gula Indonesia sebesar USD 8.75 miliar dengan tren yang mengalami peningkatan ditunjukkan dengan laju sebesar 1.75 persen per tahun selama periode tahun 2013-2017.
  2. Total volume impor gula Indonesia pada periode yang sama sebesar 18.64 juta ton dengan rata-rata volume per tahun sebesar 3.73 juta ton.
  3. Peningkatan nilai impor gula terbesar terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 66% sehingga nilainya menjadi USD 2.09 miliar dengan volume impor sebesar 4.76 juta ton.
  4. Pada tahun 2017, nilai impor gula kembali mengalami peningkatan sehingga nilainya sebesar USD 2.35 miliar namun volume impor mengalami penurunan menjadi 4.20 juta ton.

Data Perkembangan Produksi dan Konsumsi Domestik Gula di Indonesia

Kebutuhan Gula Indonesia
Gambar 11. Kebutuhan Gula Indonesia : Tanpa Subsitusi Gula Merah Sawit vs Dengan Subsitusi Gula Merah Sawit
  1. Setiap batang pohon sawit diperkirakan akan menghasilkan 5.5 liter air nira selama 30 hari. Setelah dihitung, maka produksi gula merah sawit adalah 6.84 ton/hektar replanting.
  2. Jika luasan replanting sawit Indonesia sekitar 572 ribu hektar per tahun, maka produksi gula merah per tahun dapat mencapai 3.9 juta ton/tahun.
  3. Potensi pengembangan gula merah sawit tersebut dapat dijadikan bagian dari upaya mewujudkan swasembada gula.

Data Perbandingan Kandungan Vitamin A Minyak Sawit

Tabel 4. Perbandingan Kandungan Vitamin A (Setara Retinol) Minyak Sawit Dibandingkan Bahan Lainnya

Bahan Panganmg Setara
Retinol/100 g (edible)
Jeruk21
Pisang50
Tomat130
Wortel400
Minyak Sawit Kasar (CPO)6.700
Sumber: Hariyadi (2010)
  1. Salah satu sumber daya lokal yang memiliki potensi kandungan vitamin A atau pro-vitamin A yang besar dengan ketersediaan yang melimpah adalah minyak sawit.
  2. Minyak sawit merupakan richest source of natural carotenoid dengan kandungan β-karoten yang besar (Nagendran et al., 2000; Dauqan et al., 2011).  
  3. Bahkan secara ekuivalen kandungan vitamin A nya lebih besar dibandingkan sumber lain seperti jeruk, pisang, tomat dan wortel.

Jurnal Terkait Sawit dan Hilirisasi

Hilirisasi Dan Perubahan Komposisi Ekspor Minyak Sawit Indonesia (13/2021)

hilirisasi sawit di Indonesia telah berhasil mendorong pengembangan industri hilir sawit, memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen produk olahan sawit terbesar di dunia, serta memberikan kontribusi besar pada nilai ekspor produk sawit. Hal ini juga dapat menjadi salah satu cara dalam mencapai tujuan-tujuan Sustainable Development Goals terkait dalam pertumbuhan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan pemerataan ekonomi.


Minyak Goreng Sawit Dalam Perubahan Konsumsi Minyak Goreng Di Indonesia (25/2021)

Dalam platform Sustainable Development Goals (SDGs), isu pangan menjadi isu yang penting karena termuat dalam SDGs-2 dan juga berkaitan erat dengan SDGs-3. Minyak sawit telah menunjukkan kontribusinya sebagai bagian dari penyediaan bahan pangan (feeding the world).
Tidak hanya itu, produk pangan berbasis sawit salah satunya minyak goreng juga menjadi bagian
dietary penting bagi masyarakat Indonesia yang juga turut berkontribusi ketahanan pangan
nasional.

Dalam 40 tahun terakhir, industri sawit telah berkontribusi membawa perubahan besar pada
industri minyak goreng di Indonesia. Peningkatan produksi minyak sawit yang cepat dan massif
sehingga turut merubah pola industri minyak goreng yang awalnya berbasis minyak kelapa (coconut based cooking oil industry) menjadi industri minyak goreng sawit (palm oil based cooking oil).

Hal ini berimplikasi pada peningkatan konsumsi minyak goreng per kapita meningkat 4 kali lipat, dimana sebagian besar merupakan minyak goreng sawit.


Kebun Sawit “Lumbung” Vitamin A Dan Vitamin E (29/2021)

Dalam rangka mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor Vitamin A dan E, perkebunan sawit Indonesia memiliki potensi besar sebagai sumber Vitamin A dan E. Dalam hal ini, diperlukan strategi substitusi impor yang tepat agar Indonesia dapat memanen Vitamin A dan E dari perkebunan sawit Indonesia dan mengembangkan teknologi pemanenan dari proses pengolahan minyak sawit


Oleokimia Dalam Industri Hilir Sawit Indonesia (36/2021)

Oleokimia sawit memiliki potensi besar sebagai subsitusi petrokimia berbasis minyak fosil yang diimpor dan memberikan manfaat ekonomi dan ekologi bagi Indonesia dan dunia.


Potensi Gula Merah Sawit Untuk Swasembada Gula Indonesia (8/2019)

Indonesia perlu mengembangkan alternatif produk baru untuk mencapai swasembada gula, di mana gula merah sawit menjadi salah satu pilihan alternatif yang menjanjikan.


Potensi Penyediaan Pro-Vitamin A Berbasis Minyak Sawit (40/2019)

Impor Vitamin A dan turunannya di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan sebagian besar berasal dari Jerman dan Swiss. Implementasi SNI 7709:2019 akan meningkatkan kebutuhan Vitamin A di masa depan, namun impor yang terus bergantung pada produsen kartel internasional dapat mengganggu ketahanan pangan dan ekonomi nasional Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan produksi vitamin A dalam negeri melalui pengolahan minyak sawit menjadi VRPO yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pengembangan produksi vitamin A dalam negeri dapat meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi nasional serta meningkatkan kedaulatan Indonesia dalam penyediaan minyak goreng


Wajah Baru Industri Minyak Goreng Nasional Tahun 2020 (45/2019)

Industri Minyak Goreng Sawit memiliki peran strategis di Indonesia. Pemerintah menerapkan kebijakan SNI dan Wajib Kemasan untuk meningkatkan kualitas produk. Implementasi tertunda hingga 1 Januari 2020. Terdapat potensi masalah dari implementasi kedua kebijakan ini. Dibutuhkan upaya mitigasi/antisipasi. Implementasi memerlukan masa transisi dan pembenahan. Diharapkan memberikan manfaat yang lebih besar bagi konsumen dan produsen minyak goreng sawit di Indonesia.


Permasalahan Fortifikasi Vitamin A Minyak Goreng Sawit (44/2018)

Pemerintah telah merencanakan kebijakan fortifikasi MGS dengan vitamin A sejak 2012 melalui SNI 7709. Fortifikasi vitamin A dianggap tepat untuk mengatasi kekurangan vitamin A di Indonesia karena dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Namun, produsen MGS menganggap ada beberapa permasalahan yang akan diakibatkan fortifikasi vitamin A yang bersifat wajib. Oleh karena itu, pengawasan pemerintah terhadap ketersediaan fortifikan vitamin A sintetis dan implementasi rekomendasi produsen MGS perlu dilakukan.


Strategi Dan Kebijakan Pengembangan Industri Hilir Minyak Sawit Indonesia (18/2017)

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan dukungan kebijakan yang signifikan untuk mempercepat hilirisasi industri minyak sawit. Melalui tiga jalur hilirasasi yakni Oleofood, oleochemical, dan biofuel complex, Indonesia berharap dapat meningkatkan nilai tambah produk dan mendukung pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia maju pada 2045


Kemajuan Hilirisasi Minyak Sawit Indonesia (19/2017)

  • Konsumsi CPO domestik meningkat dari 7,8 juta ton menjadi 13,5 juta ton dalam periode 2011-2016.
  • Hilirisasi minyak sawit juga tercermin dari produksi industri hilir: produksi olein sebesar 25 juta ton, produksi oleokimia sebesar 3,4 juta ton, dan produksi biodiesel sebesar 2,9 juta ton pada tahun 2016.
  • Hilirisasi minyak sawit telah berhasil memperbaiki komposisi ekspor minyak sawit Indonesia dari dominasi minyak sawit mentah menjadi dominasi minyak sawit olahan.
  • Pada tahun 2016, sekitar 78 persen ekspor minyak sawit Indonesia sudah dalam bentuk minyak sawit olahan.
  • Keberhasilan hilirisasi minyak sawit di dalam negeri juga ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap industri olein, industri oleokimia, detergen, dan industri biodiesel.
  • Tahun 2016, produksi biodiesel mencapai 2,9 juta ton yang menunjukkan potensi besar dalam pengembangan industri biodiesel Indonesia.
  • Minyak sawit olahan menjadi dominan dalam ekspor minyak sawit Indonesia pada tahun 2016, menggantikan dominasi minyak sawit mentah.

Hilirisasi Minyak Sawit Domestik Merubah Dari Raja Cpo Menjadi Raja Produk Hilir (9/2016)

  • Transformasi industri sawit Indonesia memerlukan tiga jalur hilirisasi domestik: Oleopangan, Oleokimia, dan Biofuel.
  • Ketiga jalur tersebut ditempatkan dalam kerangka strategi industrialisasi yang mengkombinasikan Promosi Ekspor dan Substitusi Impor.
  • Kebijakan pemerintah perlu mendukung hilirisasi, termasuk Perbaikan Kemudahan dan Efisiensi Perizinan, Peningkatan dan Penyediaan Kualitas Infrastruktur, serta Penurunan Suku Bunga Kredit.
  • Kombinasi kebijakan tersebut akan mempercepat hilirisasi dan menguntungkan produsen TBS/CPO, pelaku hilir, konsumen, dan pemerintah.

FAQs

Apa itu program Hilirisasi dalam Industri Kelapa Sawit?

Bagaimana perubahan komposisi ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terjadi akibat hilirisasi?

Bagaimana perkembangan produksi minyak kelapa dan sawit selama beberapa dekade terakhir?

Bagaimana pengaruh hilirisasi terhadap konsumsi minyak goreng di Indonesia?

Apa potensi vitamin A dan E yang terkandung dalam minyak sawit?

Bagaimana perkembangan kapasitas produksi dan konsumsi oleokimia dasar di Indonesia?

Bagaimana perkembangan industri petrokimia dan produksi gula di Indonesia?

Bagaimana kontribusi industri kelapa sawit terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan?

Apa potensi gula merah dari perkebunan sawit?

Bagaimana perbandingan kandungan vitamin A dalam minyak sawit dengan bahan makanan lain?

Share
0 0 votes
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x