Kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia pada tahun 1848 tepatnya di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Lalu, pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial di Indonesia. Sejak saat itu, kelapa sawit terus menyebar ke segala pelosok negeri hingga saat ini tercatat luas areal tutupan kelapa sawit Indonesia mencapai 16,38 juta hektar. Dengan angka tersebut, sektor kelapa sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan andalan dalam menyumbang devisa negara dan menopang perekonomian di Indonesia.
Dalam kurun waktu beberapa bulan ini, industri kelapa sawit di Indonesia menjadi perhatian didalam negeri hingga dunia terkait larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya. Hal ini membuat petani kelapa sawit seolah “menjerit” dikarenakan larangan tersebut membuat harga Tandan Buah Segar (TBS) benar-benar “terjun bebas” dari angka Rp3.000 per kilogram menjadi Rp1.500 hingga Rp1.600 per kilogramnya. Tidak heran jika banyak orang yang terbebani dengan kebijakan ini, mengingat jutaan penduduk di Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor kelapa sawit.
Sektor kelapa sawit memiliki peran yang sangat besar bagi tiga aspek kehidupan di Indonesia yaitu ekonomi, sosial hingga lingkungan. Dengan berbagai kontribusinya bagi tanah air kelapa sawit layak disebut sebagai “anugerah” bagi Indonesia. Berikut merupakan 6 fakta tentang kelapa sawit yang membuatnya layak disebut sebagai “anugerah” bagi Indonesia.
1. Eksportir dan Produsen Utama Minyak Sawit Dunia
Indonesia merupakan eksportir sekaligus produsen utama minyak sawit dunia. Tercatat, Indonesia mampu menguasai sebesar 58 persen pangsa pasar minyak kelapa sawit. Angka ini jauh dari Malaysia dan Thailand yang masing-masing bertengger di urutan ke-2 dan ke-3. Dengan angka yang sedemikian besar, kelapa sawit mampu berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai angka 3.5 persen.
2. Sumber Devisa Terbesar Sektor Non Migas
Pandemi Covid-19 bisa saja meluluhlantahkan berbagai sektor kehidupan namun bukan untuk sektor kelapa sawit. Pada 2020 silam, di tengah pandemi yang melanda, sektor kelapa sawit mampu mengukir prestasi dengan menyumbang devisa negara terbesar sepanjang 2020 yakni sebesar 25,60 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp358 triliun. Angka ini menjadi yang terbesar yang pernah dihasilkan industri sawit nasional dalam 20 tahun terakhir. Hal ini semakin mempertegas kontribusi sawit bagi Indonesia dimana saat banyak sektor terpuruk bahkan berhenti, sawit menjadi pelita yang menerikan cahaya bagi nusantara.
3. Menyerap Jutaan Tenaga Kerja
Industri kelapa sawit mampu menyerap tenaga kerja mulai dari sektor hulu hingga hilir. Hal ini menjadikan sektor kelapa sawit berperan besar dalam meminimalisir angka pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) disebutkan bahwa industri sawit mampu menyerap tenaga kerja mencapai angka 16,2 juta pekerja dengan uraian 4,2 tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung. Belum lagi, terdapat 2,4 juta petani swadaya yang menggantungkan hidupnya dari kelapa sawit.
4. Berperan Dalam Pembangunan Daerah Tertinggal
Berbeda dengan sektor industri lain yang cenderung berada di perkotaan yang padat. Kelapa sawit merambah ke segala pelosok daerah di nusantara. Tercatat, kelapa sawit merupakan kontributor ekonomi utama bagi sekitar 31 wilayah kabupaten dan kota di Indonesia. Bahkan, provinsi Riau dan sebagian wilayah di pulau Kalimantan dan Sulawesi semakin berkembang dikarenakan semakin maraknya industri kelapa sawit di daerah ini. Lokasi perkebunan kelapa sawit yang berada di daerah tertinggal secara tidak langsung nantinya akan berdampak positif bagi daerah tersebut. Misalnya akan ada penyerapan tenaga kerja dari penduduk lokal, pembangunan jalan, sekolah, rumah sakit serta sarana dan prasarana lainnya.
5. Berperan Dalam Penurunan Emisi Karbon
Seperti yang kita ketahui, sumber utama emisi karbon secara global adalah dari energi fosil yang berkisar 70 persen dari total emisi karbondioksida. Untuk itu, perlu adanya terobosan dalam meminimalisir penggunaan energi dari bahan energi fosil. Salah satu terobosan yang dapat dikembangkan yaitu dengan penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternatif yang tentunya ramah lingkungan khususnya dalam hal menekan emisi karbon. Terbukti, program B30 pada tahun 2020 silam sukses menurunkan emisi hingga 24 juta ton CO2. Program B30 atau pencampuran 30% biodiesel dengan 70% minyak solar tersebut sudah mampu menurunkan emisi karbon sedemikian besar. Jika kita mampu meningkatkan penggunaan biodiesel lebih besar lagi maka emisi karbon yang dapat ditekan tentunya akan lebih besar lagi.
Selain itu, kelapa sawit juga dijuluki sebagai “paru-paru ekosistem” karena perannya yang cukup besar dalam penyerapan karbon dioksida. Ya, karbon dioksida akan digunakan tanaman kelapa sawit dalam proses fotosintesis. Tercatat, menurut Henson (1999), kelapa sawit mampu menyerap karbon dioksida sekitar 64.5 ton CO2/hektar/ tahun. Lebih lanjut, proses fotosintesis pada kelapa sawit akan menghasilkan produk yang salah satunya adalah oksigen yaitu sebesar 18 ton O2 per hektar. Adapun studi Henson (1999) mengenai penyerapan karbondioksida dan produksi oksigen dari perkebunan sawit dapat dilihat pada tabel 1 dibawah.
Tabel 1. Penyerapan Karbondioksida dan Produksi Oksigen dari Perkebunan Sawit
Indikator | Kebun Sawit |
---|---|
Asimilasi kotor (ton CO2/ha/tahun) | 161.0 |
Total respirasi (ton CO2/ha/tahun) | 96.5 |
Asimilasi netto (ton CO2/ha/tahun) | 64.5 |
Produksi oksigen (ton O2/ha/tahun) | 18.70 |
6. Suksesor Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan pembangunan berkelanjutan yang memiliki 17 tujuan besar dan 169 target dalam tiga aspek aspek kehidupan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan hidup . Proyek ini diharapkan dapat terealisasi selama periode tahun 2016-2030. Diantara banyak sektor, sektor kelapa sawit dapat dikatakan sebagai salah satu “suksesor” dalam realisasi Sustainable Development Goals (SDGs) ini. Lantas apa yang mendasari hal tersebut ?
Sektor kelapa sawit berjalan dengan pendekatan yang memprioritaskan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Dengan merambah kedalam tiga aspek kehidupan tersebut, kelapa sawit mampu menyukseskan sebanyak 16 goals dari 17 goals yang ada dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Angka ini tentunya sangat besar jika dibandingkan sektor lainnya. Dengan demikian, layak bukan jika kita menyebut kelapa sawit sebagai “suksesor” Sustainable Development Goals (SDGs) ? .
Dalam aspek ekonomi, kelapa sawit mampu menjadi “suksesor” 7 goals yaitu goal ke-1 (menghapus kemiskinan), goal ke-2 (menghapus kelaparan), goal ke-7 (membangun energi yang berkelanjutan), goal ke-8 (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi), goal ke-9 (industri, inovasi dan infrastruktur), goal ke-10 (mengurangi ketimpangan), dan goal ke-12 (konsumsi dan produksi yang berkelanjutan). Dalam aspek sosial, kelapa sawit berhasil mewujudkan 6 goals yaitu goal ke-3 (kesehatan dan kesejahteraan), goal ke-4 (pendidikan berkualitas yang inklusif), goal ke-5 (kesamaan gender), goal ke-6 (ketersediaan air bersih dan sanitasi), goal ke-11 (kota berkelanjutan dan komunitas), dan goal ke-16 (perdamaian dan keadilan institusi yang kuat). Terakhir, dalam aspek lingkungan, kelapa sawit mampu menunjukkan bahwa sektor ini berperan dalam ke-sustainable-an lingkungan. Terdapat 3 goals yang mampu tercapai yaitu diantaranya goal ke-13 (mengatasi perubahan iklim global dan dampaknya), goal ke-14 (konservasi dan pemanfaaran sumberdaya perairan secara berkelanjutan), goal ke-15 (pengelolaan biodiversitas, ekosistem daratan dan hutan secara berkelanjutan).
Tidak dapat dipungkiri, kelapa sawit memang memiliki peran yang sangat besar bagi Indonesia. Dengan peran sawit ini membuatnya sering mendapat black campaign untuk merusak citranya. Hal itu tentunya mengingatkan kita untuk bersama-sama menjaga komoditi ini. Seperti yang sering disebutkan oleh bapak Dr. Tungkot Sipayung, yang merupakan Ekonom dan Direktur Eksekutif PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute) bahwa sawit merupakan anugerah Tuhan untuk dunia melalui Indonesia. Untuk itu, mari kita jaga bersama-sama anugerah yang sudah dititipkan ini dan kita jadikan sebagai batu loncatan menuju Indonesia maju dan sejahtera.
Wihh keren nihh, bermanfaat