Sejarah mencatat bahwa Indonesia ialah Negara yang kaya akan sumber daya alam nya, hal ini terbukti sejak 1509 hingga 1945 banyaknya penjajah yang datang ke Indonesia dengan tujuan tidak lain dan tidak bukan untuk menguasai tanah agraria ini. Salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia adalah kelapa sawit. Kelapa sawit diperkenalkan pertama kali oleh Belanda sejak tahun 1848, perkembangan kelapa sawit di Indonesia telah dirasakan langsung hingga saat ini oleh masyarakat Indonesia baik dari lingkup ekonomi maupun sosial dan lingkungan. Namun, nilai positif yang diberikan kelapa sawit tidak selamanya baik di mata umum, terdapat isu-isu negatif yang serta merta ingin menjatuhkan perkembangan pesat dari kelapa sawit.
Salah satu dampak positif yang dirasakan masyarakat ialah dengan terpenuhinya konsumsi minyak nabati yang berasal dari olahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
Diagram Konsumsi Minyak Sawit di Indonesia

Dalam jangka waktu 5 tahun terakhir perkembangan konsumsi minyak sawit di Indonesia terus meningkat, hal ini membuktikan bahwasannya masyarakat Indonesia sangat bergantung dengan minyak nabati yang diperoleh dari pengolahan kelapa sawit. Perkembangan tingkat konsumsi minyak sawit di Indonesia juga didukung oleh beberapa manfaat yang ditimbulkan jika mengkonsumsi minyak nabati dari sawit diantaranya dapat menangkal radikal bebas dengan dibuktikan tingginya kandungan antioksidan pada minyak sawit sehingga baik untuk tubuh, mencegah dan mengatasi kekurangan Vitamin A, menjaga kesehatan otak dengan dibuktikan adanya kandungan tocotrienol yaitu jenis Vitamin E yang berperan penting dalam menjaga kesehatan otak.
Namun pertumbuhan produksi minyak sawit yang relatif cepat sering dikaitkan dengan isu lingkungan seperti deforestasi, biodiversity loss, emisi dan isu lainnya. Paradigma tersebut dijadikan landasan dalam berbagai kampanye “No Palm Oil“, atau “Palm Oil Free”, serta “Zero Deforestation” hingga kebijakan RED II ILUC Uni Eropa. Tujuan dari adanya kampanye ini ialah mem phase-out atau menciptakan “Dunia Tanpa Sawit”. Kampanye tersebut membuktikan bahwa perkembangan industri minyak sawit tidak selamanya mulus, pasti memiliki badai berupa isu negatif yang ingin menjatuhkan kepesatan kelapa sawit. (PASPI MONITOR, 2022)
Padahal kenyataan nya berbeda, kelapa sawit tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan, melainkan memberikan efek positif yaitu mampu menjaga kontur tanah agar tidak tandus dan gersang, yang dibuktikan bahwa, berdasarkan sumber data Harianja, 2009 menyatakan bahwasanya semakin tua umur kelapa sawit, maka semakin meningkat kandungan bahan organik yang tersimpan dalam biopori tanah.
Dengan demikian jika bahan organik tetap dikembalikan dan berada di tanah, kesuburan tanah kelapa sawit sudah tidak lagi digunakan karena tidak ada terjadi penurunan kesuburan tanah. Dan juga pengelolaan pemupukan yang dilakukan berbagai industri sawit memiliki prinsip pemberian pupuk yakni minimal mengganti hara yang terikut dalam TBS yang dipanen, oleh karenanya kemungkinan penurunan kesuburan tanah menjadi gurun hampir tidak mungkin.
Selain kelapa sawit berdampak baik pada kontur tanah, kelapa sawit juga bukan pemicu utama deforestasi melainkan sebagai suatu reforestasi, hal ini dibuktikan dengan lahan sawit yang berasal dari deforestasi hanya sekitar 2,5 juta hektar, sedangkan 7,9 juta hektarnya ialah reforestasi maka secara netto perluasan kebun sawit di Indonesia adalah reforestasi seluas 5,3 juta hektar. Maka dari itu tudingan mengenai ekspansi kebun sawit merupakan pemicu deforestasi utama tidak didukung data yang valid.
Ditengah beredarnya isu negatif yang serta merta ingin menghilangkan sawit dari dunia industri, pada nyatanya sawit mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian di Indonesia salah satunya sebagai penyumbang devisa tertinggi bagi perekonomian Indonesia pada sektor non migas, tercatat pada tahun 2019 devisa ekspor produk sawit sebesar USD 20,21 milyar dan mengalami peningkatan hingga mencatat rekor tertinggi menjadi USD 36,21 miliar pada tahun 2021. Implikasinya devisa ekspor produk sawit berhasil meningkatkan surplus Net Ekspor Non-Migas dari USD 7,1 milyar menjadi USD 48,6 milyar. (PASPI MONITOR, 2022)
Dampak positif sawit sangat jelas dirasakan, khusus nya bagi Negara Indonesia. Selain berpengaruh pada sektor perekonomian, sawit juga secara tidak langsung mampu mengurangi angka pengangguran yang menerpa Indonesia sejak beberapa tahun belakangan. Berdasarkan data kementerian ketenagakerjaan industri sawit dari hulu ke hilir berkontribusi menciptakan 16 juta lapangan kerja di Indonesia. Oleh karenanya tenaga kerja pedesaan yang ikut andil di dalam industri kelapa sawit nantinya akan berkontribusi membangun desa secara menyeluruh, dan secara tidak langsung angka kemiskinan di Indonesia bahkan dunia juga dapat teratasi akibat adanya industri kelapa sawit yang tiap tahun perkembangannya semakin pesat.
Hal ini dibuktikan dengan adanya tiga jalur industri minyak sawit yang mampu menolong kemiskinan dunia yaitu pertama jalur produksi melalui sentra perkebunan sawit, kedua jalur hilirisasi di negara importir minyak sawit dan yang ketiga adalah jalur konsumsi minyak sawit.
Melihat perkembangan keberlanjutan industri kelapa sawit saat ini sudah mencapai tahap mandatory Biodiesel-30. Bahan bakar ini memiliki komposisi utama yaitu 30% biodiesel sawit dan 70% minyak solar, ketentuan ini berlaku sejak januari 2021. Oleh karenanya keberadaan dan keberlanjutan industri kelapa sawit sudah tidak perlu lagi dipertanyakan mengenai dampak yang diakibatkan nya. Berkaca pada tahun 2021 dari 10 negara yang melakukan regulasi mandatori biodiesel diantaranya Indonesia, Argentina, Brazil, Minnesota State, Malaysia, Norwegia, Korea Selatan, Queensland State, Thailand Dan Uruguay, hanya Indoensia lah negara pertama di dunia yang mencampurkan energi terbarukan biodiesel sawit ke bahan bakarnya hingga 30% (B30).
Menurut Airlangga Hartarto selaku Menko bidang Perekonomian, beliau mengatakan bahwa program pengembangan B-30 telah berkontribusi dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 23,3 juta ton karbon dioksida di tahun 2020. Berkaca pada luas kebun kelapa sawit yang dimiliki Indonesia sekitar 16,3 juta hektar mampu menyerap ± 2,2 miliar ton karbon dioksida dari udara setiap tahunnya. Telah jelas bahwasanya keberadaan kelapa sawit di Indonesia maupun di dunia dapat memberikan efek positif yang signifikan terhadap perekonomian dan lingkungan dunia.
Selain mampu menurunkan gas rumah kaca, dengan adanya program B-30 ini Indonesia juga mampu menghemat pengeluaran devisa negara. Mengapa demikian, melihat dari jati diri Indonesia sendiri yaitu sebagai negara importir BBM (fosil), Indonesia berhasil menghemat anggaran pengeluaran devisa sebesar 38,31 triliun rupiah pada tahun 2020.
Kelebihan adanya kelapa sawit tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, melainkan masyarakat dunia juga merasakan dampak tersebut, dengan dibuktikan adanya ekspor berbagai turunan sawit seperti RBD (refined bleached deodorized), palm olein, palm kernel oil, RBD palm stearin, RBD palm oil, bungkil sawit (palm kernel expeller) dan cangkang sawit, keenam produk turunan ini di ekspor ke berbagai negara diantaranya Italia, Jerman, Belanda dan banyak lagi. Oleh karena itu isu negatif tentang sawit sudah tidak dapat lagi didukung keberadaannya melirik dampak positif yang sangat besar dengan adanya kelapa sawit. Karena sawit for me, for you, for us.
Artikel yang sangat informatif, keren wak Rak
Artikel nya bagus, sangat menambah wawasan ,
Artikel nya bagus, memberi informasi yang bermanfaat
Keren artikel nya
Subhanallah.. yok bisa
Terus berkarya wahai anak bangsa
Informatif dan bermanfaat
Yok bisa yok
Mantap
Judul belum sesuai dengan isi penjabaran artikelnya. jika judulnya “Bersama sawit hilangkan isu demi Indonesia lebih maju” maka isi artikel seharusnya mencakup cara2 atau langkah2 yg dilakukan untuk menepis isu isu sawit yg negatif itu,misalnya dengan cara terus memberikan pemahaman kepada masyarakat dg melakukan webinar, seminar offline, penyuluhan,dll kepada masyarakat. Sedangkan penjabaran artikel ini sbnrnya jika dibaca adalah berisi semua dampak positif dari sawit itu sendiri.
Terimakasih masukan nya kak.
Kedepannya akan lebih baik lagi
Artikel yang sangat informatif dan bagus informasi yang disampaikan,
Mantap deh pokoknya
Jadi ini menghilangkan isu dengan menampilkan hal positif dari sawit, hmm bagus. Pengen sih artikel yang membahas masalah terbaru sawit mengenai naik turunnya harga dikontrol oleh siapa dan mengapa 🙂
Good job
Wow, keren dan sangat informatif
Sangat mudah dimengerti n sangat menarik.
Sukses terus
Mantap isi artikelnya, sangat jelas dan bermanfaat
Thanks!
Kurang jelas