Kontribusi Industri Sawit Sebagai Langkah Awal Dalam Pembangunan Yang Berkelanjutan

Kontribusi Industri Sawit Sebagai Langkah Awal Dalam Pembangunan Yang Berkelanjutan

Share Opini
Table of Contents

PENDAHULUAN

Bila kita berbicara tentang Indonesia, tidak lain yang menjadi cirinya adalah tentang kekayaan yang ada, mulai dari kekayaan budaya, sumber energi, dan tak kalah penting yaitu sumber daya alam melimpah yang tersebar ke berbagai penjuru Indonesia. Indonesia merupakan Negara agraris dimana pertanian masih menjadi pilar penting kehidupan dan perekonomian penduduknya. Peran pertanian bukan hanya untuk menyediakan kebutuhan pangan penduduknya yang cukup besar namun juga mendominasi kegiatan ekspor suatu negara. Salah satu produksi perkebunan terbesar Indonesia saat ini adalah kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang perkembangannya cukup pesat dibandingkan dengan komoditas lain terutama terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

Kelapa sawit merupakan tumbuhan perkebunan yang berguna sebagai penghasil minyak nabati, minyak industri, maupun bahan bakar. Industri minyak sawit yakni menghasilkan bahan pangan (oleofood), biomaterial (ratusan produk), bioenergi (biodiesel, biopremium, biogas, bioavtur, biolistrik) dan jasa lingkungan (penyerapan karbon dioksida, penghasil oksigen, peningkatan biomas lahan, konservasi tanah dan air. Selain itu, juga memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia yaitu sebagai salah satu penyumbang devisa non-migas yang cukup besar.

Minyak kelapa sawit (CPO) menjadi komoditas ekspor utama non-migas terbesar kedua setelah komoditas batu bara (Dejoi Irfian Situngkir, 2022). Pada tahun 2019 minyak kelapa sawit memiliki nilai ekspor sebesar 10,04 persen terhadap komoditas non-migas. Berdasarkan data OEC World, sepanjang tahun 2020 ekspor CPO Indonesia tumbuh sebesar 13,3 persen dengan nilai mencapai US$5,11 miliar, bertambah US$597 juta dari tahun sebelumnya (Viva Budi Kusnandar, 2022). Nilai tersebut mencapai 46,8% dari total nilai ekspor CPO dunia yang berjumlah US$ 10,91 miliar pada 2020.

YANG PERLU KAMU TAHU

Industri sawit terus berkembang setiap tahunnya, menyusul dengan berbagai potensi yang ada pada sawit sehingga banyak daerah yang seakan berlomba-lomba untuk membudidayakan sawit sebagai komoditas unggulan. Salah satu daerah penghasil sawit di pulau Sumatera yaitu Provinsi Sumatera Barat dengan luas sekitar 219.663 hektar pada tahun 2020 yang tersebar di 12 kabupaten.  Dengan luas perkebunan kelapa  sawit di Sumatera Barat tersebut telah berdampak signifikan pada meningkatnya kinerja ekspor nabati khususnya dari sawit yaitu sekitar 2. 321 477,57 ton pada tahun 2021 (BPS). Hal tentu akan berdampak pada perkembangan produksi sawit Indonesia dan secara tidak langsung telah berkontribusi secara aktif baik dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

ASPEK EKONOMI

Sudah tidak dipungkiri bahwa industri kelapa sawit berserta produk turunannya telah berperan sebagai penyumbang devisa dengan menghasilkan akumulasi nilai ekspor sebesar USD 8.43 miliar selama Januari-Mei 2020 (BPS, 2020). Selain kontribusi perekonomian makro, suatu industri disebut sebagai industri strategis jika memiliki perang penting dalam pembangunan daerah. Industri sawit hadir dan menjadi salah satu menyongsong perekonomian daerah dikarenakan evolusi pembangunan dari daerah terbelakang/terisolir ke perkebunan kelapa sawit menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di kawasan pedesaan.

Menurut Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja, sampai tahun 2013 setidaknya 50 kawasan pedesaan yang terbelakang/terisolir telah berkembang menjadi Kawasan pertumbuhan baru dengan basis sentra produksi yang menghasilkan minyak sawit (CPO) antara lain: Sungai Bahar (Jambi), Pematang Panggang dan Peninjauan (Sumatera Selatan), Arga Makmur (Bengkulu), Sungai Pasar dan Lipat Kain (Riau), Parenggean (Kalimantan Tengah) dan kawasan lain. Sebagian besar dari kawasan sentra produksi CPO tersebut telah berkembang menjadi kecamatan dan kabupaten baru di kawasan pedesaan.

ASPEK SOSIAL

Industri kelapa sawit juga turut serta dalam pembangunan aspek sosial. Industri kelapa sawit sebagai industri padat karya mampu menyerap sekitar 16 juta tenaga kerja. Hal ini tentu akan berdampak pada perluasan tenaga kerja, yang bergerak baik di sisi hulu hingga hilir. Selain itu, pertumbuhan perkebunan kelapa sawit di kawasan pedesaan juga dapat meningkatkan kapasitas perekonomian daerah pedesaan dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja di kawasan pedesaan. Seiring dengan meningkatnya volume impor minyak sawit dan pengembangan industri hilir berbasis sawit akan meningkatkan job creation di negara importir mencapai 1.9 juta orang tahun 2010 dan diperkirakan terus meningkat menjadi 2.7 juta orang pada tahun 2020 (PASPI M, 2021).

Studi PASPI (2015) telah menemukan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap pada perusahaan perkebunan sawit sekitar 67% merupakan tenaga kerja berpendidikan SLTP ke bawah dan sisanya merupakan lulusan SLTA ke atas. Ini membuktikan bahwa lapangan pekerjaan kian terbuka dengan banyaknya industri sawit yang ada dikarenakan pekerja yang dipakai dalam perusahaan-perusahaan industri sawit juga memberikan peluang para lulusan SLTA kebawah, bukan hanya lulusan sarjana.

Pasalnya industri kelapa sawit banyak menyerap tenaga kerja baik di hulu hingga hilir serta Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit di kawasan pedesaan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian daerah pedesaan dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja di kawasan pedesaan. Selain itu, Seiring dengan meningkatnya volume impor minyak sawit dan pengembangan industri hilir berbasis sawit akan meningkatkan job creation di negara importir mencapai 1.9 juta orang tahun 2010 dan diperkirakan terus meningkat menjadi 2.7 juta orang pada tahun 2020.

Disamping itu, pertumbuhan kebun sawit juga menarik pertumbuhan usaha produksi bahan pangan (tanaman pangan, peternakan, perikanan) di sekitarnya. Karena itu dampak multiplier (output, nilai tambah, pendapatan, penyerapan tenaga kerja) dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit menarik perkembangan (khususnya pendapatan dan penyerapan lapangan  kerja) banyak sektor- sektor pembangunan pedesaan.

ASPEK LINGKUNGAN

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa sawit TIDAK PRO TERHADAP LINGKUNGAN. Hal ini disebabkan sawit telah merusak vegetasi alam dan menimbulkan deforestasi serta berdampak pada timbulnya bencana alam seperti banjir di wilayah sekitar perkebunan. Namun ternyata tidaklah demikian, justru sawit hadir sebagai salah satu tanaman industri yang bergerak pada perbaikan lingkungan.

Kelapa Sawit dapat berperan sebagai paru paru ekosistem yang dapat menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Karbondioksida sendiri merupakan sampah beracun yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Sedangkan oksigen sangat penting untuk metabolisme tubuh agar tetap dapat bertumbuh dan hidup. Paru-paru mempunyai peranan yang penting dalam keberlangsungan hidup ekosistem. Setiap detik baik manusia, hewan, kendaraan bermotor hingga pabrik membuang emisi karbondioksida (CO2) ke atmosfer bumi. Emisi karbondioksida menjadi komponen terbesar emisi yang menimbulkan efek gas rumah kaca.

Dengan adanya kebun kelapa sawit maka karbondioksida yang terdapat di atmosfer bumi dapat terserap. Melalui metabolisme tanaman ini, maka CO2 dapat terpecah menjadi karbon dan oksigen. Karbon akan diolah menjadi makanan bagi tanaman sehingga dapat menghasilkan minyak dan disimpan (carbon stock) dalam bentuk biomassa. Sedangkan oksigen bermanfaat untuk kehidupan manusia. Perlu kita ketahui, bahwa setiap hektar kebun kelapa sawit dapat menyerap 64.5 ton CO2 dan menghasilkan 18.7 ton O2 per tahun.

Semakin luas kebun kelapa sawit, maka semakin banyak pula CO2 yang terserap dan menghasilkan O2 untuk manusia. Hal ini didukung oleh Study Henson (1999) menemukan bahwa penyerapan neto karbondioksida dan produksi oksigen menunjukkan bahwa secara netto perkebunan kelapa sawit menyerap karbondioksida sebesar 64.5 ton CO2/ha/tahun dan oksigen yang dihasilkannya sebesar 18.7 ton O2/ha/tahun (PASPI, 2021).

PENUTUP

Kelapa sawit memang telah menjadi menjadi salah satu komoditas unggulan di Provinsi Sumatera Barat bahkan di berbagai wilayah lain di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kebermanfaatan sawit yang cukup luas. Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil produk turunan sawit telah kita gunakan hampir setiap hari, mulai dari minyak goreng, sabun, berbagai kosmetik, serta produk olahan lainnya. Sehingga hadirnya sawit, bukan hanya berdampak positif pada perputaran roda ekonomi saja, namun juga berkembangnya inovasi dan kreativitas pengelolaan perkebunan yang pro lingkungan serta berkelanjutan. Sehingga, dari artikel ini dapatlah diketahui bahwa sawit bukan sekadar produk industri semata, namun hadir sebagai penyeimbang antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga terciptanya pembangunan yang terus berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. https://sumbar.bps.go.id/indicator/54/49/1/luas-area-tanaman-perkebunan-rakyat-.html

[PASPI] Palm Oil Agribusiness Startegic Policy Institute. 2021. Industri Sawit Menyehatkan Kehidupan Ekosistem Planet Bumi. Palm O’Journal. Vol. II, No. 41/11/2021. https://palmoilina.asia/wp-content/uploads/2021/11/2.41.-INDUSTRI-SAWIT-MENYEHATKAN-KEHIDUPAN-EKOSISTEM-PLANET-BUMI.pdf, diakses pada15 November 2022.

[PASPI] Palm Oil Agribusiness Startegic Policy Institute. 2021. Perkebunan Kelapa Sawit Bagian Paru-Paru Ekosistem Bumi. Palm O’Journal. Vol. II, No.10/03/2021. https://palmoilina.asia/wp-content/uploads/2021/03/2.10.-PERKEBUNAN-KELAPA-SAWIT-BAGIAN-PARU-PARU-EKOSISTEM-BUMI-.pdf, diakses pada, 15 November 2022.

[PASPI] Palm Oil Agribusiness Startegic Policy Institute. 2022. Bukti Empiris Peran Perkebunan Sawit Dalam PDRB dan Penurunan Kemiskinan Daerah. Palm O’Journal. Vol. I, No. 22/08/2020. https://palmoilina.asia/wp-content/uploads/2020/08/22.-BUKTI-EMPIRIS-PERAN-PERKEBUNAN-SAWIT-DALAM-PDRB-DAN-PENURUNAN-KEMISKINAN-DAERAH-1.pdf, diakses pada 15 November 2022.

[PASPI] Palm Oil Agribusiness Startegic Policy Institute. 2022. Sumber Pertumbuhan Devisa Sawit Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19. Vol. II, No. 44/11/2021. https://palmoilina.asia/wp-content/uploads/2021/11/2.44.-SUMBER-PERTUMBUHAN-DEVISA-SAWIT-INDONESIA-PADA-MASA-PANDEMI-COVID-19.pdf, diakses pada 16 November 2022.

SHARE OPINI
4.9 52 votes
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
104 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
bayu juliansyah
bayu juliansyah
23/11/2022 8:39 AM
Berikan Rating Untuk Artikel Ini :
     

artikel yang bermanfat dan menambah pengetahuan

bayu juliansyah
bayu juliansyah
23/11/2022 8:40 AM
Berikan Rating Untuk Artikel Ini :
     

yuk dukung dengan share link artikelnya

104
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x