Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (KPO) ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Begitu pula halnya di Provinsi Sumatera Barat, dimana Provinsi Sumatera Barat merupakan wilayah agraris dengan sektor pertanian berperan penting dalam perekonomiannya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, pada tahun 2021 lapangan usaha sektor pertanian masih menjadi penopang perekonomian terbesar dengan kontribusi sebesar 21,71 persen terhadap PDRB. Nilai ini didominasi oleh sektor tanaman pangan dan perkebunan tahunan. Kedua sektor ini mengambil 11,60 persen dari total perekonomian atau 51,88 persen dari sektor pertanian. Dan salah satu produksi tanaman perkebunan terbesar di Sumatera Barat adalah kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit menjadi primadona di Sumatera Barat. Menurut pandangan masyarakat, orang yang menanam kelapa sawit dianggap lebih keren dibandingkan menanam tanaman lain. Ini disebabkan karena petani sawit dianggap lebih memiliki banyak waktu luang dibandingkan petani tanaman lain yang lebih membutuhkan perawatan intensif. Selain itu petani kelapa sawit juga diasosiasikan sebagai usaha berpenghasilan besar (BPS Prov. Sumatera Barat, 2021).
Hampir semua Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat memiliki area perkebunan kelapa sawit baik itu Perkebunan Besar maupun Perkebunan Rakyat, kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, dan Kota Payakumbuh. Hal ini terjadi dikarenakan perkebunan kelapa sawit tidaklah cocok pada semua kondisi iklim (Agrotek. 2020), kemudian alasan lain yang sangat penting adalah pada fasilitas infrastruktur, yaitu terkait dengan banyak dan beratnya material yang dibawa, yang menjadikan perkebunan kelapa sawit tidak merata pada semua kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Sampai pada tahun 2021 luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Barat mencapai 435.304 hektar, dimana 57,32 persennya merupakan Perkebunan Rakyat dan sisanya Perkebunan Besar.
Industri kelapa sawit di memiliki kontribusi yang besar bagi laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, pada tahun 2021 jumlah produksi tanaman kelapa sawit mencapai 681.431,79 ton dan dalam bentuk Crude Palm Oil (CPO) sebesar 1,3 juta ton. Komoditas kelapa sawit dan olahannya, minyak kelapa sawit (CPO) merupakan produksi terbesar di Sumatera Barat. Dari 23,59 triliun rupiah nilai ekspor yang dihasilkan Sumatera Barat, kelapa sawit mengambil porsi hingga 73,27 persen atau setara 17,28 triliun rupiah.
Di samping itu industri kelapa sawit juga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja, dimana sebagian besar penduduk di sumatera barat masih bekerja pada sektor primer, termasuk perkebunan kelapa sawit. Sehingga dengan semakin meningkatnya produksi serta bertambahnya luas lahan turut mendorong bertambahnya tenaga kerja sektor industri kelapa sawit di Sumatera Barat yang pada akhirnya mampu mengurangi tingkat pengangguran.
Selanjutnya, berdasarkan Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Barat tahun 2020, kesejahteraan petani sumatera barat mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh adanya peningkatan indeks harga yang diterima petani seiring dengan perbaikan harga minyak kelapa sawit (CPO). Tidak hanya itu, industri kelapa sawit juga mampu memberikan kontribusi pada aspek sosial dan lingkungan di Sumatera Barat.
Industri kelapa sawit secara langsung juga dapat memberikan dampak bagi ekonomi pedesaan. Dimana manfaat perkebunan kelapa sawit tidak hanya dirasakan oleh pemilik industri, namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar yang berdampak pada perubahan sosial masyarakat. Yaitu melalui beberapa kegiatan seperti pembangunan sumberdaya masyarakat desa, pembangunan sarana dan prasarana umum misalnya jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan (PASPI, 2021), yang selanjutnya berdampak pada tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik, angka putus sekolah berkurang dan asupan gizi bagi anak-anak dapat terpenuhi.
Provinsi Sumatera Barat memang tidak luput dari isu deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit. Menurut Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, selama kurun waktu 2011-2016 setiap tahunnya sekitar 15.000 hektar hutan hilang karena penebangan liar, perambahan, kebakaran hutan akibat perladangan dan perkebunan kelapa sawit. Namun demikian, telah banyak artikel jurnal ilmiah maupun pertemuan ilmiah yang memberikan data untuk membantah isu tersebut. Pemerintah juga telah berupaya memperbaiki citra industri sawit khususnya terkait dengan isu lingkungan melalui kebijakan tata kelola seperti Inpres Moratorium dan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk menjamin kelapa sawit Indonesia memenuhi aspek keberlanjutan, (PASPI, 2021).
Industri kelapa sawit tentunya turut andil dalam pelestarian lingkungan, seperti menghasilkan oksigen, membantu penyerapan karbon dioksida, menambah stok biomassa, serta konservasi tanah dan air. Hasil kajian yang dilakukan oleh Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI) juga membuktikan mengenai beberapa manfaat bagi lingkungan dari perkebunan sawit, diantaranya:
1. Perkebunan kelapa sawit sebagai paru-paru ekosistem
Tanaman kelapa sawit tidak berbeda dengan tumbuhan pada umumnya yang tentunya memiliki kemampuan dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer bumi dan juga menghasilkan oksigen yang dapat kita hirup ketika menarik nafas. Dimana setiap hektar kebun kelapa sawit secara mampu menyerap sekitar 64.5 ton karbon dioksida dan menghasilkan oksigen sekitar 18.7 ton setiap tahun.
2. Pemanenan Energi Matahari
Klorofil daun yang menangkap sinar matahari akan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk minyak sawit dan biomassa. Untuk ukuran efektivitas kelapa sawit dapat memanen energi matahari secara produktif daripada tanaman minyak nabati lainnya. Setiap hektar kebun kelapa sawit mampu memanen energi matahari sebanyak 4,3 ton minyak.
3. Perkebunan kelapa sawit dalam konservasi air
Tanaman sawit pada umumnya memiliki akar dengan diameter 5 meter dan kedalaman lebih dari 5 meter dari pangkal sawit. Oleh karena itu, tanaman sawit berpotensi dalam menyimpan air dan cukup efektif mengurangi aliran air di permukaan sehingga dapat melindungi tanah. Dalam penggunaan air tanaman kelapa sawit jauh lebih hemat dibandingkan beberapa tanaman hutan lainnya.
Merujuk pada data-data yang telah dijabarkan, dapat kita lihat banyaknya dampak positif dari adanya industri kelapa sawit. Industri kelapa sawit memberikan kontribusi yang cukup besar bagi laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di Sumatera Barat. Selain itu, adanya industri kelapa sawit memberikan kontribusi sosial dan manfaat bagi lingkungan. Oleh karena itu, sangat tidak mungkin bahwa kehadiran industri sawit disebut telah merugikan masyarakat. Justru sebaliknya begitu banyak dampak positif yang dihasilkan dengan adanya industri sawit.
Diharapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat lebih memperhatikan lagi sektor industri ini. Seperti tetap memantau lahan-lahan perkebunan rakyat yang sudah saatnya melakukan replanting atau peremajaan kelapa sawit. Serta mempertimbangkan mengenai izin pembukaan lahan baru karena isu deforestasi akibat perkebunan sawit tidaklah sepenuhnya benar. Dan bagi pelaku industri serta masyarakat petani pada perkebunan rakyat harus melakukan perawatan yang lebih baik sebagai kunci dalam menjaga produksi kelapa sawit. Sehingga industri kelapa sawit tetap dapat berkembang dan semakin memberikan kontribusi bagi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan di Sumatera Barat.
Industri kelapa sawit
Oke
Mari kita share mengenai informasi bermanfaat ini, agar kita sama-sama belajar dan menambah pengetahuan ttg dampak positif kelapa sawit
Mantaap jiwaa
Yihii
Makasih ainn
semangaaat tikah
Makasih cici
Perfecto, semangat pokoknya
Siapp
Menambah pengetahuan saya mengenai kontribusi sawit di Sumbar
Terimakasih
Semangat kk tika
Siapp Rugo wkwk
Shollu alan nabii
Siip ikhlas mantap
Alhamdulillah
Masya allah tabarakallah
Terimakasih
mantap
Terimakasih:)
Bermamfaat
Terimakasih kak
Menambah pengetahuan semangat atikah
Terimakasih Unik
Mantap
Terimakasih
Good job kak tik
Terimakasih dik
Semangat yg kak
Siapp dik, Terimakasih
sangat bermanfaat
Insyaallah
Keren
Makasih Agus
Mantap buk wakil Bupati Mandailing 2030
Aamiin
tika spirit
Siapp
Keren, menambah pengetahuan
Terimakasih memei
Mantap sekali
Terimakasih Nisaa
Artikel kk sudah menambah wawasan saya
Terimakasih dik
Makasih
Sudah menambah pengetahuan saya
Terimakasih
Semangat…
Siapp
Bermanfaat sekali
Terimakasih
mantap
Industri sawit mantap
Sangat menarik
Terimakasih Kak
Keren
Terimakasih
Semngat kk
Siap
Keren, industri kelapa sawit ternyata sangat berkontribusi terhadao perekonomian di Sumbar dan pastinya memiliki banyak sekali dampak positifnya.
Pasti dong
mantap,semangat terus
Terimakasih Ibuk
Sengat bagus
Terimakasih
Bermanfaat
Di share ya biar kita sama” belajar
Terimakasih informasinya sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan saya
Siap
Bermanfaat
Mantap
Masya Allah Akakâ¨
terimakasih sudah berbagi ilmu