Sustainable Development Goals (SDGs) bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini selaras dengan pembangunan Industri kelapa sawit di Indonesia yang dibangun dengan pendekatan yang memprioritaskan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kemudian hal ini juga sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan, yang telah diatur secara khusus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Kelapa sawit adalah tanaman yang sangat efisien, dan baik minyak sawit maupun minyak inti sawit secara bersama-sama mewakili 40% dari produksi minyak nabati global. Pangsa kelapa sawit dari 6,5% dari area panen minyak sayur dari area panen minyak nabati global. Namun demikian, produksi minyak sawit menyumbang 31,9% dari total produksi sayuran dunia. Adapun Produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2018 tercatat sebesar 48,68 juta ton, yang terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO) dan 8,11 juta ton palm kernel oil (PKO). Jumlah produksi tersebut berasal dari Perkebunan Rakyat sebesar 16,8 juta ton (35%), Perkebunan Besar Negara sebesar 2,49 juta ton (5%,) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 29,39 juta ton (60%).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) perkebunan di Indonesia mayoritas adalah perkebunan sawit. Pada 2020 angkanya mencapai 8,9 juta hektare (ha) naik secara signifikan dari tahun sebelumnya. Perlu diketahui bahwa kebun sawit terbesar di Indonesia berada di Riau dengan luas lahan mencapai 2.741,50 ha.
Adapun berbagai manfaat perkebunan kelapa sawit secara ekonomi dapat kita lihat dari sumbangan devisa ekspor minyak sawit di tahun 2021 yang bisa mencapai sekitar USD 30 miliar atau sekitar Rp 429,7 triliun yang terhitung sebagai penyumbang terbesar untuk Indonesia. Selain itu kelapa sawit mampu mempertahankan harga di level tinggi dikarenakan besarnya permintaan terhadap CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B30.
Selain manfaat secara ekonomi, perkebunan kelapa sawit ikut turut andil dalam pelestarian lingkungan, seperti menghasilkan oksigen, membantu penyerapan karbon dioksida, menambah stok biomassa, serta konservasi tanah dan air. Berdasarkan penelitian Henson (1999) menyebutkan bahwa secara netto satu hektar kebun sawit mampu menyerap 64,5 ton karbon dioksida dan memproduksi 18,7 ton oksigen setiap tahunnya. Kemudian di beberapa penelitian lainnya, perkebunan kelapa sawit juga dapat merestorasi degraded land dan lahan gambut serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Tercatat, pada tahun 2020, biodiesel dapat mengurangi emisi sebesar 24,6 juta ton CO2 eq atau 7,8% dari target capaian energi tahun 2030.
Kemudian untuk manfaat secara sosial dapat kita lihat dari penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan masyarakat. Dari sisi pendapatan, hasil kajian PASPI (2014) dan World Growth (2011) menunjukkan bahwa perkebunan sawit mampu mengurangi kemiskinan, terutama di daerah pedesaan mengingat industri sawit merupakan industri padat karya sehingga dapat mengurangi pengangguran. Sejak tahun 2000, industri kelapa sawit Indonesia telah membantu berjuta-juta orang keluar dari kemiskinan dan di daerah pedesaan setidaknya 1,3 juta orang terangkat dari garis kemiskinan karena ekspansi kelapa sawit.
Hal ini juga dapat dibuktikan berdasarkan kementerian transmigrasi dan tenaga kerja (2014), bahwa terdapat 50 kawasan/pedesaan yang terisolir/tertinggal telah berkembang menjadi kawasan pertumbuhan baru dengan basis sentra produksi CPO selain itu pusat-pusat pertumbuhan lainnya mulai berkembang akibat pembangunan kelapa sawit di beberapa daerah seperti wilayah Sumut, Riau, Jambi, dan lainnya. Berdasarkan hasil studi PASPI, dapat diketahui juga bahwa kemitraan sawit dapat menciptakan multiplier effect baik output, nilai tambah pendapatan maupun kesempatan kerja.
Jika melihat dari 17 tujuan SDG’s, perkebunan sawit telah memiliki banyak kontribusi dalam pencapaiannya. Hal ini dapat kita lihat dari tabel berikut :
Tabel 1. Kontribusi industri kelapa sawit dalam pencapaian beberapa SDG’s penting
SDG’s Number | Indikator | Ukuran | Tahun | Dampak | Sumber |
Pengetasan Kemiskinan | Tingkat pengurangan Kemiskinan | Pengurangan Kemiskinan (%) = 32.24 -1.0 Elastisitas CPO = -0.77 | 2020 | Substantial | PASPI 2014 |
Rata-rata pengurangan kemiskinan Rasio jumlah penduduk miskin sebesar USD 1,90/hari | R-Square = 0.89 Perluasan kepala sawit di kabupaten lebih tinggi (12%) vs (2%) dari control di kabupaten 1995: 50% 2019: 0,1% Tingkat Pertumbuhan rata- rata : -14% | 2020 2020 | Substantial Substantial | Edward RB 2019 World Bank, 2020 ; Goentingen University 2021, Jambi University 2021 dan IPB University 2020 | |
Kelaparan | Menyediakan makanan berbasis minyak sayur termurah Prevalensi kurang gizi (% populasi) | Menyediakan ekspor 54,4% minyak nabati, memasok 40,4% minyak nabati global 1995: 25; 2019: 5Pertumbuhan rata- rata: -6% | 2020 2020 | Important Important | Jambi university 2020 dan IPB university 2020 World Bank 2020 |
Kesehatan dan Kesejahteraa n yang baik | Vitamin A setara mg Retinol/100 mg (dapat dimakan) Kandungan vitamin E berupa tocopherols dan tocotrienols (ppm) Kebutuhan sehari-hari berbasis minyak sawit “Mencuci dunia” Fasilitas Kesehatan | 5.000 (halus); 6.700 (CPO); 400 (wortel); 300 (tomat); 50 (pisang); 21 (jeruk) Minyak sawit 1172; minyak kedelai 958; minyak jagung 782; minyak lobak 546; minyak kacang tanah 347; dan minyak zaitun 51 Bahan makanan; sabun; shampoo; pasta gigi; hand sanitizer; deterjen; disinfectant Lebih banyak lagi fasilitas kesehatan yang dikembangkan | 2010 1971; 1986; 1989 2013 2014 | Substantial Substantial Substantial Substantial | Hariyadi (2010) Slover (1971); Gunstone (1986); Kritchevsky dan Kalyana (2002) MPOB, 2013 PASPI, 2014 |
Pendidikan berkualitas | Angka Partisipasi Murni Bersih | Rasio murid – guru sekolah dasar (%). 1995: 23.0; 2019: 16.0. Tingkat pertumbuhan rata- rata : -1% | 2020 | Substantial | World bank, 2020; Goetingen University 2021, Jambi University 2021 dan IPB university 2021 |
Air Bersih dan Sanitasi | Biopori persentase sistem perakaran tanaman kelapa sawit (%) Tingkat laju resapan air ke dalam kebun kelapa sawit meningkat seiring dengan umur pohon kelapa sawit menurut umur (cm/jam) | 40 pada umur 13 tahun25 pada umur 5 tahun 20 pada usia 10 tahun80 pada usia 25 tahun120 pada usia 35 tahun | 1999; 2007; 2009 1999 2007 2009 | Substantial Substantial | Harahap 1999; Harahap 2007; Harahap 2009 Harahap 1999; Harahap 2007; Harahap 2009 |
Energi terjangkau dan bersih | Biofueling dunia (Juta KL) Mengurangi emisi GRK (Juta ton Co2) | Menyediakan bahan baku biodesel generasi pertama, green diesel, green gasoline, green avtur, bioethanol, biogas, bioelectricity 2018: 3.75; 2019: 6.62; 2020: 9.59 2018: 5.61; 2019: 9.91; 2020: 14.25 | 2020 2020 | Substantial Substantial | USDA, 2020 INDEF, 2021 |
Sebenarnya perkebunan kelapa sawit berkontribusi pada 15 tujuan/sub-tujuan dari 17 SDGs dimana kelapa Sawit menyumbang 9 tujuan secara substansial, 4 diantaranya sangat penting sehingga dapat dipastikan dengan adanya perkebunan kelapa sawit memberikan dampak positif untuk pembangunan Indonesia yang berkelanjutan baik untuk sektor ekonomi, sosial maupun ekologis/lingkungan.
Artikelnya bagus
Terima kasih
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Artikelnya sangat informatif
Peran sawit memang sangat besar secara ekonomi, sosial dan lingkungan
Bahkan sawit bisa dikatakan sebagai suksesor SDGs
Lumayan, Semoga bermanfaat
Nice article
Artikel bermanfaat
Sangat membantu
Wahh peran sawit dalam sosial, ekonomi dan lingkungan benar-benar luar biasa. Semoga dengan bantuan industri perkebunan kelapa sawit, Indonesia bisa mencapai 17 tujuan SDG’s-nya
Semogaa artikelnya bermanfaat untuk masyarakat.
Nice
artikelnya bagus semoga bermanfaat
Artikel yang bermanfaat
Sangat bermanfaat sekali informasinya dan bagus untuk menambah pengetahuan
artikel yang sangat bermanfaat dan membacanya pun enjoy sekali karena setiap paragraf disusun secara runtut. Ditambah lagi ada data berupa tabel yang disajikan di artikel ini, keren pake banget
Artikelnya bagus. Semoga dengan informasi ini, perkebunan kelapa sawit tidak lagi dilabeli secara negatif
Mantap bgt
Artikelnya sangat bermanfaat
Bagus dan bermanfaat
Keren bgt artikelnya, isinya mantep
Good
Excellent
Artikel nya bagus dan insya allah bermanfaat