Indonesia merupakan negara yang menempati posisi nomor 1 penghasil sawit terbesar di dunia. Area perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup revolusioner yakni dari hanya seluas 294.5 ribu hektar tahun 1990 menjadi 14.3 juta hektar tahun 2020 (Ditjenbun 2020). Bahkan berdasarkan hasil rekonsiliasi tim kerja yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Perekonomian ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 833/KPTS/SR. 020/M/12/2019 terkait tentang luas tutupan lahan perkebunan sawit Indonesia tahun 2019 mencapai 16.38 juta hektar. Keberadaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di 190 kabupaten telah memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah sentra tersebut.
Menurut Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja (2014), sampai tahun 2013 setidaknya 50 kawasan pedesaan terbelakang/terisolir telah berkembang menjadi kawasan pertumbuhan baru dengan basis sentra produksi CPO. Antara lain Sungai Bahar (Jambi), Pematang Panggang dan Peninjauan (Sumatera Selatan), Arga Makmur (Bengkulu), Sungai Pasar dan Lipat Kain (Riau), Parenggean (Kalimantan Tengah) dan kawasan lain. Ekspansi tersebut telah menunjukkan adanya manfaat baik dari segi ekonomi, sosial, serta lingkungan di daerah perkebunan kelapa sawit (PASPI 2015).Hasil studi PASPI (2014) menunjukan bahwa pertumbuhan produksi minyak sawit (CPO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah-daerah sentra sawit.
Kelapa sawit merupakan salah satu dari 17 jenis tanaman minyak nabati dunia penghasil sumber lemak/minyak nabati. Dengan total luas tahun 2020 sekitar 14.3 juta hektar hektar, perkebunan sawit dunia mampu memproduksi minyak sawit (CPO) sebesar 74 juta ton (Oil World, 2020). Dengan luas lahan perkebunan tersebut, Indonesia telah membuktikan dirinya sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan menggeser posisi Malaysia sejak tahun 2006. Pangsa Indonesia mencapai 58 persen dari total produksi minyak sawit dunia (USDA, 2020).
Selain sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia juga sekaligus menjadi produsen minyak nabati terbesar di dunia. banyak orang yang tidak tahu seberapa besarnya perannya sawit dalam memajukan Indonesia di dalam beberapa aspek seperti ekonomi , sosial dan lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa sejak tahun 2006, minyak sawit dunia telah menjadi minyak nabati terbesar yang diproduksi dan dikonsumsi secara internasional baik sebagai bahan pangan (PASPI Monitor, 2021a) maupun sebagai bahan energi (PASPI Monitor, 2021b). Pangsa produksi minyak sawit dalam empat minyak nabati utama dunia pada tahun 2021 telah mencapai 43 persen. Kemudian disusul minyak kedelai dengan pangsa sebesar 32 persen, minyak rapeseed sebesar 14 persen dan minyak biji bunga matahari sebesar 11 persen.
Pada tahun 2006, juga terjadi perubahan negara produsen minyak sawit. Indonesia tampil menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia yang sebelumnya diduduki Malaysia. Pangsa Indonesia pada tahun 2021 mencapai 59 persen dari produksi minyak sawit dunia dan kemudian disusul oleh Malaysia pada posisi kedua dengan pangsa 25 persen. Ini membuktikan bahwa Industri sawit merupakan penghasil devisa yang sangat penting bagi Indonesia. Devisa sawit terdiri atas devisa promosi ekspor dan devisa substitusi impor. Devisa ekspor yakni devisa hasil ekspor minyak sawit serta produk turunannya. Sedangkan devisa substitusi impor adalah penghematan devisa akibat substitusi solar fosil impor seiring dengan penggunaan biodiesel sawit dan implementasi kebijakan mandatori biodiesel di Indonesia.
Devisa ekspor produk sawit tahun 2019 sebesar USD 20.21 milyar dan mengalami peningkatan hingga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni menjadi USD 36.21 milyar tahun 2021. Implikasinya devisa ekspor produk sawit berhasil meningkatkan surplus Net Ekspor Non-Migas dari USD 7.1 milyar menjadi USD 48. 6 milyar. Hal ini menjadi salah satu pemasukan keuangan negara yang terbesar. Implikasinya biodiesel sawit dapat memperbaiki defisit Net Ekspor Migas dengan menurunkan defisit Net Ekspor Migas. Kombinasi devisa sawit ekspor dan devisa substitusi impor tersebut menghasilkan surplus neraca perdagangan relatif besar dan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Perkembangan perkebunan kelapa sawit juga mendorong bertumbuhnya perekonomian pedesaan di Indonesia. Beberapa kegiatan yang secara langsung memberikan dampak terhadap komponen ekonomi pedesaan daerah seperti kegiatan pembangunan sumberdaya masyarakat desa, pembangunan sarana prasarana umum seperti jalan, sekolah, fasilitas kesehatan, penyerapan tenaga kerja lokal, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Hal ini membuktikan bahwa minyak sawit merupakan komoditas strategis Indonesia yang bersifat inklusif, dimana manfaat perkebunan kelapa sawit tidak hanya dinikmati pemilik perkebunan, namun masyarakat sekitar juga merasakan manfaatnya.
Selain manfaat yang dirasakan oleh masyarakat lokal, perkembangan perkebunan sawit juga menghasilkan manfaat multiplier pada level nasional yang begitu besar baik terhadap peningkatan pendapatan, kesempatan kerja, nilai tambah maupun output melalui pengembangan industri hilirnya. Bahkan di tengah pandemi Covid-19 dan ancaman resesi ekonomi, minyak sawit dan produk turunannya berhasil menjadi pahlawan devisa yang membuat surplus neraca perdagangan Indonesia dengan memberikan devisa ekspor sebesar USD 11.9 miliar selama periode Januari-Juli 2020 (PASPI, 2020).
Dengan adanya industri pengolahan kelapa sawit di wilayah perdesaan maka tingkat pengangguran menurun karena industri pengolahan kelapa sawit bisa menjadi tempat mata pencaharian Bagi penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun negara negara barat mengaitkan Isu isu yang membuat tanaman kelapa sawit menjadi buruk , salah satunya deforestasi.
Deforestasi adalah salah satu isu lingkungan yang sering dituduhkan negara-negara Barat (Eropa dan Amerika Serikat) ke negara berkembang khususnya yang berada di wilayah tropis termasuk Indonesia. Isu ini menjadi perhatian masyarakat dunia karena dampak yang ditimbulkan dari deforestasi cukup masif dan global seperti hilangnya keanekaragaman hayati (biodiversitas) dan perubahan iklim. Kebun sawit juga sering dikaitkan sebagai penyebab utama deforestasi Indonesia dan deforestasi global , Indonesia yang merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia terkena dampak dari yang ditimbulkan dari deforestasi cukup masif dan global seperti hilang nya keanekaragaman hayati ( biodiversitas ) dan perubahan iklim.
Berdasarkan fakta dan data yang bersumber dari kajian empiris menunjukkan bahwa deforestasi merupakan suatu fenomena global yang terjadi di seluruh dunia sejak periode sebelum pertanian atau tahun 1600-an. Deforestasi juga merupakan proses awal dan normal dari pembangunan ekonomi (stages of development) di setiap negara. Deforestasi yang terjadi saat ini di Indonesia dan negara tropis lainnya dalam rangka pembangunan ekonomi, juga pernah terjadi Eropa dan Amerika Serikat pada awal peradaban (1600-1900an). Bahkan jika dibandingkan tingkat deforestasi di kawasan negara tersebut (temperate forest) tetap lebih tinggi dibandingkan tropical forest. Hal tersebut juga terkonfirmasi dari kecilnya luas hutan yang tergolong sebagai primary forest.
Di Eropa saat ini. Faktor penyebab utama deforestasi global berdasarkan sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan driver utama deforestasi global tahun 1990-2008. Produk pertanian yang berkontribusi besar terhadap deforestasi global adalah tanaman serealia dan kedelai, sedangkan kontribusi kebun sawit dunia terhadap deforestasi dunia relatif kecil hanya sebesar 2 persen. Artinya deforestasi akibat ekspansi lahan untuk tanaman serealia (padi, jagung, gandum) dan kedelai lebih tinggi dibandingkan kebun sawit.
Hal ini menunjukkan bahwa pengkaitan antara ekspansi kebun sawit di Indonesia sebagai driver utama deforestasi global adalah hoax. Malah menjadi sebaliknya saat hutan sedang mengalami kebakaran pada musim kemarau dan lahan tersebut menjadi lahan yang kosong, lahan kosong tersebut dapat ditanami tanaman kelapa sawit, ini dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh lahan yg kosong tersebut seperti kekeringan tanah, dan longsor. Dengan ditanami nya tanaman kelapa sawit maka secara tidak langsung penanaman tanaman kelapa sawit menjadi langkah yg baik selain bisa berproduksi tetapi juga bisa menjadi penghijauan dan dapat menjaga tanah tetap dengan suhu nya dan tidak longsor.
Tak hanya itu Industri minyak sawit secara keseluruhan juga berperan penting dalam menyehatkan kehidupan manusia dalam ekosistem planet bumi. ada tiga mekanisme bagaimana industri sawit menyehatkan kehidupan manusia. Pertama, mekanisme penyehatan dari dalam tubuh melalui pemenuhan nutrisi dan gizi minyak sawit. Kedua, mekanisme penyehatan dari luar tubuh melalui produk oleokimia/biosurfaktan sawit. Dan ketiga, penyehatan udara bumi melalui peran perkebunan sawit sebagai bagian dari “paru-paru” ekosistem. planet bumi.
Penyerapan neto CO2 pada perkebunan sawit lebih besar dibandingkan dengan pada hutan tropis. Hal ini disebabkan pada hutan tropis umumnya sudah pada kondisi steady state dimana laju fotosintesis dengan laju respirasi sudah seimbang. Sebaliknya pada perkebunan sawit laju fotosintesis masih jauh lebih besar dibandingkan dengan laju mutu ekosistem planet bumi seperti pemanasan global dan dampaknya pada perubahan iklim global.
Tanaman sawit mampu mendaur ulang kadar CO2 yang berada di atmosfer Melalui proses fotosintesis asimilasi, tanaman kelapa sawit menyerap CO2 dari atmosfer bumi (Harter et al., 1997; Henson, 1999; Fairhurst dan Hardter, 2003; Jansson et al., 2010; World Bank, 2012). Makanya di setiap kawasan industri sawit ditanami pepohonan sawit dan letaknya jauh dari pemukiman karena polusi udara yg ditimbulkan oleh pabrik akan terserap oleh tanaman sawit dan mengubah nya menjadi oksigen dan tidak akan mencemari lingkungan sekitar area pabrik sawit .
Mantaapppp .. Sukses selalu bang
Keren
Artikel yang sangat informatif, keren Wak San
Artikel yang bagus bang
Keren
Waaah mantap
Terimakasih infonya
Artikel yang sangat membantu. Terima kasih
Artikel yang sangat menarik dan menambah wawasan Wak san.
Lanjutkan
Mantap bagus untuk ilmu pengetahuan
Woww bagus artikelnya, semangat terus
Mantap
Keren wak san terus berinofasi
Kereeeenn artikelnyaa!!
Artikelnya sangat berguna.
keren pokoknya bisa nambah pengetahuan ..
Sll semangat berbagi ilmu. Keren
Artikel yang menarik
Artikel yang sangat berguna sekali bagi saya pribadi, semoga konsisten sealu dlam membuat artikel lainnya
Kerennn semoga bermanfaat
Bagus artikelnya, keren
Artikel mudah dipahami, dan sangat bermanfaat
Artikel nya mantap
Keren keren bermanfaat
artikelnya bagus bg sukses terus
overall sudah bagus tp Kurang fokus ke penjabaran isu permasalahannya. penjabaran masih belum terorganisir dg rapi dan terlalu general pembahasan ttg peran kelapa sawitnya. jika ingin membahas ttg peran kelapa sawit thdp ekonomi saja,maka pembahasannya cukup ke aspek itu saja jgn terlalu banyak membahas deforestasi. demikian,mudah2n bs membantu.
Terimakasih kak atas saran dan masukan nya kak , insyaallah kedepannnya di tingkat kan lg
Mantap, bermanfaat
Artikelnya bagus
mantappppp……..
Membantu dan menambah relasi pengetahuan tentang sawit
Sukses….
Mantap mantap
Artikel yang sangat informatif
Gd lck yaa kk
Mantap Bro,, terus berkarya ya,,
Mantap, berbagi ilmu pengetahuan ke umum
good success always
Sangat bermanfaat
Artikel sangat bermanfaat
Wew
Keren sih, sangat informatif dan menambah wawasan
Sangat bermanfaat kawan artikelnya