Abstrak
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam menentukan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan. Perkembangan industri kelapa sawit yang berhasil menjadi komoditi penghasil devisa terbesar di Indonesia, saat ini tengah menarik perhatian masyarakat global. Pasalnya, sawit Indonesia berhasil menggeser dominasi kedelai sebagai bahan baku minyak nabati utama di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit di Indonesia memiliki dampak positif terhadap masyarakat Indonesia yang ditimbulkan antara lain meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan devisa negara, memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran. Tercatat bahwa dampak positif dari industri perkebunan kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kata kunci : Kelapa Sawit, Industri Kelapa sawit, Dampak Positif Industri Kelapa Sawit.
PENDAHULUAN
Pabrik kelapa sawit merupakan salah satu sektor industri hasil pertanian yang terpenting di Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, dari beberapa komoditas unggulan perkebunan, kelapa sawit menempati urutan pertama dalam ekspor di tahun 2011 sebesar 53,57% dengan nilai 17,23 miliar dolar AS. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi paling besar untuk devisa Indonesia, karena tanaman perkebunan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati (Isum et al, 2014).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia sebagai salah satu penyumbang devisa non-migas yang cukup besar. Kelapa sawit menghasilkan produk olahan yang mempunyai banyak manfaat (Lubis, 1992). Produk minyak kelapa sawit tersebut digunakan untuk industri penghasil minyak goreng, minyak industri, bahan bakar, industri kosmetik dan farmasi.
Industri minyak kelapa sawit nasional merupakan industri strategis dalam perekonomian makro, pembangunan ekonomi daerah, pengurangan kemiskinan. Industri kelapa sawit memiliki peran strategis dengan penghasil devisa terbesar, lokomotif perekonomian nasional, membangun kedaulatan energi, ekonomi kerakyatan dan dalam penyerapan tenaga kerja dalam perekonomian makro. Meningkatnya kebutuhan minyak sawit dalam negeri serta besarnya potensi ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/cpo) telah memicu pesatnya pertumbuhan luas kebun kelapa sawit di tanah air. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, pada tahun 2019 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan telah menjadi 14,68 juta hektare atau bertambah hampir 50 kali lipat (Katadata, Kelapa Sawit Sebagai Penopang Perekonomian Nasional, 2019).
Masa depan industri kelapa sawit Indonesia berada di tangan generasi milenial. Ia yakin generasi milenial mampu membawa Indonesia tidak hanya menjadi pemimpin sawit dunia, namun juga menjadi pemimpin industri oleokimia dunia (produk olahan sawit) (Larasati, 2019). Sejak berkembangnya sektor perkebunan di Indonesia, kelapa sawit adalah komoditas yang digadang-gadang sebagai pemimpin sektor pertanian terutama perkebunan. Selain itu, komoditas ini termasuk prospek yang paling cerah 2 dibandingkan komoditas perkebunan lainnya, seperti kakao, karet, kopi, dan lain-lain (Marpaung, 2019).
Secara umum pesatnya pertumbuhan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak kelapa sawit dari berbagai negara. Peningkatan itu disebabkan oleh semakin banyaknya produk turunan yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit, misalnya margarin, sabun atau deterjen, tambahan lemak untuk makanan. Produk yang sedang dikembangkan saat ini adalah bahan bakar biodiesel karena memiliki prospek yang akan terus membaik seiring dengan dicanangkannya penggunaan 2 energi terbarukan khususnya di negara-negara maju yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Limbah yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit cukup beragam dan besar jumlahnya. Berbagai jenis limbah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kebutuhan manusia, diantaranya sebagai pupuk organik, arang aktif, dan pakan ternak. Berdasarkan tempat pembentukannya, limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit. Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan, dan panen kelapa sawit. Limbah jenis ini antara lain kayu, pelepah dan gulma.
Sedangkan limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berupa limbah padat, cair dan gas. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang dikenal dengan istilah POME (Palm Oil Mill Effluent) mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi, sehingga LCPKS harus diolah atau dimanfaatkan untuk pupuk. Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki sejumlah kandungan hara yang dibutuhkan tanaman, yaitu N, P, K, Ca dan Mg yang berpotensi sebagai sumber hara untuk tanaman (Budianta, 2005).
TUJUAN
Pengamatan ini bertujuan untuk mempelajari :
- Memberikan informasi positif mengenai industri kelapa sawit
- Memberikan informasi mengenai prospek perkebunan kelapa sawit
- Memberikan informasi mengenai Peranan Penting Industri Kelapa Sawit dalam Menjaga Keseimbangan Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.
METODE
Pengamatan ini termasuk kedalam pengamatan kuantitatif dengan metode pengamatan berupa studi kepustakaan. Pengamatan ini mengumpulkan beberapa teori dari berbagai referensi sesuai dengan batasan pengamatan. Setelah itu, data tadi kemudian diolah dan dianalisis secara jelas dan naratif.
PEMBAHASAN
Keberadaan industri Pabrik Kelapa Sawit banyak memberikan manfaat bagi masyarakat baik bagi petani kelapa sawit maupun bagi masyarakat yang bukan petani kelapa sawit. Keberadaan Pabrik Kelapa Sawit berdasarkan hasil penelitian telah dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Kontribusi industri berbasis kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan perbaikan distribusi pendapatan.
Pengembangan kelapa sawit berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan investasi, output, dan devisa. Industri berbasis kelapa sawit juga mempunyai kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga yang berasal dari usaha kelapa sawit (Susila 2004). Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa keberadaan Pabrik Kelapa Sawit banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar pabrik, baik yang bekerja sebagai petani kelapa sawit maupun yang tidak bekerja sebagai petani kelapa sawit. Berikut ini adalah dampak positif dari keberadaan Pabrik Kelapa Sawit :
Aspek Perekonomian
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini semakin pesat. Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu komoditas utama tanaman perkebunan yang penting dalam perekonomian Indonesia sebagai penghasil devisa negara (Ambiyah 2012). Kontribusi dan Peranan penting Industri Kelapa Sawit terhadap Pembangunan Ekonomi Daerah Provinsi Sumatera Barat dalam Pembangunan ekonomi daerah mencerminkan tingkat perekonomian daerah yang didukung dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Salah satu sektor yang menjadi penyumbang kontribusi terbesar terhadap PDRB suatu daerah adalah sektor pertanian. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang menjadikan sektor pertanian menjadi sektor yang paling berkontribusi terhadap PDRB (RPJM Provinsi Sumatera Barat 2010-2015). Pengamatan ini bertujuan menganalisis dampak produksi sektor industri kelapa sawit dalam pembangunan ekonomi daerah Provinsi Sumatera Barat. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang menjadi sentra pengembangan areal perkebunan kelapa sawit dan produksi minyak sawit baik di Pulau Sumatera maupun Indonesia.
Berdirinya Pabrik Kelapa Sawit menyebabkan daerah sekitar pabrik menjadi berkembang dan tumbuh menjadi sentra bisnis skala kecil di masyarakat. Bisnis yang muncul akibat dari berdirinya PKS adalah banyak masyarakat yang mendirikan warung nasi, kios kelontong, ojek dan bisnis kecil lain-lainnya.
Provinsi Sumatera Barat mempunyai potensi untuk lebih mengembangkan jumlah produksi kelapa sawit dengan meningkatkan luas lahan dan produktivitas perkebunan terutama perkebunan rakyat. Dengan demikian, sektor kelapa sawit dapat menjadi sektor perkebunan unggulan (leading sector) yang dapat meningkatkan pendapatan daerah, menciptakan multiplier effect di berbagai kegiatan ekonomi serta mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan (sustainable economics development).
Tujuan dari pengamatan ini adalah mengkaji peranan sektor kelapa sawit terhadap pembangunan ekonomi daerah Provinsi Sumatera Barat, menganalisis keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage) sektor kelapa sawit terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya, menganalisis efek pengganda (multiplier effect) dari sisi output dan pendapatan sektor kelapa sawit terhadap pembangunan ekonomi daerah dan menganalisis pengelompokkan sektor-sektor di Provinsi Sumatera Barat dalam keterkaitannya dengan sektor-sektor dan dampak multiplier.
Aspek Sosial
Dalam aspek sosial budaya juga dapat dilihat dari pengurangan kemiskinan serta peranannya dalam pembangunan pedesaan. Aktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit yang melibatkan banyak tenaga kerja dan investasi yang relatif besar untuk industri hilirnya, diperkirakan secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan berusaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama proses kegiatan perkebunan kelapa sawit dan pembangunan industri hilirnya akan mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkages).
Pada proses kegiatan ini akan muncul antara lain jasa konstruksi, jasa buruh tani, jasa angkutan, perdagangan pangan dan sandang, perdagangan peralatan kerja serta bahan dan material yang dibutuhkan selama proses tersebut. Sedangkan pada kegiatan ekonomi waktu pascapanen dan proses produksi akan mempunyai keterkaitan ke depan (forward linkages). Proses forward linkages yang diperkirakan akan muncul adalah sektor jasa, antara lain: angkutan, perhotelan, koperasi, perbankan, perdagangan, industri kecil di pedesaan yang memproduksi alat produksi pertanian (Almasdi Syahza, 2007).
Aspek Lingkungan
Ada beberapa kontribusi dan peranan penting industri perkebunan kelapa sawit dalam menjaga keseimbangan aspek lingkungan diantaranya menciptakan peluang kerja bagi masyarakat, membuat pemasaran tandan buah segar (TBS) jadi semakin mudah, menciptakan sarana dan prasarana semakin lengkap, perkebunan kelapa sawit dapat melestarikan plasma nutfah, tanaman kelapa sawit dapat melindungi tanah dan air dan tanaman kelapa sawit menjadi alat pemanen energi matahari. Untuk penjelasan lebih lanjut mari simak beberapa penjelasan dibawah ini :
Menciptakan peluang kerja bagi masyarakat, berdirinya pabrik kelapa sawit menyebabkan adanya variasi pekerjaan di masyarakat. Dampak positif yang dirasakan dari adanya pabrik kelapa sawit adalah semakin terbukanya peluang kerja bagi masyarakat untuk bekerja di perusahaan swasta (PKS). Umumnya kesempatan kerja di PKS bagi masyarakat sekitar adalah sebagai buruh pabrik dan petugas keamanan (satpam).
Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar pabrik untuk bekerja di PKS umumnya pada level bawah di perusahaan. Kondisi ini disebabkan kualitas sumberdaya manusia dan tingkat pendidikan, serta keterampilan masyarakat sekitar yang masih rendah sehingga tidak bisa diposisikan pada tempat yang strategis di perusahaan. Disamping itu, pada umumnya PKS menerapkan manajemen yang tertutup sehingga pihak luar tidak bisa masuk pada level manajemen atas di perusahaan karena PKS umumnya dikelola keluarga pemilik perusahaan.
Membuat pemasaran tandan buah segar (TBS) jadi semakin mudah, dampak positif yang dirasakan bagi petani kelapa sawit dengan berdirinya pabrik kelapa sawit adalah petani jadi semakin mudah dan dekat untuk memasarkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Dekatnya jarak lokasi Pabrik Kelapa Sawit dengan kebun masyarakat menyebabkan ongkos mengantar atau mengangkut TBS ke lokasi pabrik jadi semakin dekat dan mudah untuk diakses oleh petani sehingga dapat mengurangi biaya operasional petani.
Menciptakan sarana dan prasarana semakin lengkap, dampak positif lainnya dari berdirinya Pabrik Kelapa Sawit adalah sarana dan prasarana masyarakat jadi semakin banyak. Adapun sarana dan prasarana tersebut seperti, jalan akses ke PKS, Sekolah, tempat ibadah, dan sarana kesehatan. Walaupun sarana dan prasarana tersebut kadang tidak semua masyarakat yang dapat menikmatinya.
Perkebunan kelapa sawit dapat melestarikan plasma nutfah, pembudidayaan kelapa sawit melalui perkebunan merupakan suatu mekanisme efektif melestarikan plasma nutfah (biodiversity), yakni tanaman kelapa sawit serta mekanisme yang ada, fungsi ekologis dan fungsi ekonomis secara lintas generasi. Kelapa sawit yang pada awalnya (tahun 1870) hanya empat varietas di Kebun Raya Bogor, melalui perkebunan kelapa sawit, plasma nutfah tersebut terlestarikan secara lintas generasi dan bahkan berhasil dikembangkan menjadi puluhan varietas baru. Fungsi pelestarian plasma nutfah seperti ini juga merupakan fungsi hutan.
Tanaman kelapa sawit dapat melindungi tanah dan air mekanisme struktur pelepah daun pohon kelapa sawit yang berlapis-lapis mampu menangani lahan (land cover) mendekati 100 persen saat dewasa. Struktur pelepah daun yang demikian selain berfungsi sebagai “dapurnya” (fotosintesis) kelapa sawit, juga berfungsi melindungi tanah dari pukulan langsung air hujan. Jika hujan datang, pukulan air hujan tidak langsung mengenai tanah namun terlindungi oleh struktur pelepah daun berlapis-lapis tersebut.
Mekanisme konservasi tanah dan air berikutnya adalah melalui tata kelola lahan dalam budidaya kelapa sawit. Standar kultur teknis kebun sawit mulai dari penanaman dan pemeliharaan tanaman menggunakan asas-asas konservasi tanah dan air. Mulai dari zero/minimum tillage, penanaman tanaman pelindung (cover crop) pada masa pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (umur 0-4 tahun), pembuatan sistem teras pada lahan miring, pembuatan piringan/tapak kuda, penempatan pelepah tua (pruning) sebagai guludan bahan organik pada gawangan, pengembalian tandan kosong dan limbah cair ke lahan dan lainnya merupakan bagian dari mekanisme konservasi tanah dan air kebun sawit.
Sistem perakaran serabut pohon kelapa sawit yang massif, luas dan dalam. Perakaran kelapa sawit dewasa dapat mencapai radius 4 meter sekeliling pangkal dan dengan kedalaman sampai 5 meter di bawah permukaan tanah yang membentuk pori-pori mikro dan makro tanah yang dapat disebut biopori alamiah. Biopori alamiah sawit tersebut terbanyak berada pada sekitar/dekat pangkal pohon sawit. Pori-pori mikro dan makro tanah tersebut makin banyak dengan makin dewasa tanaman kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit menjadi alat pemanen energi matahari, sumber energi utama bagi kehidupan manusia di bumi adalah dari energi matahari atau surya. Tumbuhan baik hutan maupun tanaman perkebunan kelapa sawit merupakan “alat pemanen” energi surya bagi kehidupan di bumi. Jika dibandingkan kemampuan memanen energi surya antara hutan dan perkebunan kelapa sawit menunjukan bahwa perkebunan kelapa sawit secara relatif lebih unggul pada indikator efisiensi fotosintesis, konversi energi radiasi, produktivitas bahan kering dan incremental biomas. Sedangkan keunggulan relatif hutan adalah pada indikator indeks luas daun dan total stok biomas. Dengan demikian untuk pemanenan energi surya, perkebunan kelapa sawit lebih unggul daripada hutan.
Jika yang diperlukan adalah bagaimana menghasilkan energi yang lebih efisien, menyerap karbon dioksida yang lebih banyak dan menghasilkan oksigen yang lebih besar maka perkebunan kelapa sawit lebih baik dari pada hutan.
Penggunaan Biodiesel sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil diperkirakan mempunyai dampak lingkungan yang positif. Biodiesel selain merupakan sumber energi terbarukan yang tidak beracun dan biodegradable, juga merupakan sumber energi yang emisi pencemarnya rendah, sehingga Biodiesel dapat dikatakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Keunggulan biodiesel sebagai bahan bakar antara lain diproduksi dari bahan baku yang dapat diperbaharui, dapat digunakan pada kebanyakan mesin diesel tanpa modifikasi. Biodiesel bersifat lebih ramah lingkungan karena dapat terurai di alam, non toksik, efisiensi tinggi, emisi buang kecil, serta kandungan sulfur dan aromatik rendah (Pinto dkk., 2005).
Kesimpulan
Keberadaan industri pabrik kelapa sawit banyak memberikan manfaat bagi masyarakat baik bagi petani kelapa sawit maupun bagi masyarakat yang bukan petani kelapa sawit. Keberadaan Pabrik Kelapa Sawit berdasarkan hasil penelitian telah dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kontribusi dan peranan penting industri kelapa sawit terhadap pembangunan ekonomi daerah Provinsi Sumatera Barat dalam pembangunan ekonomi daerah mencerminkan tingkat perekonomian daerah yang didukung dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor yang menjadi penyumbang kontribusi terbesar terhadap PDRB suatu daerah adalah sektor pertanian. Berdirinya pabrik kelapa sawit menyebabkan daerah sekitar pabrik menjadi berkembang dan tumbuh menjadi sentra bisnis skala kecil di masyarakat. Bisnis yang muncul akibat dari berdirinya PKS adalah banyak masyarakat yang mendirikan warung nasi, kios kelontong, ojek dan bisnis kecil lain-lainnya.
Dalam aspek sosial budaya juga dapat dilihat dari pengurangan kemiskinan serta peranannya dalam pembangunan pedesaan. Dalam aspek ekologi. Aktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit yang melibatkan banyak tenaga kerja dan investasi yang relatif besar untuk industri hilirnya, diperkirakan secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan berusaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama proses kegiatan perkebunan kelapa sawit dan pembangunan industri hilirnya akan mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkages).
Kontribusi dan peranan penting industri perkebunan kelapa sawit dalam menjaga keseimbangan aspek Lingkungan diantaranya menciptakan peluang kerja bagi masyarakat, membuat pemasaran Tandan Buah Segar (TBS) jadi semakin mudah, menciptakan sarana dan prasarana semakin lengkap, perkebunan kelapa sawit dapat melestarikan plasma nutfah, tanaman kelapa sawit dapat melindungi tanah dan air dan tanaman kelapa sawit menjadi alat pemanen energi matahari.
Referensi
Almasdi Syahza., 2007, Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan dengan Model Agroestate Berbasis Kelapa Sawit, dalam Jurnal Ekonomi, Th.XII/02/Juli/2007, PPD&I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Ambiyah A. 2012. The Economic and Environmental Analysis of Oil palm Expansion in Indonesia: Export Demand Approach and EIRSAM Model. [Disertasi]. Nagoya (JPN): Nagoya University.
Budianta, D. 2005. Potensi limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai sumber hara untuk tanaman perkebunan. Jurnal Dinamika Pertanian 20(3):273-282.
Larasati. (2019, november 28). Masa Depan Industri Kelapa Sawit RI Ada di Tangan Milenial. Retrieved from https://money.kompas.com/: https://money.kompas.com/read/2019/11/28/164046026/masa-denindustri-kelapa-sawit-ri-ada-di-tangan-milenial.
Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat Pematang Siantar. Sumatra Utara.
Katadata. (2019, oktober 7). Kelapa Sawit Sebagai Penopang Perekonomian Nasional. Retrieved from https://katadata.co.id/: https://katadata.co.id/berita/2019/10/07/kelapa-sawit-sebagai-penopangperekonomian-nasional
Marpaung. (2019, september 14). Meneropong Prospek Komoditas Kelapa Sawit Indonesia. Retrieved from https://www.wartaekonomi.co.id/: https://www.wartaekonomi.co.id/read246605/meneropong-prospekkomoditas-kelapa-sawit-indonesia
Pinto dkk., 2005. Biodiesel : An Overview. J. Braz. Chem. Soc. 16 (6B), 1313-1330.Susila, W.R. 2004. Peluang bisnis kelapa sawit di Indonesia. http//www.Ipard.com/art perkebun/0003504 wrs.asp.17 Oktober 2005.
Artikel ini sangat sesuai dengan apa yang di buat dengan realita yang ada di lapangan secara langsung. Yang mana membahasa mengenai aspek perekonomian, sosial dan lingkungan.