Sawit Menjadi Solusi Pengangguran di Pedesaan

Terdapat 190 kabupaten dan 23 provinsi di Indonesia yang memiliki perkebunan kelapa sawit bekembang secara ekonomi, menggerakan pertumbuhan dan perkembangan daerah tersebut. Lapangan kerja yang semakin meluas, produksi barang yang meningkat, peningkatan pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh daerah-daerah sentra perkebunan sawit.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia,Industri kelapa sawit mampu menyerap sedikitnya 16 juta tenaga kerja terbagi atas 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga tidak langsung. Produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2018 pun tercatat sebesar 48,68 juta ton,yang terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO) dan 8,11 juta ton palm kernel oil (PKO). Jumlah produksi tersebut berasal dari perkebunan rakyat sebesar 16,8 juta ton (35%). Perkebunan besar Negara sebesar 2,49 juta ton (5%), dan perkebunan besar swasta sebesar 29,39 juta ton (60%).

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia tidak terprogram dengan baik karena di luar masih mempermasalahkan dampak negatif kelapa sawit yang belum terbukti kebenarannya. Namun banyak hal positif yang ditimbulkan industri kelapa sawit seperti meluasnya lapangan kerja dan meningkatnya produktivitas serta daya saing pekerjaan. Kemiskinan masyarakat dapat diatasi dengan adanya kelapa sawit serta membantu penghasilan yang didapatkan masyarakat di daerah terpencil meningkat. Selain mengurangi kemiskinan tentu harus memastikan bahwa masyarakat desa memiliki penghasilan untuk menyediakan makanan yang lebih bergizi, kelapa sawit sendiri merupakan bahan pangan yang sangat penting.

Pengangguran merupakan suatu hal yang wajar, karena setiap hari pasti ada tenaga kerja yang kehilangan atau keluar dari pekerjaannya, namun akan menjadi masalah apabila tingkat pengangguran di suatu negara semakin tinggi. Salah satu penyebab terjadinya pengangguran adalah kurangnya Pendidikan seseorang sehingga tidak mempunyai skill, apalagi masyarakat yang hidup di pedesaan, Secara umum, struktur pendidikan penduduk di daerah pedesaan sebagian besar merupakan tenaga kerja berpendidikan sekolah dasar ke bawah.

Industri kelapa sawit berperan penting pada perekonomian negara belum tergantikan. Sekitar 16 juta tenaga kerja yang diserap industri kelapa sawit, setiap tahunnya industri tersebut juga berkontribusi sekitar 13,50 % terhadap ekspor nonmigas dan menyumbang 3,50 % kepada produk domestic bruto (PDB) Indonesia.

Industri kelapa sawit berperan yang mencakup empat aspek yaitu, padat karya, industri sawit sudah menyerap tenaga kerja langsung 4,20 juta dan pekerja tidak langsung 12 juta orang; setiap tahunnya industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 3,50 % terhadap total PDB Indonesia; berkontribusi 13,50 terhadap total ekspor nonmigas; menciptakan kemandirian energi melalui biodiesel sehingga menghemat devisa dan berdampak positif terhadap lingkungan. Perkembangan kelapa sawit di sektor daerah sendiri memiliki potensi baik, perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi pembangunan di pedesaan.

Masyarakat memerlukan minyak nabati untuk membantu masyarakat menyediakan pangan bagi warga dunia. Keuntungan menggunakan minyak sawit hanya membutuhkan lahan sekitar 54 juta hektar, dengan komposisi unik yang membuatnya bebas dari lemak trans, dibandingkan menggunakan minyak kedelai lebih membutuhkan lahan yang lebih banyak yaitu sekitar 400 juta hektar.

Selain bebas dari lemak trans dan telah memenuhi kebutuhan gizi khususnya, kelapa sawit memiliki banyak manfaat akan kesehatan lain salah satunya adalah sumber bahan makanan yang kaya beta-karoten. Minyak kelapa sawit juga mengandung tocopherol dan tocotrienol,keduanya merupakan unsur antioksidan vitamin E. Antioksidan alami ini bertindak sebagai pembersih oksigen radikal bebas. industri kelapa sawit membutuhkan tenaga kerja lapangan.

Banyak yang menganggap bahwa industri sawit tidak berpengaruh dalam menurunkan pengangguran khususnya pengangguran di Pedesaan. Padahal industri sawit merupakan sebagai wadah bagi masyarakat pedesaan untuk bekerja dan mencari nafkah untuk mencukupi kehidupan.

Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional jumlah pengangguran di Pedesaan lebih sedikit dibandingkan jumlah pengangguran di Perkotaan. Karena pada wilayah pedesaan banyak masyarakat yang bekerja di sektor perkebunan, salah satunya perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit merupakan sektor ekonomi dengan teknologi padat kerja (labor intensive). Tidak hanya padat kerja tetapi juga akomodatif terhadap keragaman mutu/skill tenaga kerja pedesaan. Kelapa sawit berperan sebagai salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Perkembangan perkebunan kelapa sawit baik swasta, BUMN maupun UKM berpeluang untuk mengurangi pengangguran di wilayah pedesaan. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2015), jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan sawit meningkat menjadi 718 ribu orang (2000) menjadi 3,4 juta orang (2016). Dengan demikian jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yakni 2,2 juta orang pada tahun 2000 meningkat menjadi sekitar 8,2 juta orang pada tahun 2016, yang menunjukkan bahwa industri kelapa sawit ini padat karya sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Diperkirakan pada masa yang akan mendatang tenaga kerja di pedesaan akan terserap pada perkebunan kelapa sawit dan akan makin meluasnya perkebunan kelapa sawit. Kesempatan kerja di bidang lain pun akan semakin banyak yang mendukung industri perkebunan sawit. Sektor-sektor yang meningkat antara lain jasa pertanian, perdagangan, restoran, hotel, dan lain-lain.

Manusia terus-menerus menggunakan kelapa sawit sebagai bahan pangan dan bahan bakar, seharusnya manusia menyadari bahwa keberadaan perkebunan kelapa sawit sangat mempengaruhi dan sangat penting. Kelapa sawit memiliki banyak nilai yang positif dan manfaat yang sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Pada zaman ini, semua telah menggunakan alat transportasi seperti bus, kereta, mobil, motor, bahkan kendaraan laut maupun udara yang membutuhkan bahan bakar seperti bensin yang mana bensin berbahan yang mengandung 100% dari sawit. Sehingga seharusnya di zaman sekarang ini kelapa sawit menjadi bagian terpenting di dunia. Kelapa sawit pun tidak hanya menjelma menjadi penyumbang paling penting devisa Negara dari nilai ekspor yang terus meningkat, namun juga menjadi penggerak perekonomian wilayah, dengan menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan di pedesaan.

Contohnya di daerah pedesaan atau daerah terpencil yang pendidikannya masih kurang pasti tidak bisa bekerja di instansi negeri maupun swasta karena tidak memiliki kemampuan yang sesuai, namun perkebunan kelapa sawit membutuhkan tenaga kerja yang sesuai dengan latar belakang masyarakat pedesaan seperti Bertani maupun berkebun. Jika perkebunan sawit tidak ada apakah masyarakat yang tidak berpendidikan tinggi mendapat pekerjaan? Maka jika dimusnahkan karena adanya isu-isu yang berhubungan dengan kerusakan kelestarian alam, bagaimana dengan pengangguran yang ada di negara? apakah dapat berkurang?

Untuk mengurangi pengangguran khususnya di pedesaan perlunya dikembangkan sektor- sektor ekonomi yang lebih banyak menyerap tenaga kerja sesuai dengan latar belakang/Pendidikan di pedesaan. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sarana yang sesuai dengan latar belakang atau karakteristik tenaga kerja di pedesaan. Banyak opini-opini yang beredar bahwa kelapa sawit memberikan dampak negatif dalam kehidupan yang seharusnya kita jadikan sebagai acuan untuk menjadikan keunggulan yang kita miliki ini berdampak positif bagi kehidupan khususnya masyarakat yang belum merasakan kesejahteraan. Untuk membangun kesejahteraan dibutuhkan dukungan untuk masa depan sawit kita.