Logo PASPI Indonesia 2023 | W-BG
Back to Top
Content
Rating & Comment

BIODIESEL INDONESIA: PRODUKSI, KONSUMSI DAN EKSPOR (2024)

JOURNAL AUTHOR

Dr. ir. tungkot sipayung

Executive Director at PASPI

Dr. Ir. Tungkot Sipayung is a seasoned professional in the palm oil industry with over 23 years of experience. Currently serving as Executive Director of PASPI, he is a recognized leader and expert in the development of agribusiness strategies. Under his leadership, PASPI continues to drive growth, innovation, and sustainability in the industry.

Share

Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dalam pengembangan biodiesel, khususnya biodiesel kelapa sawit. Melalui sejarah yang panjang tersebut, Indonesia berhasil menjadi produsen biofuel terbesar di dunia.

Dalam artikel ini, PASPI akan membahas bagaimana perkembangan produksi biodiesel Indonesia, konsumsi biodiesel Indonesia dan ekspor biodiesel indonesia terkini.

Key Takeaways

  • Hingga tahun 2022, terdapat 32 perusahaan biodiesel di Indonesia, dengan total kapasitas terpasang sebesar 17,14 juta kiloliter, setara dengan investasi sebesar USD 1,78 miliar.
  • Produksi biodiesel dimulai dari 190 ribu kiloliter pada tahun 2009, mencapai 3,96 juta kiloliter pada tahun 2014. Setelah penurunan pada tahun 2015, produksi meningkat dengan diterapkannya kebijakan pencampuran wajib (B-20, B-30).
  • Regulasi pemerintah, seperti Peraturan Pemerintah No. 24/2015 dan Peraturan Presiden No. 61/2015, memudahkan kelanjutan program biodiesel wajib di Indonesia.
  • Pada tahun 2022, Indonesia bertujuan mengalokasikan 13,15 juta kiloliter biodiesel, menunjukkan potensi industri untuk kebutuhan domestikdan mengurangi ketergantungan impor.
  • Konsumsi biodiesel di Indonesia meningkat dari 119 ribu kiloliter pada tahun 2009 menjadi 10,42 juta kiloliter pada tahun 2022.
  • Konsumen utama biodiesel sawit termasuk usaha mikro, pertanian, perikanan, transportasi (umum dan pribadi), pembangkit listrik, dan sektor industri/komersial.
  • Konsumsi biodiesel domestik mencapai 98% dari produksi pada tahun 2020, menunjukkan ketergantungan tinggi pada biodiesel untuk kebutuhan energi dalam negeri.
  • Indonesia mengekspor biodiesel untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan negara pengimpor, dengan Uni Eropa (UE-28) sebagai destinasi signifikan (40% dari ekspor)
  • Lima destinasi ekspor teratas (2012-2022) adalah UE, China, Amerika Serikat, Malaysia, dan Singapura.


Produksi Biodiesel Indonesia

Seiring dengan kuatnya komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim ekosistem yang kondusif untuk pengembangan industri biodiesel di Indonesia, berdampak pada peningkatan industri biodiesel (atau dikenal dengan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati-BU BBN) baik dari segi jumlah perusahaan maupun kapasitas produksinya. Badan Litbang ESDM mencatat bahwa pada awalnya perusahaan biodiesel tidak terintegrasi dengan kepemilikan bahan baku atau tidak terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit. Namun saat ini, perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut banyak yang berinvestasi pada jalur hilirisasi biodiesel dan menjadi salah satu BU BBN produsen biodiesel.

Distribusi Produsen Biodiesel di Indonesia
Distribusi Produsen Biodiesel di Indonesia (Sumber: APROBI)

Pada The 3rd Palm Biodiesel Conference yang diadakan Maret 2022, APROBI (Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia) menyampaikan data berkaitan dengan perkembangan jumlah dan kapasitas perusahaan biodiesel di Indonesia. Terdapat sekitar 32 perusahaan biodiesel yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Total kapasitas terpasang dari 32 perusahaan biodiesel tersebut mencapai 17.14 juta kiloliter atau setara dengan nilai investasi sebesar USD 1.78 Miliar.

Pada awal pengembangan, produksi biodiesel baru mencapai 190 ribu kiloliter pada tahun 2009 (B-2.5) dan kemudian meningkat secara bertahap seiring dengan peningkatan blending rate (B-10) pada tahun 2014 yakni dengan volume produksi sebesar 3.96 juta kiloliter. Volume produksi biodiesel mengalami penurunan hampir 50 persennya menjadi 1.65 juta kiloliter pada tahun 2015. Hal ini disebabkan harga biodiesel saat itu lebih tinggi dibandingkan minyak diesel (solar). Selain itu, subsidi BBN (biodiesel) yang dijadwalkan diberikan hingga tahun 2015, harus dicabut sebagai implikasi dari besarnya defisit perdagangan Indonesia. Kondisi ini menjadi dilema bagi kelanjutan industri biodiesel Indonesia.

Ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 24/2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan dan Peraturan Presiden No. 61/2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, menjadi titik terang untuk melanjutkan program mandatori biodiesel di Indonesia. Regulasi tersebut memberikan peluang untuk memanfaatkan dana sawit hasil pungutan ekspor produk sawit untuk insentif pengembangan biodiesel.

Insentif biodiesel tersebut berhasil meningkatkan bleeding rate dan produksi biodiesel Indonesia yakni dari 3.66 juta kiloliter (B-20 pada sektor PSO) pada tahun 2016 menjadi 6.17 juta kiloliter (B-20 sektor PSO dan non-PSO) tahun 2018. Volume produksi biodiesel juga terus meningkat pada implementasi mandatori B-30 yakni 8.59 juta kiloliter tahun 2020 menjadi 8.98 juta kiloliter tahun 2021 dan 11.81 juta kiloliter tahun 2022. Dengan diimplementasikannya kebijakan mandatori B-35 pada awal Februari lalu, pemerintah menargetkan alokasi volume biodiesel tahun 2023 sebesar 13.15 juta kiloliter.

Perkembangan Produksi Biodiesel Indonesia 1
Perkembangan Produksi Biodiesel Indonesia (Sumber: APROBI)

Jika dibandingkan dengan kapasitas pabrik biodiesel terpasang yang mencapai 17.14 juta kiloliter, artinya produksi atau target alokasi biodiesel masih berada dibawah kapasitas tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa industri biodiesel Indonesia masih memiliki potensi besar untuk memproduksi biodiesel yang dapat memenuhi kebutuhan domestik dan mengurangi ketergantungan impor.


Konsumsi Biodiesel Indonesia

Biodiesel yang dihasilkan perusahaan produsen (BU BBN) sebagian besar dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Biodiesel tersebut kemudian didistribusikan kepada Pertamina selaku Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM). Pertamina ditugaskan oleh pemerintah sebagai pembeli (off-taker) biodiesel yang kemudian melakukan pencampuran dengan solar sesuai blending rate yang diamanatkan oleh kebijakan mandatori biodiesel, dan mendistribusikannya ke masyarakat melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Sementara sektor konsumen akhir/pengguna biodiesel terdiri dari empat sektor yakni: (1) usaha mikro, perikanan, pertanian, transportasi dan pelayanan umum (PSO); (2) transportasi Non-PSO; (3) pembangkit listrik; dan (4) industri dan komersial. Saat ini sebagian besar penggunaan biodiesel untuk sektor transportasi. Masyarakat menggunakan bahan bakar campuran biodiesel dengan solar/diesel untuk kendaraannya dengan merek Dexlite dan Biosolar yang diproduksi oleh Pertamina.

Konsumsi biodiesel dalam negeri mengalami peningkatan dari 119 ribu kiloliter tahun 2009 menjadi 10.42 juta kiloliter tahun 2022. Proporsi konsumsi biodiesel di dalam negeri terhadap produksi juga menunjukkan peningkatan. Misalnya pada tahun 2009, sekitar 63 persen produksi biodiesel digunakan untuk konsumsi domestik. Proporsi tersebut terus meningkat hingga pernah mencapai 98 persen produksi biodiesel digunakan untuk konsumsi domestik pada tahun 2020. Namun demikian, konsumsi biodiesel domestik juga pernah hanya sekitar 20 persen dari produksinya pada tahun 2011.

Perkembangan Konsumsi Biodiesel Indonesia 1
Perkembangan Konsumsi Biodiesel Indonesia (Sumber: APROBI)

Hal yang menarik dari penggunaan biodiesel di dalam negeri adalah keberlangsungan program mandatori biodiesel B30 di tengah masa pandemi Covid-19 yang sempat diragukan oleh beberapa pihak. Kebijakan lockdown dan restriksi aktivitas sosial-ekonomi yang berlaku baik di Indonesia menyebabkan konsumsi biodiesel mengalami penurunan. Meskipun secara volume konsumsi tetap mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya, namun target penyaluran biodiesel B30 yang telah ditentukan di awal tahun jauh dari realisasinya. Namun, Pemerintah Indonesia tetap berpegang teguh untuk menjalankan target bauran energi dengan kembali melanjutkan program mandatori biodiesel B30 sepanjang tahun 2020 hingga terus berlanjut ke tahun 2021 dan 2022.


Ekspor Biodiesel Indonesia

Selain diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, Indonesia juga mengekspor biodiesel untuk memenuhi kebutuhan negara importir atas produk renewable energy yang rendah emisi. Ekspor biodiesel juga menjadi salah satu sumber devisa bagi Indonesia.

Volume ekspor biodiesel Indonesia relatif berfluktuatif namun trennya masih menunjukkan pertumbuhan positif. Selama periode tahun 2009-2022, volume ekspor biodiesel Indonesia meningkat dari 70 ribu kiloliter menjadi 419 ribu kiloliter.

Perkembangan Ekspor Biodiesel Indonesia 1
Perkembangan Ekspor Biodiesel Indonesia (Sumber: APROBI)

Ekspor biodiesel Indonesia menunjukkan good perfomance pada periode tahun 2011-2014, ditunjukkan dengan volume ekspor biodiesel yang relatif tinggi. Namun tiga tahun selanjutnya (2015-2017), ekspor biodiesel Indonesia menurun signifikan. Hal tersebut sebagai dampak dari tuduhan anti-dumping dari pemerintah Uni Eropa terhadap biodiesel Indonesia.

Uni Eropa mengenakan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) dengan tarif yang tinggi berkisar 8.8-23.3 persen sejak November 2013. Akibat dari implementasi bea masuk tersebut menghambat impor biodiesel Indonesia ke pasar Uni Eropa. Kondisi ini juga mengurangi insentif eksportir biodiesel Indonesia.

Volume ekspor biodiesel Indonesia kembali menunjukkan peningkatan pada tahun 2018-2019. Pertumbuhan positif tersebut merupakan dampak atas kemenangan Indonesia dalam gugatan tingkat banding di Mahkamah Uni Eropa pada kasus Bea Masuk Anti-Damping (BMAD) untuk biodiesel Indonesia. Dengan kemenangan tersebut, Uni Eropa harus menghapus tarif BMAD yang artinya juga menghapus hambatan impor. Hal ini kembali mendorong peningkatan volume ekspor biodiesel Indonesia.

Perfoma ekspor biodiesel Indonesia harus kembali menurun pada tahun 2020 sebagai dampak dari Pandemi Covid-19. Kebijakan lockdown atau restriksi aktivitas sosial-ekonomi menurunkan konsumsi masyarakat terhadap produk bahan bakar dan biodiesel. Namun seiring dengan pemulihan ekonomi global, permintaan negara importir atas biodiesel kembali meningkat. Hal ini berimplikasi pada peningkatan volume ekspor biodiesel Indonesia.

Top 5 Negara Tujuan Ekspor Biodiesel Indonesia Periode Tahun 2012 2022
Top-5 Negara Tujuan Ekspor Biodiesel Indonesia Periode Tahun 2012-2022 (Sumber: ITC Trademap, 2023)

Sementara itu, berkaitan dengan negara tujuan utama ekspor biodiesel Indonesia periode tahun 2012-2022 adalah Uni Eropa (UE-28). Meskipun Uni Eropa merupakan negara dengan restriksi perdagangan terhadap biodiesel sawit Indonesia yang relatif banyak, seperti ditunjukkan dengan diterbitkannya berbagai kebijakan yang menghambat perdagangan biodiesel (seperti BMAD, RED II ILUC), namun pangsa ekspor Indonesia ke negara tersebut relatif tinggi mencapai 40 persen. Negara tujuan ekspor biodiesel Indonesia lainnya adalah China (29 persen), Amerika Serikat (11 persen), Malaysia (9 persen), dan Singapura (6 persen).


Kesimpulan

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam pengembangan biodiesel, khususnya biodiesel kelapa sawit. Dalam beberapa tahun terakhir, industri biodiesel di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, didukung oleh komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim ekosistem yang kondusif. Dengan perkembangan produksi yang pesat, Indonesia berhasil menjadi produsen biofuel terbesar di dunia.

Konsumsi Biodiesel Indonesia: Sebagian besar biodiesel yang diproduksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Biodiesel didistribusikan kepada Pertamina sebagai Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) untuk dicampur dengan solar sesuai dengan kebijakan mandatori biodiesel. Program mandatori biodiesel B30 tetap berlanjut meskipun di tengah masa pandemi Covid-19. Konsumsi biodiesel dalam negeri terus meningkat dan konsumsi domestik telah mencapai proporsi yang tinggi dari produksi biodiesel.

Selain untuk memenuhi kebutuhan domestik, Indonesia juga mengekspor biodiesel untuk memenuhi permintaan negara importir atas produk renewable energy yang rendah emisi. Uni Eropa adalah salah satu negara tujuan utama ekspor biodiesel Indonesia, meskipun menghadapi restriksi perdagangan tertentu. Meskipun mengalami fluktuasi, tren ekspor biodiesel Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif. Pemerintah Indonesia telah berhasil mengatasi hambatan impor pada Uni Eropa dan berhasil meningkatkan volume ekspor biodiesel.

Industri biodiesel Indonesia masih memiliki potensi besar untuk memproduksi biodiesel yang dapat memenuhi kebutuhan domestik dan mengurangi ketergantungan impor. Meskipun kapasitas pabrik biodiesel terpasang mencapai 17.14 juta kiloliter, produksi atau target alokasi biodiesel masih berada di bawah kapasitas tersebut. Dengan dukungan regulasi dan kebijakan yang tepat, industri biodiesel Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi pada ketahanan energi nasional dan sumber devisa bagi negara.


Apa itu Biodiesel Sawit ?

Biodiesel Sawit adalah jenis biodiesel yang diproduksi dari minyak kelapa sawit. Indonesia merupakan salah satu produsen biodiesel sawit terbesar di dunia dan telah mengembangkan industri biodiesel secara signifikan.

Bagaimana perkembangan produksi biodiesel di Indonesia?

Produksi biodiesel di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Pada awalnya, produksi biodiesel baru mencapai 190 ribu kiloliter pada tahun 2009 dan meningkat secara bertahap seiring dengan kebijakan peningkatan blending rate (B-10) pada tahun 2014. Volume produksi biodiesel terus meningkat hingga mencapai 11.81 juta kiloliter pada tahun 2022.

Berapa jumlah perusahaan biodiesel di Indonesia

Terdapat sekitar 32 perusahaan biodiesel di Indonesia yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Total kapasitas terpasang dari 32 perusahaan biodiesel tersebut mencapai 17.14 juta kiloliter atau setara dengan nilai investasi sebesar USD 1.78 Miliar.

Bagaimana konsumsi biodiesel di Indonesia?

Biodiesel yang dihasilkan oleh perusahaan produsen (BU BBN) sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Biodiesel tersebut didistribusikan kepada Pertamina sebagai Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) untuk dicampur dengan solar sesuai dengan kebijakan mandatori biodiesel. Konsumsi biodiesel dalam negeri meningkat dari 119 ribu kiloliter tahun 2009 menjadi 10.42 juta kiloliter tahun 2022.

Bagaimana perkembangan ekspor biodiesel Indonesia?

Meskipun sebagian besar biodiesel digunakan untuk konsumsi domestik, Indonesia juga mengekspor biodiesel untuk memenuhi permintaan negara importir atas produk renewable energy yang rendah emisi. Volume ekspor biodiesel Indonesia meningkat dari 70 ribu kiloliter pada tahun 2009 menjadi 419 ribu kiloliter pada tahun 2022. Uni Eropa merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor biodiesel Indonesia, meskipun menghadapi restriksi perdagangan tertentu.

Share
0 0 votes
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x