Logo PASPI Indonesia 2023 | W-BG
Back to Top
Content
Rating & Comment

Bagaimana Proses Pengolahan Kelapa Sawit ? – 2024

JOURNAL AUTHOR

Dr. ir. tungkot sipayung

Executive Director at PASPI

Dr. Ir. Tungkot Sipayung is a seasoned professional in the palm oil industry with over 23 years of experience. Currently serving as Executive Director of PASPI, he is a recognized leader and expert in the development of agribusiness strategies. Under his leadership, PASPI continues to drive growth, innovation, and sustainability in the industry.

Share

Melihat sejarah kelapa sawit yang panjang, membuat Indonesia adalah negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Minyak sawit adalah salah satu minyak nabati yang paling serbaguna dan banyak digunakan di dunia. Minyak sawit adalah bahan penting dalam banyak produk makanan, produk perawatan pribadi, dan bahkan bahan bakar nabati. Tetapi pernahkah anda bertanya-tanya bagaimana minyak yang sering kita temui ini diproduksi? Perjalanan dari buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) adalah perjalanan yang kompleks dan menarik, melibatkan beberapa tahapan dan proses yang rumit. Dalam artikel ini, kami akan membawa Anda melalui seluruh proses produksi minyak kelapa sawit, langkah demi langkah.


Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah industri yang sangat besar di Indonesia. Setiap tahun, puluhan juta ton minyak sawit diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar dunia. Namun, banyak masyarakat belum paham bagaimana proses pengolahan kelapa sawit bekerja. Setiap tahap dalam proses ini memainkan peran penting dalam memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar kualitas yang diperlukan. Mari kita eksplorasi 13 tahap kunci dalam produksi minyak kelapa sawit.

Pengolahan kelapa sawit
ilustrasi Pengolahan Kelapa Sawit
  1. Pemilihan Bahan Baku
  2. Stasiun Timbangan
  3. Stasiun Sortasi
  4. Stasiun Perebusan
  5. Stasiun Pengepresan
  6. Stasiun Pengutipan/ Pemurnian Minyak (Clarification Station)
  7. Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong (Empty Bunch Hopper Station)
  8. Stasiun Tangki Penimbunan Minyak (Storage Tank Station)
  9. Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Plant Station)
  10. Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)
  11. Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)
  12. Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)
  13. Stasiun Air Limbah (Effluent Treatment Station)

Untuk memahami proses masing-masing dari langkah-langkah diatas, berikut kami jelaskan detail 13 proses penting dalam produksi kelapa sawit, mulai dari pemilihan bahan baku hingga stasiun air limbah.


Pemilihan Bahan Baku scaled

1. Pemilihan Bahan Baku

Perjalanan produksi minyak kelapa sawit dimulai dengan pemilihan bahan baku berkualitas tinggi. Minyak sawit diekstraksi dari buah pohon kelapa sawit, yang dikenal secara ilmiah sebagai Elaeis guineensis. Pemilihan buah kelapa yang segar dan matang adalah kunci untuk memastikan kualitas minyak yang dihasilkan.


Stasiun Timbangan scaled

2. Stasiun Timbangan

Di stasiun timbangan, ketepatan adalah kuncinya. Sistem komputer digunakan untuk menimbang truk yang masuk yang diisi dengan Tandan Buah Segar (TBS). TBS ini berasal dari berbagai sumber, termasuk perkebunan swasta, petani kecil, dan perkebunan milik pemerintah. Penimbangan yang akurat adalah langkah pertama dalam menentukan hasil dari Crude Palm Oil (CPO).


Stasiun Sortasi scaled

3. Stasiun Sortasi

Sebelum proses dimulai, kualitas dan kematangan buah kelapa harus dinilai. Tahap ini dikenal sebagai sortasi buah. Jenis utama buah kelapa yang diproses adalah Tenera dan Dura. Tingkat kematangan secara signifikan memengaruhi hasil minyak dan kandungan Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid/FFA).

  • Buah Mentah: Hasil Minyak (13-17%), FFA (1,6-2,8%)
  • Buah Setengah Matang: Hasil Minyak (18-24%), FFA (1,7-3,3%)
  • Buah Matang: Hasil Minyak (25-31%), FFA (1,8-4,4%)
  • Buah Lewat Matang: Hasil Minyak (27-31%), FFA (3,8-6,1%)

Setelah disortir, buah kelapa tersebut disimpan sementara di tempat pemuatan sebelum diproses lebih lanjut.


Stasiun Perebusan scaled

4. Stasiun Perebusan

Tandan buah kelapa yang sekarang dimuat ke dalam truk masuk ke dalam proses perebusan. Berbagai jenis sterilisasi digunakan, termasuk sterilisasi horizontal, vertikal, kontinu, dan miring. Tujuan utama sterilisasi adalah:

  • Mengurangi kandungan Asam Lemak Bebas (FFA)
  • Memfasilitasi pemisahan buah selama pemecahan
  • Menurunkan kandungan air buah kelapa
  • Memperlembutkan daging buah untuk memudahkan pemisahan dari biji

Sterilisasi yang efisien sangat penting, karena mempengaruhi proses ekstraksi minyak secara keseluruhan. Pada sterilisasi horizontal, uap dimasukkan untuk menjaga proses pemanasan yang seimbang. Biasanya, buah disterilkan pada tekanan 2,7-3 kg/cm2, suhu 140°C, dan selama 90 menit.

Proses Penebahan

Tahap berikutnya melibatkan beberapa mesin:

  • Derek Pengangkat (untuk sterilisasi horizontal): Mengangkat tandan buah kelapa yang telah disterilkan dan menuangkannya ke pengumpan tandan (hopper).
  • Thresher (Bantingan): Memisahkan buah kelapa dari tandan dengan mengangkat, menggoyangkan, dan mendorongnya ke konveyor tandan kosong.

Proses Pengepresan scaled

5. Proses Pengepresan

Proses pengepresan dimulai dengan ekstraksi minyak dari buah kelapa sawit melalui pelumatan dan pengepresan. Proses ini terdiri dari beberapa tahap penting:

Digester

Setelah buah kelapa terpisah dari tandan, buah tersebut dikirim ke digester. Proses ini dimulai dengan buah kelapa yang melewati Conveyor Under Thresher untuk kemudian diangkat oleh Fruit Elevator. Buah kelapa ini kemudian masuk ke Distributing Conveyor yang akan mengarahkannya ke dalam digester.

Di dalam digester, buah atau berondolan yang telah terisi penuh akan diputar atau diaduk menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada poros II. Pisau bagian dasar berfungsi sebagai pelempar atau mengeluarkan buah kelapa dari digester ke screw press.

Fungsi utama digester adalah:

  1. Melumatkan daging buah kelapa.
  2. Memisahkan daging buah dari biji (nut).
  3. Mempersiapkan makanan ke mesin screw press.
  4. Mempermudah proses pengepresan minyak di mesin screw press PKS.

Screw Press (Mesin Kempa Ulir Sawit)

Mesin Screw Press adalah jantung dari proses produksi minyak kelapa sawit. Ini berfungsi untuk memeras berondolan buah kelapa yang telah dicincang dan dilumatkan di digester, untuk menghasilkan minyak kasar.

Buah kelapa yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau pelempar dimasukkan ke dalam feed screw conveyor dan didorong masuk ke dalam mesin Screw Press (palm oil twin screw press). Melalui tekanan dari sekrup yang diatur oleh kerucut, minyak dipisahkan dari serat dan biji. Selanjutnya, minyak dialirkan ke stasiun klarifikasi (clarification station), sementara ampas (cake) dan biji (nut) dialirkan ke stasiun kernel.

Cara kerja Mesin Screw Press (Kempa Ulir Sawit) ini melibatkan motor listrik yang menggerakkan sekrup press. Motor ini dihidupkan melalui panel kontrol, dan air panas dengan suhu 90°C disalurkan melalui pipa masuk. Motor ini akan memutar pulley melalui poros motor dengan daya 22 kW (untuk mesin screw press kapasitas 15 ton/jam) dan putaran 1450 rpm. Pulley menggerakkan sabuk V (sabuk) yang menghubungkan pulley dengan gearbox. Dari gearbox, poros utama terhubung dengan kopling. Poros utama menggerakkan roda gigi perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir bergerak berlawanan arah dengan putaran yang sama.

Kecepatan putar mesin Kempa Ulir harus disesuaikan dengan kapasitas Tandan Buah Segar yang akan dipress untuk memaksimalkan efisiensi proses pengepresan.


6. Stasiun Pengutipan/ Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Setelah melewati proses Screw Press, Crude Palm Oil (CPO) mengandung air, minyak, dan lumpur. Tahap ini berperan penting dalam memisahkan elemen-elemen ini. Ada beberapa tahap dalam stasiun ini:

Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir)

Sand Trap Tank berfungsi untuk menampung pasir dan material kasar lainnya yang mungkin ada dalam CPO. Temperatur di dalam tangki ini mencapai 95°C.

Vibro Separator / Vibrating Screen (Ayakan Getar)

Vibro Separator berperan dalam menyaring CPO dari serat-serat (fiber) yang masih ada. Sistem getaran simetris digunakan untuk memisahkan minyak dari serat-serat tersebut. Pengaturan getaran pada Vibro Separator penting untuk menjaga pemisahan yang efektif.

Continuous Settling Tank (CST) / Vertical Clarifier Tank (VCT)

Continuous Settling Tank berfungsi untuk memisahkan minyak, air, dan kotoran secara gravitasi. Minyak dengan berat jenis lebih rendah daripada 1 akan berada di lapisan atas, sementara air dengan berat jenis 1 akan berada di lapisan tengah, dan material solid non-minyak dengan berat jenis lebih dari 1 akan berada di lapisan bawah. Skimmer dalam CST membantu mempercepat pemisahan minyak dengan pengadukan dan pemecahan material solid. Temperatur yang tinggi (95°C) membantu proses ini berlangsung efisien.

Oil Tank

Oil Tank adalah tempat sementara untuk CPO sebelum diolah lebih lanjut. Proses pemanasan dengan menggunakan Steam Coil dilakukan untuk mencapai suhu yang diinginkan, yaitu 95°C. Kapasitas Oil Tank bervariasi tergantung pada kapasitas Pabrik Kelapa Sawit.

Oil Purifier (Pemurni Minyak)

Fungsi dari Oil Purifier adalah mengurangi kadar air dalam CPO dengan menggunakan prinsip kerja sentrifugal. Proses ini memerlukan suhu sekitar 95°C.

Vacuum Dryer

Vacuum Dryer digunakan untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Minyak disimpan dalam bejana melalui nozzle. Jalur re-sirkulasi terhubung dengan pengapung di dalam bejana, sehingga jika tinggi permukaan minyak menurun, pengapung akan membuka dan mengalirkan minyak kembali ke dalam bejana.

Sludge Tank (Tangki Lumpur)

Tangki Lumpur adalah tempat untuk mengumpulkan sementara sludge, yang terdiri dari padatan dan zat cair, sebelum diolah lebih lanjut oleh sludge separator atau sludge centrifuge (low speed separator). Proses pemanasan dilakukan untuk mencapai suhu sekitar 95°C.

Selama proses di stasiun klarifikasi, elemen-elemen yang tidak diinginkan dipisahkan dari CPO, dan minyak yang dihasilkan menjadi lebih murni dan siap untuk langkah selanjutnya dalam produksi.


7. Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong (Empty Bunch Hopper Station)

Tahap ini fokus pada pengumpulan tandan kosong sawit (empty bunch) yang tersisa setelah proses pengepresan minyak. Empty bunch adalah sisa janjangan kelapa sawit yang telah melewati sejumlah tahap produksi. Pengumpulan ini penting karena tandan kosong dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik untuk menghasilkan energi.


8. Stasiun Tangki Penimbunan Minyak (Storage Tank Station)

Setelah proses klarifikasi, minyak kelapa sawit yang telah dipisahkan dari berbagai elemen lainnya akan disimpan dalam tangki penyimpanan khusus. Tangki ini memungkinkan penyimpanan minyak dalam jumlah besar sebelum dikirim ke pelanggan atau tahap pemrosesan lebih lanjut. Pengaturan suhu di dalam tangki harus dijaga agar minyak tetap dalam kondisi yang baik.


9. Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Plant Station)

Sementara minyak kelapa sawit merupakan produk utama, inti (kernel) yang ada di dalam buah juga memiliki nilai. Tahap ini berfokus pada pengumpulan dan pemrosesan inti kelapa sawit. Inti dapat digunakan untuk menghasilkan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil), yang memiliki berbagai aplikasi dalam industri makanan dan non-pangan.


10. Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)

Pabrik kelapa sawit menghasilkan air limbah selama proses produksi. Air ini harus diproses sebelum dilepaskan ke lingkungan. Stasiun pemurnian air bertanggung jawab atas pemrosesan dan pengelolaan air limbah agar memenuhi standar lingkungan yang ketat. Ini adalah langkah penting dalam menjaga dampak lingkungan yang minimal.


11. Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)

Stasiun pembangkit tenaga adalah jantung pabrik kelapa sawit, di mana energi yang diperlukan untuk berbagai tahap produksi dihasilkan. Biasanya, energi dihasilkan dari pembakaran tandan kosong, ampas, dan bahan organik lainnya yang dihasilkan selama proses. Ini memastikan bahwa pabrik dapat beroperasi secara mandiri dan efisien dari segi energi.


12. Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)

Ketel uap adalah komponen penting dalam menghasilkan energi. Uap yang dihasilkan dari ketel uap digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pemanasan dalam proses pabrik dan penggerak mesin. Efisiensi ketel uap sangat penting karena berdampak langsung pada biaya produksi dan dampak lingkungan.


14. Stasiun Air Limbah (Effluent Treatment Station)

Terakhir, air limbah yang dihasilkan dari berbagai tahap produksi, terutama dari stasiun pemurnian air, harus diproses secara efektif sebelum dibuang atau dilepaskan. Stasiun air limbah bertanggung jawab atas pemurnian dan pemrosesan air limbah agar memenuhi regulasi lingkungan yang berlaku.


Kesimpulan

Dengan menyelesaikan semua tiga belas tahap diatas, pabrik kelapa sawit telah berhasil menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO) dan produk-produk turunannya dengan efisiensi tinggi. 13 tahap tersebut adalah proses yang kompleks dan memerlukan manajemen yang cermat untuk memastikan bahwa semua tahap berjalan dengan baik.

Keseluruhan proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO) adalah rangkaian langkah yang sangat terintegrasi. Setiap tahap memiliki peran penting dalam menghasilkan produk akhir yang berkualitas tinggi dan bermanfaat. Pengelolaan yang baik, perawatan rutin, dan pemahaman mendalam tentang teknologi dan proses adalah kunci kesuksesan dalam industri kelapa sawit yang kompetitif ini.

Dengan memahami proses pengolahan kelapa sawit, anda dapat memahami bagaimana industri kelapa sawit bekerja dan bagaimana memastikan produk yang dihasilkan aman bagi lingkungan dan konsumen. Jika anda tertarik untuk memulai bisnis dalam bidang kelapa sawit, pastikan anda memahami proses pengolahan kelapa sawit serta memastikan bisnismu memenuhi standar lingkungan dan kualitas produk yang baik.


FAQ

Apa langkah-langkah proses pengolahan kelapa sawit?

Proses pengolahan kelapa sawit melibatkan beberapa langkah penting. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Pemetikan: Buah kelapa sawit dipetik dari pohon menggunakan alat khusus.
  2. Pemisahan: Buah kelapa sawit dipisahkan menjadi tandan buah segar (TBS) dan tandan kosong (TK).
  3. Perebusan: TBS direbus untuk melepaskan minyak sawit dari daging buah.
  4. Pemisahan Minyak: Minyak sawit dipisahkan dari campuran air dan daging buah melalui proses penyaringan.
  5. Pemurnian: Minyak sawit kemudian dimurnikan untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan.
  6. Kristalisasi dan Hidrogenasi: Minyak sawit dapat mengalami proses kristalisasi atau hidrogenasi tergantung pada produk akhir yang diinginkan.
  7. Pengemasan: Minyak sawit siap pakai dikemasdalam berbagai kemasan sebelum didistribusikan ke pasaran.

Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng?

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng melibatkan beberapa tahapan khusus. Berikut adalah ringkasan prosesnya:

  1. Pemetikan: Buah kelapa sawit dipetik dan dibawa ke pabrik pengolahan.
  2. Pemisahan: Buah kelapa sawit dipisahkan menjadi TBS dan TK.
  3. Perebusan: TBS direbus untuk melepaskan minyak dari daging buahnya.
  4. Pemisahan Minyak: Minyak sawit dipisahkan dari campuran air dan daging buah melalui proses penyaringan.
  5. Pemurnian: Minyak sawit dimurnikan untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan.
  6. Deodorisasi: Minyak dimasukkan ke dalam proses deodorisasi untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan.
  7. Hidrogenasi (Opsional): Untuk menghasilkan minyak goreng dengan kestabilan yang lebih baik, minyak dapat mengalami proses hidrogenasi parsial.
  8. Pengemasan: Minyak goreng siap pakai dikemas dalam botol atau kemasan lainnya untuk dijual ke konsumen.

Bagaimana proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit siap pakai?

Proses mengubah Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak sawit siap pakai melalui serangkaian langkah yang hati-hati. Inilah langkah-langkahnya:

  1. Penerimaan CPO: CPO yang baru diproduksi dari pabrik pengolahan kelapa sawit diterima di pabrik pengolahan minyak sawit.
  2. Pemisahan: CPO sering kali mengandung berbagai impuritas, seperti kotoran dan air. Ini harus dipisahkan melalui proses pemisahan.
  3. Pemurnian: CPO dimurnikan untuk menghilangkan kontaminan dan kotoran. Proses ini melibatkan penyaringan dan sentrifugasi.
  4. Deodorisasi: Proses deodorisasi digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dari minyak sawit.
  5. Hidrogenasi (Opsional): Hidrogenasi dapat dilakukan jika produk akhir yang diinginkan adalah minyak padat, seperti margarin.
  6. Pengemasan: Minyak sawit siap pakai dikemas dalam berbagai kemasan sebelum dikirim ke konsumen atau industri makanan.

Apa yang dimaksud dengan pengolahan kelapa sawit?

Pengolahan kelapa sawit adalah serangkaian proses yang digunakan untuk mengambil minyak dari buah kelapa sawit dan mengolahnya menjadi berbagai produk yang digunakan dalam industri makanan, kosmetik, dan banyak aplikasi lainnya. Proses ini melibatkan langkah-langkah seperti pemetikan buah, pemisahan tandan buah segar (TBS) dan tandan kosong (TK), perebusan, pemisahan minyak dari daging buah, pemurnian, dan seringkali proses tambahan seperti deodorisasi atau hidrogenasi tergantung pada produk akhir yang diinginkan. Hasil akhir dari pengolahan kelapa sawit termasuk minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang kemudian dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng, margarin, sabun, dan produk lainnya.

Apa yang membedakan minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari produk minyak sawit siap pakai?

Perbedaan utama antara minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak sawit siap pakai terletak pada tingkat pemrosesan dan kegunaan akhirnya:

  • Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO) adalah hasil awal dari proses pengolahan kelapa sawit. Ini adalah minyak mentah yang telah diekstraksi dari daging buah kelapa sawit. CPO memiliki warna merah karena mengandung banyak karotenoid. Ini biasanya memerlukan pemurnian dan pemrosesan lebih lanjut sebelum dapat digunakan dalam produk makanan atau kosmetik. CPO juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri.
  • Minyak Sawit Siap Pakai telah menjalani pemrosesan tambahan, seperti pemurnian, deodorisasi, dan mungkin hidrogenasi. Ini adalah minyak sawit yang siap digunakan dalam berbagai produk, termasuk minyak goreng, margarin, sabun, dan banyak lagi. Minyak sawit siap pakai biasanya memiliki warna yang lebih jernih, rasa yang netral, dan kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Share
0 0 votes
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x