Poin-Poin Utama Isu Kelapa Sawit dan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
- Emisi GRK atau Greenhouse Gases (GHG) Emissions merujuk pada emisi gas-gas di atmosfer bumi yang berasal dari aktivitas manusia, menghasilkan efek rumah kaca.
- Emisi GRK memiliki manfaat dalam kondisi alamiah karena dapat menghangatkan temperatur bumi dan menciptakan kondisi nyaman. Namun, peningkatan intensitas emisi GRK dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim global.
- Minyak sawit dan perkebunan kelapa sawit dihubungkan dengan isu emisi GRK. Dituding sebagai sumber utama emisi GRK yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Tudingan tersebut tidak sesuai dengan data dan fakta, bahkan cenderung melempar tanggung jawab kepada industri sawit global.
- Emisi GRK terdiri dari beberapa komponen gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Dinitrogen Oksida (N2O), dan Chlorofluorocarbon (F-gas).
- Emisi CO2 adalah komponen utama emisi GRK, diikuti oleh CH4, N2O, dan F-gas. Emisi CO2 memiliki pangsa tertinggi, diikuti oleh CH4 dan N2O.
- Sektor energi fosil merupakan sumber utama emisi GRK global, diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, industri, dan limbah.
- Sektor energi, terutama pembakaran bahan bakar fosil, menjadi sektor utama penghasil emisi CO2.
- Sektor pertanian juga berkontribusi terhadap emisi GRK, terutama dari subsektor peternakan dan budidaya padi.
- China, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan India adalah negara-negara dengan emisi GRK tertinggi di dunia.
- Indonesia memiliki emisi GRK yang lebih rendah dibandingkan dengan emiter utama global.
- Perkebunan kelapa sawit memiliki emisi paling rendah dibandingkan minyak nabati lainnya dalam level ekosistem global.
- Emisi GRK perlu diturunkan oleh negara-negara dengan emisi tertinggi, terutama melalui penggunaan energi terbarukan dan mengurangi konsumsi energi fosil.
- Industri sawit dapat menjadi solusi dalam mengurangi emisi global karena memiliki karakteristik yang positif, seperti produktivitas tinggi dan kemampuan carbon sink.
- Poin-Poin Utama Isu Kelapa Sawit dan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
- Video Sawit dan Emisi Gas Rumah Kaca
- Data Emisi GRK Global Berdasarkan Komponen Gas
- Data Emisi GRK Berdasarkan Sumber
- Data Sumber Emisi GRK pada Sektor Pertanian
- Data Top 4 Emitter CO2 Dunia
- Data Top 4 Negara Emitter GRK Global Versus Indonesia
- Data Perbandingan Emisi Minyak Sawit Versus Minyak Nabati Lainnya
- Jurnal Terkait Sawit dan Emisi Gas Rumah Kaca
- Emisi Karbon Perkebunan Sawit Versus Perkebunan Minyak Nabati Lain – Jurnal PASPI Nomor 46 Tahun 2021
- Isu Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Dunia “Kepala Gatal, Kaki Yang Digaruk“ – Jurnal PASPI Nomor 38 Tahun 2021
- Jejak Dan Top Emitter Gas Rumah Kaca (GRK) Global – Jurnal PASPI Nomor 19 Tahun 2021
- Kontribusi Sektor Pertanian Indonesia Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian Global – Jurnal PASPI Nomor 8 Tahun 2020
- Mematahkan Tuduhan Indonesia Sebagai Negara Emitter Utama Dunia – Jurnal PASPI Nomor 7 Tahun 2020
- Pertanyaan yang sering ditanyakan seputar Sawit dan Emisi GRK
Video Sawit dan Emisi Gas Rumah Kaca
Data Emisi GRK Global Berdasarkan Komponen Gas

- Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang ada di atmosfer bumi terdiri dari empat komponen gas yaitu karbon dioksida (CO2), metane (CH4), Dinitrogen Oksida (N2O), dan Chlorofluorocarbon (F-gas).
- Selama periode tahun 1990-2020, emisi karbon dioksida (CO2) merupakan komponen utama emisi GRK dengan pangsa sebesar 74 persen dan konsentrasinya terus meningkat dari 22.7 Gt CO2 menjadi 49.8 Gt CO2.
- Komponen GRK terbesar lainnya adalah emisi metane (CH4) dengan pangsa sebesar 17 persen dan mengalami peningkatan intensitas dari 6,196 Mt CO2 eq menjadi 7,732 Mt CO2 eq.
- Emisi N2O memiliki pangsa sebesar 7 persen dengan intensitas di atmosfer bumi yang juga mengalami peningakatan dari 2,329 Mt CO2 eq menjadi 2,958 Mt CO2 eq
- Meskipun emisi F-gas paling kecil dari segi pangsa (2 persen), namun peningkatan intensitas zat tersebut di atmosfer bumi yakni dari 352 Mt CO2 eq menjadi 1,328 Mt CO2 eq, memiliki risiko yang lebih besar terhadap global warming dibandingkan emisi karbon.
Data Emisi GRK Berdasarkan Sumber

- Berdasarkan Our World in Data, sektor energi (fosil) merupakan sektor utama penghasil emisi GRK global dengan pangsa sebesar 73.2 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan land-use (18.4 persen), sektor industri (5.2 persen), dan sektor limbah (3.2 persen).
- Studi Olivier et al. (2022) juga mengungkapkan bahwa sektor energi seperti pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak dan gas) menjadi sektor utama penghasil emisi CO2.
- Sektor pertanian juga menghasilkan emisi CH4 dan emisi N2O.
- Emisi F-gas dihasilkan dari penggunaan zat HFC, HCF, SF6 pada alat elektronik.
- Emisi LULUCF yang menjadi perhatian Pemerintah Uni Eropa dan berimplikasi pada kebijakan anti sawit, justru kontribusinya sangat kecil (12 persen).
- Data tersebut menunjukkan bahwa isu yang mengaitkan perkebunan kelapa sawit sebagai kontributor utama emisi GRK global adalah isu yang tidak berdasar.
Data Sumber Emisi GRK pada Sektor Pertanian

- Studi Olivier et al. (2022) mengungkapkan bahwa sektor pertanian dunia (termasuk perkebunan kelapa sawit) berkontribusi sebesar 20 persen (10.6 Gt CO2 eq) dari total emisi GRK dunia tahun 2019.
- Sumber emisi terbesar pada sektor pertanian global berasal dari sektor peternakan dengan pangsa sebesar 76 persen mencakup enteric fermentation (67 persen), manure management (7 persen), manure left on pasture (2 persen) dan manure applied to soil/penggunaan pupuk kandang (0.4 persen).
- Sumber lainnya berasal dari budidaya padi (17 persen), pembakaran padang rumput (4 persen), pembakaran dan penggunaan pupuk sintesis (2 persen).
- Tudingan NGO anti sawit yang menyebutkan perkebunan kelapa sawit sebagai kontributor utama emisi GRK global adalah tuduhan yang keliru.
Data Top 4 Emitter CO2 Dunia

- Emisi CO2 Global pada masa 1700-1900 hampir seluruhnya disumbang oleh negara-negara Eropa dan Inggris khususnya pada periode Revolusi Industri.
- Kontribusi Amerika Serikat dalam emisi CO2 global mulai meningkat pada abad-19 dan puncaknya pada tahun 1950 seiring dengan perkembangan Revolusi Hijau.
- China dan India menjadi negara yang mengalami peningkatan kontribusi emisi CO2 seiring dengan berkembangnya industri dan penggunaan bahan bakar fosil.
Data Top 4 Negara Emitter GRK Global Versus Indonesia

- Top-4 emitter GRK global pada tahun 2020 adalah China (14.3 Gt CO2 eq), Amerika Serikat sebesar (5.64 Gt CO2 eq), Uni Eropa (3.44 Gt CO2 eq) dan India (2.21 Gt CO2 eq)
- Keempat negara emitter tersebut secara konsisten menjadi kontributor utama dalam GRK global sejak tahun 1700-an dan pangsanya mencapai 51.3 persen dari GRK global tahun 2020.
- Jika dibandingkan dengan Indonesia, emisi GRK yang dihasilkan lebih rendah dari Top-4 emitter tersebut yakni sebesar 1.04 Gt CO2 eq pada tahun 2020 atau hanya berkontribusi sebesar 2.1 persen terhadap total emisi GRK global.
- Isu yang mengkaitkan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia adalah isu yang salah alamat dan tidak sesuai dengan data fakta.
Data Perbandingan Emisi Minyak Sawit Versus Minyak Nabati Lainnya

- Studi Beyer et al. (2020) dan Beyer & Rademacher (2021) menemukan bahwa pada level ekosistem global, perkebunan kelapa sawit dunia merupakan penghasil minyak nabati paling rendah emisinya.
- Jika diurutkan minyak nabatai dari ranking terendah hingga tertinggi dalam menghasilkan emisi adalah minyak sawit, minyak biji bunga matahari, minyak rapeseed, minyak zaitun/olive, minyak kelapa, minyak kedelai dan minyak kacang tanah.
- Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling hemat emisi.
Jurnal Terkait Sawit dan Emisi Gas Rumah Kaca
Emisi Karbon Perkebunan Sawit Versus Perkebunan Minyak Nabati Lain – Jurnal PASPI Nomor 46 Tahun 2021
- Emisi karbon menjadi perhatian dunia karena terkait dengan pemanasan global dan dampaknya pada perubahan iklim global.
- Minyak sawit lebih unggul secara ekologis dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena memiliki produktivitas yang tinggi, life span yang relatif panjang, serta kemampuan carbon sink dan carbon sequestration yang besar.
- Pada level ekosistem global, emisi minyak sawit terendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
- Indonesia, Malaysia, dan Thailand menjadi produsen minyak sawit dengan emisi karbon paling rendah.
Isu Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Dunia “Kepala Gatal, Kaki Yang Digaruk“ – Jurnal PASPI Nomor 38 Tahun 2021
- Emisi GRK telah meningkat pesat sejak abad ke-18 hingga saat ini, menjadi penyebab pemanasan global dan perubahan iklim
- China, India, USA, dan EU-28 adalah negara-negara dengan emisi GRK tertinggi sejak dahulu hingga saat ini
- Negara-negara tersebut harus bertanggung jawab untuk menurunkan emisi GRK, terutama dari penggunaan energi fosil, sebagai solusi signifikan untuk mengurangi emisi global
- Solusi yang mungkin adalah menerapkan prinsip Polluter Pay (PPP) dimana emiter wajib membayar biaya emisi sebagai bentuk tanggung jawab atas kontribusinya terhadap kenaikan emisi global
- Industri sawit dapat dijadikan solusi untuk mengurangi emisi global karena memiliki produktivitas tinggi, life cycle yang panjang, dan produk biofuel sawit yang rendah emisi dan dapat menggantikan bahan bakar fosil
- Uni Eropa dan Amerika Serikat membentuk aliansi yang mengalihkan tanggung jawab emisi GHG kepada industri sawit global, mengabaikan fakta bahwa industri sawit dapat dijadikan solusi untuk mengurangi emisi global
Jejak Dan Top Emitter Gas Rumah Kaca (GRK) Global – Jurnal PASPI Nomor 19 Tahun 2021
- Peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi menjadi perhatian global.
- Negara-negara dengan emisi GHG tertinggi pada tahun 2018 adalah China, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan India, yang memproduksi sekitar 60 persen dari emisi GRK global.
- Negara-negara produsen minyak sawit dunia seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand tidak termasuk top-15 emiter GRK global.
- Pengurangan emisi GHG harus dilakukan oleh negara-negara dengan emisi tertinggi melalui penurunan konsumsi energi fosil dan penggunaan sumber energi terbarukan rendah karbon.
- Substitusi energi fosil dengan energi terbarukan menjadi solusi penting dalam mengurangi emisi GHG global.
- Beberapa negara maju mempersoalkan penggunaan biofuel seperti biodiesel sawit dengan berbagai instrumen hambatan perdagangan.
Kontribusi Sektor Pertanian Indonesia Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian Global – Jurnal PASPI Nomor 8 Tahun 2020
- Data Olivier et al. (2020) mengungkappkan bahwa sektor pertanian global merupakan salah satu sumber emisi GRK.
- Sektor pertanian yang menghasilkan emisi methane (CH4) dan emisi Natrium oksida (NO2).
- Emisi CH4 yang dihasilkan oleh sektor pertanian bersumber dari subsektor peternakan ruminansia, budidaya padi dan pemanfaatan pupuk kandang. Sementara itu, penggunaan pupuk nitrogen anorganik dan pupuk kandang dari kotoran hewan juga menjadi sumber emisi NO2 di sektor pertanian.
- Data FAO (2020) menunjukkan negara emitter GRK terbesar pada sektor pertanian global adalah China (13 persen), India (12 persen), Brazil (8 persen), Uni Eropa (7 persen) dan Amerika Serikat (7 persen).
- Sektor pertanian Indonesia juga menghasilkan emisi GRK yang sebagian besar bersumber dari budidaya padi (69 persen) serta peternakan dan penggunaan pupuk kandang (26 persen).
- Data tersebut menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit bukan menjadi sumber emisi utama GRK sektor pertanian Indonesia.
Mematahkan Tuduhan Indonesia Sebagai Negara Emitter Utama Dunia – Jurnal PASPI Nomor 7 Tahun 2020
- Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia dituding sebagai emitter utama GRK global.
- Studi Olivier et al. (2020) mengungkapkan bahwa kontribusi total emisi GRK yang dihasilkan oleh Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan kontribusi Top-4 emitter global periode tahun 1990-2018 yakni China, USA, Uni Eropa, dan India.
- Indonesia juga menghasilkan emisi CO2, emisi CH4, emisi N2O, dan emisi F-gas yang lebih rendah dibandingkan Top-4 emitter global.
- Data tersebut menunjukkan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepada Indonesia sebagai emitter global adalah tuduhan yang tidak berdasar, bahkan terkesan mengkambinghitamkan Indonesia.
Pertanyaan yang sering ditanyakan seputar Sawit dan Emisi GRK
Apa itu Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan bagaimana hubungannya dengan kelapa sawit?
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merujuk pada emisi gas-gas di atmosfer bumi yang berasal dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan pertanian. Kelapa sawit dihubungkan dengan isu emisi GRK karena adanya tuduhan bahwa perkebunan kelapa sawit berkontribusi pada emisi gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Mengapa emisi GRK menjadi isu penting?
Emisi GRK memiliki dampak terhadap perubahan iklim global. Meskipun beberapa emisi GRK alamiah bermanfaat dalam menciptakan kondisi nyaman di bumi, peningkatan emisi yang berasal dari aktivitas manusia dapat menyebabkan pemanasan global yang berdampak buruk pada lingkungan dan kehidupan makhluk hidup.
Apa saja komponen utama dari emisi GRK?
Emisi GRK terdiri dari beberapa komponen gas, termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Dinitrogen Oksida (N2O), dan Chlorofluorocarbon (F-gas). Di antara komponen-komponen ini, CO2 memiliki pangsa tertinggi dalam emisi GRK, diikuti oleh CH4 dan N2O.
Bagaimana kontribusi sektor energi terhadap emisi GRK global?
Sektor energi fosil, seperti pembakaran bahan bakar fosil, merupakan sumber utama emisi CO2. Negara-negara dengan konsumsi energi fosil yang tinggi, seperti China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, memiliki emisi GRK yang signifikan dari sektor energi.
Apakah perkebunan kelapa sawit benar-benar berkontribusi pada emisi GRK?
Data menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit memiliki emisi paling rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya dalam level ekosistem global. Minyak sawit juga memiliki karakteristik positif seperti produktivitas tinggi dan kemampuan sebagai carbon sink, yang dapat membantu mengurangi emisi global.
Bagaimana perbandingan emisi GRK Indonesia dengan negara-negara lain?
Indonesia memiliki emisi GRK yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara dengan emisi GRK tertinggi seperti China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Perkebunan kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang relatif kecil terhadap emisi GRK global.
Apakah industri kelapa sawit dapat membantu mengurangi emisi global?
Ya, industri kelapa sawit memiliki potensi untuk membantu mengurangi emisi global. Dengan karakteristik positif seperti produktivitas tinggi dan kemampuan sebagai carbon sink, industri ini dapat memainkan peran dalam mengurangi emisi GRK melalui penggunaan produk-produk biofuel yang rendah emisi.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi GRK?
Untuk mengurangi emisi GRK, negara-negara dengan emisi tertinggi perlu fokus pada penggunaan energi terbarukan, pengurangan konsumsi energi fosil, dan penerapan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, peran industri sawit dalam mengembangkan produk-produk rendah emisi juga dapat membantu dalam upaya ini.