Jurnal Kelapa Sawit dan Produktivitas (2023)

Jurnal Kelapa Sawit dan Produktivitas (2023)

JOURNAL AUTHOR

Dr. ir. tungkot sipayung

Executive Director at PASPI

Dr. Ir. Tungkot Sipayung is a seasoned professional in the palm oil industry with over 23 years of experience. Currently serving as Executive Director of PASPI, he is a recognized leader and expert in the development of agribusiness strategies. Under his leadership, PASPI continues to drive growth, innovation, and sustainability in the industry.

Share

Poin-Poin Utama Isu Sawit dan Produktivitas

Poin-poin utama isu sawit dan produktivitas dalam artikel ini antara lain :

  1. Keunggulan Produktivitas Kelapa Sawit:
    • Kelapa sawit memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dibandingkan dengan tanaman minyak nabati lainnya.
    • Dalam satu hektar lahan yang sama, kelapa sawit menghasilkan minyak nabati dalam volume yang lebih besar dibandingkan kedelai, rapeseed, dan bunga matahari.
  2. Potensi Produktivitas yang Lebih Tinggi:
    • Meskipun produktivitas kelapa sawit relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya, aktual produktivitas perkebunan saat ini masih di bawah potensi dari varietas benih kelapa sawit pada skala laboratorium atau pilot project.
    • Peluang untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit masih terbuka lebar.
  3. Mekanisme Peningkatan Produktivitas:
    • Peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat dilakukan secara parsial (pada kebun eksisting) atau total (pada kebun berumur tua) dengan menggantikan tanaman lama dengan benih baru.
    • Peningkatan produktivitas parsial melibatkan perbaikan kultur teknis berdasarkan pedoman Good Agricultural Practices (GAP), termasuk penggunaan input produksi dan manajemen kebun.
  4. Upaya Peningkatan Produktivitas Nasional:
    • Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar, Indonesia memiliki program dan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, termasuk program Peremajaan Sawit Rakyat, Sarana Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat, dan Pengembangan SDM Petani Sawit.
    • Perusahaan perkebunan kelapa sawit, baik milik negara maupun swasta, terus berinovasi dalam teknologi dan manajemen perkebunan untuk meningkatkan produktivitas.
  5. Urgensi Peningkatan Produktivitas:
  6. Perbandingan Produktivitas Tanaman Minyak Nabati Utama:
    • Produktivitas kelapa sawit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas tanaman minyak nabati utama lainnya seperti kedelai, bunga matahari, dan rapeseed.
    • Peningkatan produktivitas kelapa sawit secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman-tanaman minyak nabati lainnya.
  7. Peran Industri Perbenihan dan Kebijakan Pemerintah:
    • Industri perbenihan kelapa sawit memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas dengan menciptakan varietas unggul dan memproduksi benih berkualitas.
    • Pemerintah Indonesia juga meluncurkan program Peremajaan Sawit Rakyat dan mengimplementasikan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.
  8. Langkah-langkah Peningkatan Produktivitas:
    • Langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas meliputi perbaikan kultur teknis, replanting, pemisahan pabrik pengolahan minyak sawit, dan penggunaan bibit unggul.

Data Perkembangan Produksi 4 Tanaman Minyak Nabati Utama Dunia

Produksi Top 4 Minyak Nabati Dunia 1980 2021
Gambar 1. Produksi Top-4 Minyak Nabati Dunia 1980-2021 (Sumber: USDA, 2022)
  1. Produksi keempat minyak nabati dunia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni dari sekitar 19.4 juta ton (1980) menjadi 195.5 juta ton (2021)
  2. Minyak sawit berhasil menggeser minyak kedelai sebagai minyak nabati yang paling banyak diproduksi sejak tahun 1992.
  3. Produksi minyak nabati utama dunia tahun 2021 adalah minyak sawit (84.2 juta ton), minyak kedelai (61.3 juta ton), minyak rapeseed (27.9 juta ton) dan minyak bunga matahari (22 juta ton).

Data Perkembangan Luas Area Empat Tanaman Minyak Nabati Utama Dunia

Luas Areal Top 4 Minyak Nabati Dunia 1980 2021
Gambar 2. Luas Areal Top-4 Minyak Nabati Dunia 1980-2021
  1. Luas areal keempat tanaman minyak nabati dunia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni dari sekitar 64.7 ribu hektar (1980) menjadi 221.3 juta hektar (2021)
  2. Luas areal tanaman minyak nabati tahun 2021 adalah kedelai (130 juta hektar), rapeseed (37.8 juta hektar), bunga matahari (28.4 juta hektar), dan kelapa sawit (25 juta hektar)
  3. Perkebunan kelapa sawit secara konsisten memiliki luas yang paling sempit dibandingkan areal tanaman minyak nabati lainnya.

Data Perbandingan Produktivitas Empat Tanaman Minyak Nabati Utama Dunia

  1. Produktivitas kelapa sawit dalam menghasilkan minyak nabati paling tinggi yakni mencapai 3.36 ton per hektar.
  2. Produktivitas tanaman bunga matahari, kedelai, dan rapeseed dalam menghasilkan minyaknya berturut-turut hanya sebesar 0.78 ton per hektar, 0.74 ton per hektar, dan 0.47 ton per hektar.
  3. Produktivitas minyak dari tanaman kelapa sawit hampir 10 kali lipat produktivitas tanaman kedelai, atau 8 kali lipat dari produktivitas tanaman bunga matahari, dan 6 kali lipat dari produktivitas tanaman rapeseed.

Data GAP Produktivitas antara Varietas Kebun Sawit

Gap Produktivitas Potensial dengan Produktivitas Aktual Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2021
Gambar 4. GAP Produktivitas Potensial dengan Produktivitas Aktual Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2021 (Sumber: Ditjenbun, 2021)
  1. Produktivitas minyak yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit rakyat, negara, dan swasta masih jauh lebih rendah dibandingkan potensi produktivitas minyak dari benih yang dihasilkan oleh PPKS (produsen benih sawit tersertifikat).
  2. Produktivitas sawit rakyat paling rendah dibandingkan kebun negara dan swasta.

Data Realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

  1. PSR adalah program pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan produktivitas sawit rakyat, khususnya pada kebun yang tua/renta.
  2. Implementasi PSR di dukung oleh hibah dana yang diberikan kepada petani sawit sebesar Rp 30 juta per hektar sejak tahun 2020.
  3. Realisasi PSR mengalami peningakatan baik dari jumlah pekebun yang mengikuti program tersebut maupun luas lahan perkebunan kelapa sawit yang diremajakan.

Jurnal Terkait Sawit dan Produktivitas

Industri Perbenihan Sawit Fungsi dan Perkembangan Mutakhir – Jurnal PASPI Volume 33 Tahun 2021

  • Tiga peran penting industri perbenihan kelapa sawit: penciptaan varietas unggul, produksi teknologi, dan pelestarian plasma nutfah.
  • Pelestarian plasma nutfah melalui pembudidayaan sukses melestarikan plasma nutfah dan menghasilkan benefit sosial, ekonomi, dan ekologi.
  • Industri perbenihan kelapa sawit di Indonesia telah mengembangkan 58 varietas dan memiliki 18 perusahaan pembibitan sawit pada tahun 2020.
  • Kapasitas produksi benih/kecambah kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dari sekitar 120 juta kecambah menjadi sekitar 250 juta kecambah selama periode tahun 2000-2020.
  • Industri perbenihan kelapa sawit di Indonesia mampu merubah posisi Indonesia dari excess demand menjadi excess supply.
  • Implementasi kebijakan moratorium izin baru perkebunan kelapa sawit berimplikasi pada penghentian ekspansi perkebunan sawit korporasi di Indonesia dan menyebabkan penjualan benih mengalami penurunan yang cukup signifikan.
  • Struktur pasar benih sawit di Indonesia lebih mengarah pada struktur pasar persaingan monopolistik, dimana dasar persaingan bukan didominasi harga tetapi juga variabel diluar harga seperti mutu, promosi, networking, dan sistem pembayaran.

Strategi Industrialisasi dan Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit – Jurnal PASPI Volume 22 Tahun 2021

  • Industri sawit nasional harus meningkatkan produktivitas untuk menjaga eksistensinya di masa depan dan memenuhi aspek keberlanjutan serta menangani isu deforestasi.
  • Terdapat peluang yang luas untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional dengan cara memperbaiki kultur teknis sesuai GAP atau melakukan replanting.
  • Strategi peningkatan produktivitas kelapa sawit menunjukkan naiknya level industrialisasi dari factor-driven ke capital-driven dan innovation-driven.
  • Strategi peningkatan produktivitas parsial (GAP) ditujukan pada kebun sawit TBM dan TM, sedangkan strategi peningkatan produktivitas total (replanting) ditujukan pada kebun kelapa sawit yang berumur tua atau renta.
  • Dalam kombinasi strategi S1 dan S2, rata-rata produktivitas sawit nasional diharapkan mencapai setidaknya 6 ton minyak per hektar sebelum tahun 2050.
  • Dengan luas kebun sawit nasional tetap, volume produksi minyak sawit bisa mencapai 97,8 juta hektar atau dua kali lipat dari produksi tahun 2018.
  • Peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional memerlukan strategi yang konsisten dan berkelanjutan.

Minyak Sawit adalah Minyak Nabati yang Paling “Berminyak” di Dunia – Jurnal PASPI Volume 9 Tahun 2021

  • Kelapa sawit, kedelai, rapeseed, dan bunga matahari adalah empat tanaman minyak nabati utama yang menghasilkan sekitar 90 persen minyak nabati dunia.
  • Kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya karena memiliki produksi minyak paling besar, meskipun memiliki luas areal kebun yang paling kecil dibandingkan dengan tanaman minyak nabati yang lain.
  • Keunggulan tanaman kelapa sawit juga meliputi produktivitas yang tinggi dan morfologi tanaman yang berbentuk pohon dan tergolong sebagai tanaman tahunan dengan siklus penanaman panjang hingga 25-30 tahun, yang berimplikasi pada kemampuannya dan memiliki kapasitas “paru-paru ekosistem” yang lebih besar dan lebih sustainable dalam jangka panjang.
  • Meskipun besaran penyerapan karbon dioksida dan produksi oksigen ketiga tanaman minyak nabati lain tidak diketahui datanya, namun jika mengikuti proporsi produktivitas minyak diatas dan bentuk/morfologi tanaman diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan tanaman kelapa sawit,
  • Selain itu, kelapa sawit juga lebih efisien dalam penggunaan input produksi (pupuk nitrogen, pupuk fosfat, pestisida/herbisida, dan energi) dan lebih ramah lingkungan karena polusi/residu air/tanah dan emisi GHG ke udara juga lebih rendah.

Peningkatan Produktivitas Minyak Sawit yang Berkelanjutan – Jurnal PASPI Volume 10 Tahun 2019

  • Langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas minyak sawit: kultur teknis, replanting, dan kelembagaan organisasi petani sawit.
  • Replanting lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dibandingkan dengan kultur teknis.
  • Peningkatan produktivitas juga dapat dilakukan dengan memisahkan pabrik PKS yang mengolah minyak sawit untuk food grade dan non food grade.
  • Minyak sawit dari perkebunan negara dan swasta diprioritaskan untuk industri pangan.
  • Minyak sawit dari perkebunan rakyat diprioritaskan untuk bahan baku biohidrokarbon.

Keproduksian Kelapa Sawit untuk Peningkatan Produktivitas Kebun Sawit Rakyat – Jurnal PASPI Volume 2 Tahun 2019

  • Petani terlibat dalam mengusahakan kebun sawit sejak tahun 1980-an melalui berbagai pola kemitraan yang diterapkan pemerintah.
  • Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih bergantung pada pemanfaatan kondisi lahan dan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
  • Lahan mineral di Indonesia dengan curah hujan 1750-3000 mm, bulan kering <1 bulan, elevasi 0-200 m, kemiringan <8%, tekstur tanah lempung berdebu, lempung liat berpasir, dan dengan kemasaman tanah (pH) 5,0-6,0 sangat cocok digunakan sebagai perkebunan kelapa sawit.
  • Selain lahan mineral, Indonesia juga memanfaatkan lahan gambut yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk budidaya kelapa sawit.
  • Kondisi lahan Indonesia yang sesuai mampu menghasilkan tingkat produksi kelapa sawit mencapai 35 ton TBS/Ha pada umur remaja tanaman sawit dengan tingkat rendemen CPO 24 persen.
  • Proses pemupukan pada budidaya kelapa sawit harus dilakukan dengan tepat dosis/jumlah, tepat jenis pupuk, tepat waktu, dan sesuai kebutuhan tanaman pada setiap umurnya untuk mengoptimalkan tingkat produksi.
  • Pemupukan tanaman kelapa sawit dibedakan berdasarkan jenis lahan perkebunan karena karakteristik tanah dan kandungan unsur hara yang berbeda sehingga dibutuhkan komposisi yang berbeda antara pupuk untuk lahan mineral, lahan gambut, dan lahan sulfat masam.

Replanting Mendukung Upaya Keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit – Jurnal PASPI Volume 15 Tahun 2018

  • Perkembangan kelapa sawit di Indonesia sedang memasuki tahap kedua yaitu peningkatan produktivitas.
  • Peningkatan produktivitas kelapa sawit akan memperbaiki citra Indonesia dan mengurangi deforestasi dan hilangnya biodiversitas.
  • Peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat dapat dilakukan dengan perbaikan kultur teknis atau penggunaan bibit unggul saat proses replanting.
  • Program intensifikasi pertanian kelapa sawit dengan perbaikan kultur teknis dan replanting menggunakan bibit unggul akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional menjadi 4.4 ton/hektar pada tahun 2020 dan 7.42 ton/hektar pada tahun 2050.
  • Pola kemitraan dapat dimanfaatkan kembali untuk mensukseskan program replanting kelapa sawit rakyat. Perusahaan inti dapat membantu teknis budidaya dan mengawasi proses replanting dengan model peremajaan underplanting yang sesuai untuk kondisi sosial ekonomi petani sawit rakyat.

FAQs

Berapa kali pohon sawit panen dalam sebulan ?

Apa syarat tumbuh kelapa sawit ?

Berapa ton minyak sawit dihasilkan dalam 1 hektar perkebunan sawit ?

Kenapa perkebunan kelapa sawit tidak banyak di pulau jawa?

Berapa lama umur pohon kelapa sawit ?

Jenis sawit apakah yang bagus ?

Share
5 1 vote
Berikan Rating Untuk Artikel Ini
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Annas
Annas
17/03/2023 12:50 PM
Berikan Rating Untuk Artikel Ini :
     

memberikan pemahaman baru bahwa produktivitas sawit akan menjadi indikator utama pada perkebunan kelapa sawit

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x