Universitas Lambung Mangkurat

Profil Universitas Lambung Mangkurat (2023)

Profil Universitas Lambung Mangkurat

Pembentukan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tidak terlepas dari sejarah perjuangan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Meskipun Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Belanda baru mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Dalam rentang waktu itu, Belanda berusaha untuk memulai penjajahan di Indonesia melalui upaya militer dan politik, namun upaya itu dapat ditolak oleh para pahlawan perjuangan kemerdekaan.

Salah satu wilayah yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan adalah Kalimantan Selatan. Pada 17 Mei 1949, Hasan Basry memproklamasikan Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan Selatan di Desa Niih Kandangan.

Pada acara reuni pada 3-10 Maret 1957, para pejuang membentuk Dewan Lambung Mangkurat dengan rencana kerja yang fokus pada pembangunan wilayah Kalimantan Selatan. Salah satu rencananya adalah mendirikan perguruan tinggi dengan nama Universitas Lambung Mangkurat.

Untuk mewujudkan rencana Dewan Lambung Mangkurat, pada pertengahan tahun 1958 dibentuklah Panitia Persiapan Pembentukan ULM dengan susunan panitia sebagai berikut:

  • Pelindung/Penasihat:
    • K.H. Idham Chalid (Wakil Perdana Menteri RI)
    • Ir. P. Muhammad Noor (Menteri Pekerjaan Umum & Tenaga)
    • Kol. Kusno Utomo (Panglima Teritorial VI Tanjung Pura)
    • Milono (Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Timur)
    • Mr. Burhanuddin (Direktur Bank Indonesia)
    • H.M. Hanafiah (mantan Menteri Agraria)
  • Ketua Umum: Letkol. H. Hasan Basry
  • Ketua I: Sarkawi (Gubernur Kalimantan Selatan)
  • Ketua II: Maksid (Kepala Daswati I Kalimantan Selatan)
  • Ketua III: Tjilik Riwut (Gubernur Kalimantan Tengah)
  • Sekretaris Umum: Notaris Kho Boen Tian
  • Sekretaris I: Drs. Asful Anwar
  • Sekretaris II: Drs. Baderun Aran
  • Sekretaris III: Drs. A. D. Patianom
  • Bendahara I: Djantera (Anggota DPT Tingkat I Kalimantan Selatan)
  • Bendahara II: Waldenar August Narang
  • Pembantu Umum: A. Sinaga, Drs. Tan Tjin Kie, Mr. Soejono Hadidjoyo, Mr. Ong Tjong Hauw, H. Abdurrachman Is

Pada tanggal 21 September 1958, Panitia Persiapan berhasil meresmikan berdirinya ULM. Letnan Kolonel Hasan Basry dipilih sebagai Presiden pertama dan dijabat sebagai Rektor, sedangkan Mayor Abdul Wahab Syahranie sebagai wakil Rektor dan Drs. Asful Anwar sebagai Sekretaris. Mereka didukung oleh Dewan Kurator yang dipimpin oleh Sarkawi, Gubernur Kalimantan Selatan, dan H. Abdurrachman Ismail, M.A sebagai Sekretaris.

ULM pada awalnya terdiri atas 4 fakultas, yaitu

  • Fakultas Hukum
  • Fakultas Ekonomi
  • Fakultas Sosial dan Politik
  • Fakultas Islamologi.

Setelah berdirinya ULM, tugas Panitia Persiapan telah selesai dan pengurusan selanjutnya diterima oleh Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat yang didirikan dengan Akte Notaris No. 57 tanggal 12 Februari 1959. Yayasan ini dipimpin oleh Hadji Maksid, Kepala Daswati I Kalimantan Selatan.

Struktur pimpinan Yayasan terdiri dari Kepala Daerah Swatantra tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Ketua, Kepala Daerah Swatantra tingkat I Kalimantan Tengah sebagai Wakil Ketua I, Kepala Staf Komando Daerah Militer Kalimantan Selatan sebagai Wakil Ketua II, Kho Boen Tian sebagai Sekretaris I, Sekretaris Daerah Swatantra tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Sekretaris II, Sekretaris Daerah Swatantra tingkat I Kalimantan Tengah sebagai Sekretaris III, Kho Sek Beng sebagai Bendahara I, Waldenar August Narang sebagai Bendahara II, dan Djantera sebagai Bendahara III.

Selain itu, ada juga beberapa Komisaris, seperti Kepala Staf Komando Daerah Militer Kalimantan Tengah, Kepala Daerah Swatantra tingkat II Banjarmasin, Kepala Polisi Negara Kalimantan Selatan, Ketua Majelis Perusahaan & Perniagaan Kalimantan Selatan, Mahir Mahar, Hadji Mohammad Sam’ani Asnawie, Hadji Sibli Imansjah, Abubakar, Hadji Achmad Gazali, Anang Atjil, dan Utuh Darham.

Universitas Lambung Mangkurat telah ditetapkan sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang merupakan hasil dari usaha kerjasama antara Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan dan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat.

Pada tanggal 1 November 1960, Universitas Lambung Mangkurat resmi diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi sebuah perguruan tinggi negeri berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1960. Saat itu, universitas terdiri dari empat fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, dan Fakultas Pertanian. Fakultas Islamologi kemudian diserahkan kepada Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta dan berkembang menjadi IAIN Antasari. Fakultas Pertanian sendiri baru mulai menyelenggarakan pendidikan pada tanggal 3 Oktober 1961.

Setelah berstatus sebagai perguruan tinggi negeri, Presiden Universitas Lambung Mangkurat dijabat oleh Letkol H. Hasan Basry dan Drs. Asful Anwar sebagai Sekretaris. Berikut ini adalah program pendidikan yang diselenggarakan di masing-masing fakultas:

  1. Fakultas Hukum menyelenggarakan pendidikan Ilmu Hukum, dengan ketua fakultas Mr. Soejono Hadidjoyo dan sekretaris Mr. Ong Tjong Haw (A.M. Rahmanata, S.H).
  2. Fakultas Ekonomi menyelenggarakan pendidikan Jurusan Ekonomi Umum (Ekonomi Nasional) dan Jurusan Ekonomi Perusahaan, dengan ketua fakultas Prof. Soemadio dan sekretaris Drs. Go Tjiaw Tiong (Drs. Bob Goenadhi).
  3. Fakultas Sosial dan Politik menyelenggarakan pendidikan Jurusan Pemerintahan/Tata Praja dan Jurusan Publisistik, dengan ketua fakultas Drs. Asful Anwar dan sekretaris Drs. Lie Han Po (Drs. Djohansyah Rusli).
  4. Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan menyenggarakan pendidikan Bahasa dan Sastera Indonesia, Bahasa dan Sastera Inggeris, Sejarah Budaya, Pendidikan Jasmani dan Ilmu Pasti, dengan ketua fakultas Gardjito, S.H

Penyelenggaraan pendidikan di Fakultas Hukum, Ekonomi, dan Sosial Politik didukung oleh Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat, sehingga dapat menarik dosen-dosen terbaik dari Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.

Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan di Banjarbaru. Selain menyediakan dana untuk operasional pendidikan, yayasan juga membangun empat gedung perkuliahan pada tahun 1960. Gedung-gedung ini awalnya direncanakan untuk digunakan oleh beberapa fakultas seperti Hukum, Ekonomi, Sospol, dan Pertanian. Namun, pada akhirnya hanya Fakultas Pertanian yang memanfaatkannya pada tahun 1960, kemudian digunakan oleh Fakultas Perikanan dan Kehutanan pada tahun 1964, dan oleh Fakultas Teknik pada tahun 1965.

Pada tahun 1971, Fakultas Hukum mulai menjalankan program studi dalam bidang Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, dan Hukum Perdata. Pada tahun 2000, program magister Ilmu Hukum dibuka, dan pada tahun 2008 program profesi Notariat dibuka bersama dengan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Fakultas Sosial Politik telah berkembang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang saat ini menawarkan program studi Ilmu Pemerintahan, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Niaga, dan Ilmu Komunikasi. Sementara itu, Fakultas Ekonomi juga telah berkembang dengan menawarkan program studi Akuntansi, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Manajemen, Ilmu Ekonomi, dan Studi Pembangunan.

Inilah sejarah perkembangan penting ULM sejak menjadi perguruan tinggi negeri hingga sekarang.

POC Universitas Lambung Mangkurat – Event Report

Event report program Palm O Corner kolaborasi dengan ULM, pengunjung dapat mengakses materi-materi narasumber program POC ULM tiap tahunnya. Untuk mendapatkan informasi seputar Palm O Corner, anda dapat mengunjungi link ini.

POC Universitas Lambung Mangkurat 2021 Live Streaming Video

POC Event Report

Palm O corner event report

POC 2021
PALM O'CORNER DI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tema : Industri Sawit dalam Pencapaian SDGs di Kalimantan Selatan
Tanggal : September 11, 2021
Jam : 09:00 WIB
Tempat/Lokasi Acara : Zoom Webinar
Partner Acara : Universitas Lambung Mangkurat
Narasumber :
  1. Prof. Ir. H. Luthfi Fatah, M.S., PhD (Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat)
  2. Bapak Totok Dewanto (Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan)
  3. Dr. Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif PASPI)
Materi Narasumber :
Karya Video :
Karya Artikel :
Palm o corner quiz