Pendahuluan : Industri Minyak Sawit Kalimantan Timur Berkelanjutan
Berbagai kalangan akademisi dan Gubernur Kalimantan Timur Prof. Dr. H. Awang Faroek Ishak, telah lama mengingatkan bahwa sumberdaya alam tak terbaharui seperti tambang, minyak dan gas yang dimiliki Kalimantan Timur akan segera habis sehingga tidak dapat menjadi andalan pembangunan ke depan. Oleh karena itu, Kalimantan Timur harus segera mengembangkan sektor-sektor yang berbasis sumber daya yang dapat diperbaharui dan berkelanjutan sebagai masa depan Kalimantan Timur.
Kami melihat industri minyak sawit dapat menjadi salah satu penopang masa depan Kalimantan Timur. Meskipun Kalimantan Timur masih tergolong baru dalam industri minyak sawit nasional, saat ini Kalimantan Timur sudah berhasil menempati posisi lima besar sentra sawit nasional, bahkan diproyeksikan ke depan Kalimantan Timur akan menjadi sentra utama industri sawit nasional.
Industri minyak sawit yakni perkebunan sawit dan industri hilirnya menghasilkan bahan pangan (oleofood), biomaterial (ratusan produk), bioenergi (biodiesel, biopremium, biogas, bioavtur, biolistrik) dan jasa lingkungan (penyerapan karbondioksida, penghasil oksigen, peningkatan biomas lahan, konservasi tanah dan air). Sehingga dengan mengembangkan industri minyak sawit, Kalimantan Timur sudah mempersiapkan masa depan yakni habis minyak dan gas yang “di bawah” tanah, sudah siap digantikan minyak dan gas yang “di atas” tanah yakni energi baru terbarukan berbasis sawit.
Berdasarkan pengalaman daerah-daerah yang lebih dahulu mengembangkan industri minyak sawit dan termasuk pengalaman Kalimantan Timur, kontribusi industri sawit bagi penciptaan kesempatan kerja, percepatan ekonomi daerah, pengurangan kemiskinan, dan lain-lain cukup besar. Hal ini juga telah memperoleh pengakuan baik dari berbagai peneliti maupun lembaga-lembaga internasional. Tentu saja, Kalimantan Timur tidak hanya sekadar menjadi sentra industri minyak sawit nasional saja. Kita ingin Kalimantan Timur menjadi sentra industri minyak sawit yang berkelanjutan, hijau dan inklusif baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang menjadikan Kalimantan Timur sebagai ekonomi hijau (green economy).
Demikian juga dalam konteks kerjasama MEA, Kalimantan Timur ditargetkan menjadi zona industri minyak sawit hijau (green palm oil zone). Untuk mencapai hal tersebut tentu butuh waktu melakukan perbaikan terus menerus dan berkelanjutan. Proses pencapaian tersebut akan dimungkinkan berjalan lebih cepat sekiranya para pelaku sawit di Kalimantan Timur memiliki pandangan, langkah, serta gerakan yang sinergi, sehingga peran Pemerintah Daerah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan progress kegiatan dapat berjalan lebih terarah dan komprehensif. Dalam konteks ini, para pelaku sawit perlu menyatukan korporasinya dalam wadah asosiasi yang telah ada, yaitu GAPKI.
Buku ini diterbitkan dengan maksud memberi informasi bagaimana perkembangan industri minyak sawit Kalimantan Timur sampai saat ini dan menuju ke depan. Buku ini berjudul: “Industri Minyak Sawit Kalimantan Timur Berkelanjutan: Menghijaukan Borneo Timur Menjadi Ekonomi Hijau”. Terdiri atas enam bagian yakni: Bagian Pertama (Memerlukan Transformasi Perekonomian dari Tak Berkelanjutan ke Berkelanjutan), Bagian Kedua (Industri Minyak Sawit dalam Perekonomian Kalimantan Timur), Bagian Ketiga (Industri Minyak Sawit dalam Pembangunan Daerah Pedesaan Kalimantan Timur), Bagian Keempat (Kontribusi Industri Minyak Sawit dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Kalimantan Timur), Bagian Kelima (Tata Kelola Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalimantan Timur) dan Bagian Keenam (Kalimantan Timur Menuju Sentra Utama Industri Minyak Sawit).
Kami berharap seluruh masyarakat dan Pemerintah Kalimantan Timur dapat memberi dukungan dan masukan untuk perbaikan terus menerus industri Minyak Sawit Kalimantan Timur kedepan.